9.2.15

Mengapa Anak Suka Melepeh Makanan???



Hai bunda... balita anda suka melepeh makanan? Kenapa yaa??? Berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...

Melihat balita makan dengan lahap dan membuka mulut untuk suapan berikutnya, tentu membuat hati semua orangtua senang. Selain rasa bangga karena ia menyukai makanan yang Anda buat, kebahagiaan makin lengkap karena anak membuktikan kemampuannya untuk menerima makanan tanpa gangguan. Namun, bagaimana bila yang terjadi justeru sebaliknya? Membuka mulut saja sulit, begitu makanan masuk, tak lama keluar lagi. Padahal, di usia ini anak membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak, karena ASI saja tidak cukup. Selain memahami bahwa melepeh merupakan proses anak belajar makan, inilah alasan yang perlu Anda pahami agar mendapatkan solusi yang tepat. 

Terlalu banyak

Coba ingat lagi, apakah isi makanan dalam sendok anak Anda selalu penuh atau Anda terlalu ‘bersemangat’ saat menyuapinya? Tenang, Bunda, tak perlu menggebu-gebu, anak belum mampu menerima suapan yang terlalu banyak. Selain itu, ia belum bisa menjelaskan bahwa dirinya sudah kenyang. Maka, jangan heran bila ia melepeh terus bahkan sampai muntah, dan pada akhirnya banyak makanan yang tersisa dalam piringnya.
Sebaiknya, sesuaikan porsi makan anak. Porsi nasi yang pas menurut Sarah Hampl, MD., dokter anak dan pakar obesitas dari Amerika, adalah sebesar kepalan tangan mereka, begitu pula dengan porsi buah dan sayur. Sedangkan porsi daging adalah sebesar telapak tangan anak per sekali makan.

Masih sensitif terhadap rasa

Inilah alasan Anda belum membutuhkan pemberian bumbu tajam, baik yang terlalu manis maupun terlalu asin, karena dapat membuat si kecil menjadi anak yang gemar pilih-pilih makanan (picky eater). Hasilnya, ia tak akan ragu melepeh makanan yang ia rasa tidak enak.
Sebaiknya, kenalkan ia pada makanan baru secara perlahan, yaitu dengan mencampur bahan makanan yang sudah ia kenal dengan jenis bahan makanan baru. Atau, sediakan beberapa alternatif. Misalnya mie, roti, atau mashed potato sebagai pengganti nasi.

Tidak mau dipaksa
Lagi asyik bermain, tiba-tiba Anda mengajak anak pulang dengan alasan harus makan. Wajar bila ia kemudian merajuk, sebab menurutnya, Anda telah menghentikan kesenangannya. Sesampainya di rumah, bukannya makan dengan lahap, ia malah menyembur makanan dari mulutnya. Dalam kasus ini, melepeh merupakan bentuk perlawanan diri balita Anda akibat pemaksaan yang Anda lakukan.
Sebaiknya, tentukan waktu makan Anak dan hindari memberi makan saat ia bermain. Sebab selain membuatnya jadi hobi melepeh, ia tak akan mendapatkan nutrisi dan vitamin yang harusnya diserap oleh tubuhnya. Hindari pula memberi camilan yang mengenyangkan menjelang waktu makan karena hanya akan membuat jadwal makan anak Anda berantakan.

Perhatiannya ‘dicuri’

Selain agar tidak merasa dipaksa, membuat jadwal makan juga berguna untuk menghindari perhatian anak teralihkan. Misalnya, ia hobi makan sambil nonton TV, begitu ia lihat film favoritnya diputar, tanpa ragu dirinya akan memilih untuk duduk manis menonton, lalu menolak sampai melepeh makanannya.
Sebaiknya, budayakan aturan untuk makan di meja makan. Kegiatan ini bertujuan agar anak fokus melahap makanannya dan menikmati tekstur makanan yang masuk ke mulutnya.

Sedang sakit
Biasanya, indera pengecapan anak terganggu saat tubuhnya sedang dalam keadaan tidak sehat. Semua makanan yang masuk ke mulut cenderung hambar, sehingga membuatnya melepeh makanan. Belum lagi kalau ada sariawan dalam mulutnya.
Sebaiknya, berikan makanan lembut yang mudah ia telan, seperti bubur, sup, atau jus buah. Jika ia tetap menolak, segera bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan asupan nutrisi dan vitamin yang ia perlukan melalui obat-obatan maupun cairan infus.

Makanan "berbahaya"
Hati-hati saat memberi makanan untuk balita Anda. Sup yang terlalu panas atau duri ikan yang masuk ke mulut bisa membuat si kecil otomatis melepeh makanannya.
Sebaiknya, diamkan beberapa saat makanan yang baru saja dimasak sebelum memberikannya pada anak. Jika ingin memberikan ikan, pastikan Anda sudah terlebih dahulu membuang durinya atau pilih saja ikan fillet.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment