24.2.15

Tips Mengatasi Balita Yang Suka Menendang




Hai bunda...balita anda suka menendang? Nah berikut ini tips mengatasi balita yang suka menendang, semoga bermanfaat...
Secepat kilat kakinya menyasar apa saja setiap kali keinginannya tidak terpenuhi. Balita sedang belajar tentang dalil sebab akibat. Ia melihat dampak dari perbuatannya, termasuk juga menendang.

Anak mengamati efek tendangannya bisa memicu reaksi. Sekalipun tendangannya tidak keras, tetapi bisa menyebabkan orang di dekatnya terkejut dan benda-benda kecil berantakan. Hasil pengamatan ini yang kemudian membuat anak menggunakan tendangan sebagai salah satu cara menyatakan ketidaknyamanan, kekesalan atau putus asa.

Nah, di sini sebaiknya Anda peka dan tepat menangani balita sebelum ia terbiasa menggunakan tendangan untuk mencapai maksud tertentu. Apa yang bisa Anda lakukan? Jangan cuma memastikan tidak ada benda yang bisa ditendangnya.  Bantu dia memahami yang Anda harapkan darinya.
  • Segera bertindak sejak pertama kali melihat balita menendang sesuatu. Jangan biarkan ia mengulangi kelakuannya. “Stop Nak, jangan ulangi lagi!” Peringatan ini bisa membuat balita berhenti menendang.
  • Kendalikan reaksi seperti mengomel, mencubit, atau mencapnya sebagai anak nakal. Kalau Anda bereaksi seperti itu berarti Anda justru memberikan contoh padanya bahwa ada cara lain untuk mengungkapkan kekesalan. Sebaliknya ketika ia melihat Anda tetap tenang, ia akan mencontoh cara Anda bereaksi. 
  • Tetapkan konsekuensi ketika balita menendang teman atau kakaknya saat bermain. Ajak ia segera menjauh, dan jelaskan konsekuensi dari perbuatannya. “Kamu boleh main lagi, jika tidak menendang. Sekarang, duduk dulu bersama ibu sampai kamu tenang.” Hindari penjelasan yang mengajaknya berempati, misalnya, “Kalau kamu yang ditendang gimana?” Pada usia ini, anak belum memiliki kematangan kognitif untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Tetapi dia secara mudah bisa memahami konsekuensi yang harus dialaminya.
  • Konsisten dan pastikan Anda selalu melakukan hal yang sama setiap kali balita melancarkan jurus tendangan kungfunya. Hanya dengan proses yang selalu sama polanya, anak usia ini bisa memahami konsekuensi yang diterima akibat perbuatannya.
Asah Benar. Menendang adalah bagian dari perkembangan psikomotor anak sehingga gerakan ini harus diasah. Terlebih jika pendekar cilik Anda termasuk aktif bergerak. Cara yang tepat untuknya antara lain
  • Aktivitas luar ruang agar anak leluasa melatih semua gerakan motorik kasar, termasuk menendang bola. 
  • Pastikan faktor keamanan supaya ketika ia berlatih menendang tidak menghadapi risikonya terluka.
  • Ciptakan kesempatan menendang-nendang benda yang memang khusus disediakan. Seperti tumpukan kardus, botol-botol plastik. Pastikan anak mengenakan alas kaki untuk mencegah cedera.
  • Tendang angin adalah cara paling sederhana melatih anak. Tetapi aktivitas ini justru membutuhkan kemampuan mengatur keseimbangan tubuh yang baik.
Belajar Ungkap Keinginan. Setelah emosinya mereda, beritahu dia untuk meminta maaf atas perbuatannya. Sadarkan dirinya bahwa sekalipun marah, ia tidak boleh main tendang sesukanya. Lebih baik ia melakukan hal lain ketika kesal, sedih atau putus asa. Ajarkan anak mengungkapkan keinginannya secara langsung. Di usia 1 – 2 tahun, anak belum bisa membuat kalimat lengkap. Tetapi, paling tidak, dia bisa mengatakan “Jangan” atau “Pinjam” untuk membuat kakak atau temannya mengerti keinginannya. Mengalihkan perhatian anak pada mainan atau hal lain, berisiko membuatnya keliru memahami situasi. Atau justru merasa tidak perlu menyatakan perasaan tidak nyamannya, yang justru dapat memicu masalah lain dalam perkembangannya kelak.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment