28.3.16

Biarkan Anak Berkembang Sesuai Keunikan Dirinya

Bunda, bahkan kembar identik pun memiliki karakter yang berbeda. Tidak ada dua individu yang sama. Mereka sama dalam beberapa hal namun bisa sangat berbeda dalam hal yang lain. Perbedaan ini berkaitan dengan keunikan individu seperti keunikan sidik jari.
Keunikan pribadi setiap anak bukan hanya diperuntukkan untuk ayah ibunya. Bukan sekedar perbedaan personalitas antara satu anak dengan anak lainnya. Keunikan setiap pribadi berkaitan dengan visi misi penciptaan. Lahirnya bayi dari rahim ibu diikuti oleh lahirnya grand design dari Sang Pencipta. Grand design sebagai khalifah yang menunaikan visi misi di semesta lingkungannya masing-masing.
Sahabat Ummi, anak-anak lahir dari rahim kita bukan atas keinginan kita, bukan karena keinginan anak-anak juga. Kehendak Allah Swt adalah penentu utama kita melahirkan mereka dan mereka lahir dari rahim kita. Tanggung jawab kita adalah menjalani proses bersama anak agar visi misi penciptaan mengejawantah dalam setiap langkah pendidikan.
Untuk itu perlu kiranya, Sahabat Ummi, kita mengenal dan mengembangkan keunikan anak sebagai pribadi. Berikut ini beberapa rekomendasi langkah untuk lebih menyelami pribadi anak agar mereka tumbuh dan berkembang sesuai takdir keunikan dirinya.
Discovering ability harus menjadi hobi setiap ayah dan ibu. Meluangkan waktu setiap hari untuk mengamati perilaku anak, kecenderungan hobi baru, atau hal-hal yang menarik perhatiannya. Gunakan cara memandang yang positif untuk menemukan sisi keunggulan atau keunikan anak. Terus menggali semakin dalam, mencermati motif di balik minat dan hobi, kalau perlu mencatatnya dalam sebuah portofolio akan membantu kita menemukan peta “harta karun” potensi yang tersimpan dalam diri anak.
Apa manfaat menjelajah kemampuan anak (discovering ability)? Akan terbangun konsep diri positif pada anak untuk mereduksi kelemahannya. Ketika anak merasa bahwa dirinya bisa itulah saat ia mereduksi kelemahan dan melejitkan keunggulannya. 







 
   
2. Menyimak dan mengajukan pertanyaan
Ini berkaitan dengan membangun komunikasi dengan anak. Konektivitas yang efektif dan positif. Ya, menyimak dan mengajukan pertanyaan terkait bagaimana anak berpikir dan merasakan peristiwa dalam hidup mereka. Semakin kita menyimak dan menyelami perasaannya dengan sikap yang terbuka semakin terbuka peluang bagi kita menemukan sisi keunikan anak.
Menyelami cara berpikir dan latar belakang situasi perasaan anak merupakan bentuk lain dari menjelajah kemampuan anak. Akan terungkap motif-motif tertentu mengapa ia memiliki kecenderungan yang berbeda dengan anak-anak lain. Perbedaan ini bukan hal yang memalukan sehingga ia harus dikubur oleh standarisasi pencapaian semu. Justru dengan keunikan itulah anak berbenah menjadi dirinya sendiri.
3. Mengamati dan menjadi komentator yang baik
Aktivitas ini semestinya menyenangkan kita. Saat anak bermain boneka, kejar-kejaran, mewarna, menendang bola -- dan kita menjadi penontonnya. Menikmati dan merasakan keceriaannya seolah kita menjadi anak-anak. Memberikan mereka pujian dan dorongan.
Apa hanya itu? Dengan menjadi penonton, mengamati, dan memberi komentar yang tidak selalu mengkritik sesungguhnya kita sedang menyelami diri anak di balik aktivitas bermainnya. Kita mencermati jiwa di balik aktivitas itu. Ternyata kita menemukan tata nilai kesadaran yang mendorong setiap aktivitasnya. Tata nilai inilah yang menjadi bahan dasar pembentuk keunikan setiap anak.
4. Menjadikan rumah sebagai surga bagi anak
Ya. Rumah yang bagai surga. Bukan terutama rumah yang disesaki oleh berbagai fasilitas dan barang-barang yang belum tentu berguna. Rumahku surgaku tercipta ketika setiap individu menghargai, mengasihi, mencintai yang lain. Suasana terjalin oleh sikap saling menumbuhkan dan mendukung. Inilah atmosfir yang dibutuhkan anak menjadi pribadi yang keunikan dirinya diakui dan diakomodasi.
5. Mendoakan anak
Doa orangtua kepada anaknya seperti doa seorang nabi kepada umatnya. Karena itu, Sahabat Ummi, sebelum Allah Swt memaparkan hikmah pendidikan Luqman kepada anaknya, diawali oleh sikap syukur. Kita seyogyanya bersyukur terlebih dahulu sebelum melakukan ikhtiar menemukan keunikan anak. Syukur yang memiliki makna syukur. Bahwa kita dititipi buah hati yang tidur lelap di pangkuan kita yang karakter, keunikan, dan DNA-nya tiada duanya di dunia. Kita menerimanya secara utuh dan apa adanya.
Jadi doa-doa kita kepada anak tidak terutama dilandasi oleh sikap egoisme agar anak menjadi dan meraih ini-itu sesuai obsesi yang belum tentu sejalan dengan visi misi penciptaan Allah. Doa kita adalah ungkapan syukur: berisi permohonan diberi kesabaran, ilham, petunjuk agar setiap keputusan tidak bertentangan dengan-Nya. Kepada anak kita mohonkan agar keunikan dirinya bukan hanya menjadi pembeda dengan orang lain, melainkan menghadirkan manfaat  bagi diri dan lingkungannya. Semoga. (sumber : Ummi online)
 

ASI Membantu Si Kecil Tidur Nyenyak







 Moga Bermanfaat yaa....



Bunda, siapa yang tak ingin si kecil nyenyak, nyaman dan pulas dalam tidurnya? terutama di malam hari saat tubuh membutuhkan istirahat dari berbagai kesibukan di siang hari. Apalagi kekurangan tidur bisa membuat badan lesu dan kurang sehat.
Terkadang ada yang memberikan susu formula atau asupan makanan lain sebelum si kecil pergi tidur untuk membuat si kecil kenyang lebih lama dan tidur nyenyak. Ini boleh-boleh saja dilakukan, namun ketika usia si kecil masih di bawah 6 bulan, pemberian makanan selain ASI bisa mengganggu pencernaannya sehingga ia rentan terkena infeksi. Selain itu, intensitas menyusu si kecil akan berkurang dan menyebabkan volume produksi ASI Bunda juga berkurang.
Nah... untuk para orang tua, ada kabar gembira karena ternyata ASI memiliki peran dalam membantu si kecil tidur nyenyak, terutama di waktu malam. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Cristina L. Sanchez; seorang peneliti di Chrononutrition Laboratory Universitas Extremadura dan dirilis dalam Jurnal Nutritional Neuroscience, komposisi ASI selalu berubah-ubah dalam 24 jam karena menyesuaikan kebutuhan si kecil. Salah satunya, ASI mengandung nukleotida yang berperan penting dalam mengatur waktu tidur si kecil secara teratur. (sumber : Ummi online)

17.3.16

Tips Mengatasi Anak Yang Susah Makan



Hai bunda,... berikut ini tips mengatasi anak yang susah makan, semoga bermanfaat...

Anak susah makan merupakan permasalahan yang sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yang sulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau pilih-pilih makanan.
Ketika si kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikan makanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh kembang.
FaKtor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak disukai.

Bagaimana mengatasinya?

Mungkin ada beberapa catatan penting yang terlewatkan oleh Anda saat memberi makan si kecil.Tips berikut mungkin dapat membantu Anda;
1. Coba sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak, jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Untuk contoh resep anda bisa mengikuti resep nasi goreng berikut: Resep Nasi Goreng Rumahan Spesial
4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.

5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.

Sumber : bidanku.com

14.3.16

Tips Mengajari Anak Agar Bisa Menerima Kekalahan


 Hai bunda,... berikut ini tips mengajari anak agar bisa menerima kekalahan, semoga bermanfaat ya?

Setiap orang tua pasti menginginkan anak untuk menjadi pemenang, meskipun demikian seringkali anda lupakan bahwa mengajarkan anak anda untuk menerima kekalahan adalah proses pembelajaran yang harus diterapkan semenjak dini. Dengan menerima kekalahan akan membentuk anak yang memiliki pribadi yang baik.
Dalam setiap kegiatan termasuk dalam perlombaan, kemenangan adalah suatu hal yang membanggakan akan tetapi kekalahan adalah proses yang harus anda dampingi sehingga anak anda tidak menjadi anak yang kurang percaya diri, tidak mau mencoba lagi, pesimis atau berputus asa. Oleh karena itu artikel kali ini akan mambantu anda untuk mengajari anak anda menerima kekalahan. Inilah Tips Ajari anak menerima kekalahan .
Sejak dini anak anda harus menerima kenyataan bahwa konsep kalah bukan berarti menjadi terburuk melainkan memahami kalah adalah proses belajar, meskipun terdengar sepele akan tetapi seringkali emosi anda ikut dalam kekalahan anak sehingga membuat anak anda kurang percaya diri.
1. Memahami Kekalahan
Kalah bukan berarti tidak juara. Pemahaman ini yang harus diberikan pada anak anda. Anda dapat mulai menjelaskan bahwa hasil akhir dari kompetisi bukan berarti tidak menjadi juara melainkan untuk tetap bersemangat, itu hanya sebuah permainan dan perjalanan masih panjang. Orang tua harus memahami bahwa kompetisi bukan karena hasil akhir sehingga anda pun akan mengajarkan anak anda untuk menghargai upaya untuk berprestasi.
2. Meluapkan Perasaan
Anda dapat mengajarkan anak anda untuk mengekspresikan kekalahan. Biasanya anak anda akan menangis, memukul, menendang bahkan berteriak. Meskipun sulit untuk menjaga perasaan saat kalah akan tetapi dengan mendampingi untuk meluapkan perasaan kekalahan yang sedang dialami, anda akan mendampingi dan mencintainya akan membuatnya kembali percaya diri.
3. Mengakui kekurangan
Akui kekurangan bukan berarti bahwa anak anda tidak jago melainkan mengajarinya untuk rendah hati, menghargai orang lain dan menerima sebuah kekalahan sebagai proses belajar. Dengan demikian tidak ada yang salah dengan sebuah kekurangan sehingga anda dapat memastikannya anak anda dapat mengenal dirinya dengan kekurangan yang dimiliki.
4. Menghargai Kerja Keras anak
Atmosfer dari lingkungan sekitar akan membantu dalam menerima kekalahannya sehingga peranan orang tua dalam menerima kekalahan anak. Mengatasi kekalahan bahwa kalah bukan berarti tidak menang melainkan proses kerja keras dan usaha, ketika anak mulai dihargai hasilnya akan membantu dalam segala prestasi untuk membuatnya percaya diri.
5. Fokus pada proses
Memberian motivasi ketika anak anda sedang berusaha keras meraih juara adalah salah satu cara yang terbaik akan tetapi apabila anda terlalu fokus pada hasil akhir yaitu menang atau kalah maka anak anda akan terbebani. Sehingga ajarkan anak anda untuk menghargai sebuah proses bukan hasil akhir, dengan begitu dia lebih mudah menerima kekalahan .
Dengan demikian pola asuh orang tua akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri, tidak mudah menyerah dan menerima kekurangan di dalam diri anak sehingga ketika mengikuti perlombaan dan kompetisi tidak membuat anak terbebani.

Sumber : bidanku.com

Tips Menghadapi Dan Mengatasi Anak Yang Susah Diatur


 Hai bunda,... berikut ini tips menghadapi dan mengatasi anak yang susah diatur, semoga bermanfaat ya?

Sewaktu bayi, sikecil adalah terlihat begitu menggemaskan, menginjak usia batita dikisaran usia 2-3 tahun mereka tumbuh menjadi pribadi yang begitu mengagumkan, memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar yang mana perilakunya ini tak jarang membuat ayah dan bundanya tertawa gemas. Seiring bertambahnya usia, sikecil menjadi pribadi unik yang memiliki harapan dan keinginan tersendiri dan bahkan keinginannya ini bisa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh ayah dan bunda.
Pada beberapa kasus, ayah dan bunda menemukan anaknya yang periang dan penurut tiba-tiba berubah menjadi pribadi yang mudah meledak, sentimentil, pembangkang, hiperaktif, agresif cengeng dan beberapa sifat yang kurang disenangi lainnya. Disinilah peran dan kesabaran ayah dan bunda sebagai orang tua tengah diuji.
Namun tak perlu cemas, kita perlu memahami bahwa sifat-sifat diatas adalah hal yang normal terjadi pada anak-anak. Sebagaimana orang dewasa yang tidak selalu sempurna, sikecil juga terkadang bisa berperilaku tidak menyenangkan dan dianggap menjengkelkan. Namun hal yang terpenting adalah mengajarkan batas-batas kewajaran pada sikecil adalah tugas wajib bagi seorang orang tua.

Penyebab Anak Susah Diatur

Apabila ayah bunda menemukan sikecil yang tiba-tiba menjadi pemarah, memiliki karakter negatif dan susah diatur, sebelum memarahinya dengan membabi buta, ada baiknya ayah dan bunda introspeksi terlebih dahulu, adakah karakter yang membuat sikecil merasa kurang diperhatikan, frustasi ataupun tertekan. Karena pada dasarnya, anak yang kurang diperhatikan akan melakukan hal apa saja agar ia mendapatkan perhatian orang tuanya dan orang-orang disekelilingnya. Jadi jangan heran ketika berada dikeramaian, kemudian tiba-tiba sikecil menjadi susah diatur dan cenderung pembangkang. Selain itu, alasan lainnya adalah karena anak tersebut mengalami permasalahan dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Atau bisa jadi ia adalah tipikal orang yang cenderung anti sosial yang menarik dirinya dari lingkungan.
Saat menghadapi anak yang sulit diatur, memarahinya bukanlah solusi cerdas untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, membiarkan anak terus berlaku seperti demikian, karena ayah dan bunda sudah lelah dengan perilakunya, juga bukanlah tindakan yang bijaksana. Sebagai orang tua, mendidik anak sudahlah menjadi kewajiban. Agar ayah dan bunda bisa mengatasi anak yang susah diatur.

Berikut tips pintar untuk mengatasinya :

1. Lakukan Pendekatan

Ketika anak rewel dan susah diatur, menanggapinya dengan keras dan panas tidaklah menyelesaikan masalah, sebaliknya anak malah akan semakin rewel dan sulit diatur. Ketika hal ini terjadi didean umum, maka ayah dan bunda akan sedikit kerepotan. Untuk itu, lakukan pendekatan secara halus dan mulai berikan ia nasihat yang bijak, buat ia mengerti apa yang diinginkannya bukanlah hal yang baik. jagalah kekonsistenan ayah dan bunda, seperti misalkan ketika ia menginginkan es krim, setelah ayah dan bunda melarangnya dengan mengatakan tidak, maka pertahankan hingga sikecil menurut. Dengan begitu nantinya anak akan mulai terbiasa dan menurut dengan perkataan ayah bunda.
2. Menunjukan Tekad yang Kuat
Selain konsitensi yang perlu dijaga, tekad yang kuat juga perlu ditunjukan. Saat dihadapkan pada pertengkaran yang sulit dnegan sikecil, orang tua harus senantiasa menunjukan tekad yang kuat. Hal ini penting, karena ketika kita mneyerah, meski tidak mengatakannya, anak-anak akan dapat mengetahui apakah mereka bisa menang atau tidak. Dengan tekad yang kuat anda harus memiliki kekuatan secara internal untuk menjauhkan sikecil dari hal-hal yang buruk untuknya. Anak-anak harus dapat melihat tekad dan kekuatan dari dalam diri orangtua untuk meluruskan ketika mereka salah serta mengetahui bahwa anda melakukannya atas dasar rasa sayang.
3. Buat Peraturan Khusus
Tips pintar lainnya yang bisa ayah dan bunda lakukan adalah dengan membuat peraturan khusus yang telah dibicarakan terlebih dahulu dengan sikecil. Peraturan ini tentunya memiliki konsekwensi agar anak berusaha menghindari perbuatan nakal tersebut. Semakin ayah dan bunda sabar maka anak-anak akan semakin mudah dikendalikan. Dan jangan lupa untuk memberlakukan peraturan yang telah dibuat agar sikecil tetap mengingat batasan-batasannya. Selain itu, selalu berikan ia penghargaan ketika ia melakukan hal-hal baik yakni dengan memberikannya  pujian.

Sumber : bidanku.com

11.3.16

Tips Agar Bayi Percaya Diri Untuk Berenang


Hai Ayah Bunda,... berikut ini tips agar bayi percaya diri untuk berenang, semoga bermanfaat ya?

Masih banyak orang tua ragu mengajak bayi nyebur ke kolam renang sehingga bayi pun jadi takut renang. Padahal, bermain air sungguh oke! Karenanya, bangun kepercayaan diri bayi agar berani berenang.

Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence, pelatih renang khusus bayi dari Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins , pelatih renang bayi dari Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar renang pada bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?

Bangun kepercayaan. Sebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi berenang adalah anak harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya di kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu tubuhnya menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di kolam renang tentulah luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda harus khawatir atau ragu-ragu untuk memulainya. Perhatikan sejumlah kiat berikut ini.

Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru bagi bayi Anda. Yang pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja anak menikmati tetesan demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga, asah kepekaan Anda biar bisa pas dengan keinginannya. Biasanya, suasana yang rileks (tidak tegang) plus segudang kreativitas bisa jadi magnet bagi anak untuk berlama-lama dalam air.

Setahap demi setahap. Memperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan secara bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk, sesekali biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya.

Begitu anak terlihat agak berani, barulah Anda gendong masuk ke dalam kolam. Biarkan anak merasa aman dan juga makin dekat dengan Anda. Lalu, ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan air. Dengan begitu, percikan-percikan air akan membasahi kalian berdua.

Tahap selanjutnya adalah mengajarinya melihat dasar kolam. Ini memang tahap awal bagi anak untuk berani memasukkan kepalanya ke dalam air. Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus menahan napas saat berenang kelak.

"Horeee... Aku bisa terbang". Nah, begitu kepercayaan diri anak sudah tumbuh, ajak bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang mengangkasa. Caranya? Tengkurapkan anak. Sangga dadanya dengan telapak tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan kanan. Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak menekuk dulu agar tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan begitu, ia juga akan merasa aman. Katakan, "Horeee... Aku bisa terbang."

Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda. Jadi, bayi Anda seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi seperti ini, ia bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah lebih berani lagi, minta anak membentangkan kedua tangannya. Kali ini, katakan saja, "Horeee... Aku jadi pesawat terbang."

Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak sesukanya. Gerakan kaki yang "memukul-mukul" permukaan air seakan-akan jadi baling-baling yang mendorongnya bergerak maju di air.

Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda pegang kedua tangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika inipun sudah dilakukannya dengan piawai, lepaskan anak dan biarkan dia berenang sendiri.

Sumber : ayahbunda.co.id

Tips Melatih Balita Percaya Diri



 Hai bunda,... berikut ini tips melatih balita percaya diri, semoga bermanfaat ya?

Dengan pembiasaan dan latihan rasa percaya diri berikut ini, keberanian anak untuk tampil akan tumbuh dan berkembang.  Karena untuk percaya diri balita membutuhkan waktu dan proses latihan serta kebiasaan.
  1. Biarkan anak yang memutuskan ia akan tampil atau tidak. Dalam suatu acara, jika ada kesempatan bagi anak-anak untuk tampil, tanyakan pada anak dengan nada relaks, ia mau tampil atau tidak? Beri dia pilihan, misalnya jika tampil ia akan mendapat hadiah dan tepukan, jika tidak tampil maka hadiah dan tepukan  akan diberikan kepada anak-anak yang tampil. Jangan buru-buru kecewa bila anak menggeleng, tidak antusias, atau tidak berani. Mungkin dia ingin mengobservasi dulu suasana di sekitarnya, mungkin ia sangat nervous, atau mungkin juga ia betul-betul tidak tertarik pada apa yang ada di panggung. Ulangi pertanyaan Anda setelah beberapa saat.  Jangan paksa anak  tampil jika dia merasa tidak nyaman.
  2. Tampil ramai-ramai.  Kalau tampil sendirian bagi anak terasa menyeramkan, biarkan dia tampil bersama anak-anak lain, berdua atau berlima. Dengan tampil ramai-ramai, anak merasa perhatian orang tidak hanya tertuju kepadanya. Kalau terpaksa, dia juga bisa ngumpet di balik punggung teman! Pengertian tampil ramai-ramai juga bisa diartikan tampil ditemani bunda atau ayah di panggung.
  3. Coba-coba dan pakai alat bantu. Ada lho, anak yang ingin tampil menyanyi tapi  dari pinggir panggung. Atau, anak tampil di panggung sambil memakai topeng - agar wajahnya tidak kelihatan -  atau menyanyi putus-putus karena baru satu kalimat dia lari ke pelukan bunda, lalu kembali lagi ke panggung, dan seterusnya. Biarkan proses ini terjadi sebab merupakan cara anak untuk beradaptasi dengan perhatian publik yang tertuju kepadanya.
  4. Latih anak sebelum tampil, agar menguasai kemampuannya.  Buat semacam gladi resik, yang melatih dan merinci langkah-langkah yang harus dilakukan anak, mulai dari berdiri, berjalan ke panggung, memberi hormat, tersenyum, mengambil mike, menyanyi/menari/membaca puisi,  mengucapkan terima kasih, dan meninggalkan panggung.
  5. Besarkan hatinya. Sebelum anak tampil, sesederhana apa pun  penampilannya - misalnya  hanya untuk menyerahkan buket bunga pada orang yang berpidato  - katakan, “Kamu sudah berlatih keras. Saatnya kamu menunjukkan kemampuanmu.”  Jika penampilannya kurang memuaskan, katakan, “Ayah dan Bunda senang dan bangga kamu berani tampil di muka umum.”  Jika penampilannya memuaskan, beri dia pujian, “Kamu hebat. Yuk, makan es krim untuk merayakan.”
  6. Jangan mengritik jika anak belum berani tampil atau hanya tampil di rumah. Katakan saja Anda mengerti ia belum mau tampil. Namun, kapan pun ia ingin tampil, Anda siap membantu dan menemani.
  7. Daftarkan anak ke klub seni, olahraga, atau apa saja yang menarik minatnya.  Cara ini membuat anak mempelajari sesuatu secara sistimatis sehingga  ia menguasai suatu ketrampilan. Dan, klub biasanya memberi kesempatan pada murid-muridnya untuk tampil dalam acara yang  dihadiri orangtua. Tujuannya, latihan berani tampil bagi anak dan agar orangtua bisa menyaksikan kemajuan anak.
  8. Ajak anak melihat penampilan anak seusianya. Saat ia menyaksikan anak-anak beraksi,  di dalam hatinya mungkin terbit rasa iri atau inspirasi untuk bisa seperti mereka. Tanyakan kepada anak, "Kamu mau seperti dia? Bisa, kok, kalau kamu mau belajar untuk tampil seperti dia."
  9. Biasakan tampil di acara berskala kecil, misalnya di acara makan malam keluarga, lomba-lomba bersama sepupu-sepupunya, pesta ulang tahun, parade tingkat RT, dan lain-lain. Itu akan melatih keberanian anak untuk tampil.
Sumber : ayahbunda.co.id

7.3.16

Beberapa Resiko Jika Terlalu Memaklumi Anak


 Hai bunda,... ternyata terlalu memaklumi anak tidak baik lho, nah berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat ya?

Anak-anak memiliki energi lebih untuk mencoba banyak hal. Sayangnya, kadang-kadang aktivitas yang dipilih cenderung mengganggu orang lain. Misalnya, berlari-larian di lorong supermarket, menendang-nendang kursi depan saat naik pesawat, dan masih banyak lagi. Saat melihat kejadian tersebut, tak semua orangtua lantas mengoreksi perbuatan anaknya. Beberapa memilih ‘membiarkan’atau bergumam, “Ya, namanya juga anak-anak”. Tanpa disadari, sikap permisif ini menjadi tolok ukur batasan yang dipahami anak sebagai aturan sosial. Jangan heran, ketika dewasa nanti ia cenderung tak sensitif dengan kesalahannya sendiri.   

Lari-larian di Supermarket atau Mal
Anak-anak terutama balita senang bergerak bebas. Melihat supermarket, department store atau mall yang luas, anak langsung berinisiatif mengeksplorasinya sambil bermain. Pilihan termudah, berlari-larian ke sana ke mari.

Sebaiknya...
Ajak anak menerima ‘aturan ikut ibu berbelanja’. Misalnya, kalau di supermarket tidak boleh lari-larian, tapi boleh membantu ibu mengambilkan barang belanjaan. Buat perjanjian sebelum ke pusat perbelanjaan. Berikan alasan dan alternatif kegiatan yang boleh dilakukan.

Risiko...
Ada banyak bahaya mengintai seperti kemungkinan kecelakaan saat menabrak troli orang lain, tertimpa barang-barang yang ada di rak, dan lain-lain. Bahaya lain, anak jadi tidak kenal batasan. Ingat, masa kanak-kanak merupakan masa paling baik, di mana anak mulai mengenal dan terbiasa dengan batasan.

Berteriak-teriak & Main Petasan di Tempat Ibadah
Orangtua mengajak anak ke tempat ibadah karena ingin anak rajin beribadah. Sayangnya, ia justru main petasan dan berteriak-teriak di lingkungan tempat ibadah, sehingga mengganggu orang yang sedang beribadah. 

Sebaiknya...
Beri pengertian apa yang semestinya dilakukan di tempat ibadah dan makna tempat ibadah itu sendiri. Tanamkan jika anak harus menghormati orang lain yang sedang beribadah. Ingatkan berulang-ulang saat mengajaknya ke tempat ibadah maupun di lain hari.

Risiko...
Selain bahaya cedera terkena letusan petasan, kelak anak juga tidak mengenal batasan kesopanan di tempat ibadah.

Berlarian dalam Bus Saat Field Trip
Saat di perjalanan wisata bersama sekolah, anak berlarian di dalam bus. Bisa jadi karena anak belum paham batasan yang boleh dan tak boleh dilakukan dalam perjalanan tersebut.

Sebaiknya...
Baik orangtua maupun guru sebaiknya memberikan batasan tegas sebelum anak-anak mengikuti field trip. Selain itu, beri gagasan aktivitas yang dapat dilakukan selama di perjalanan seperti main tebak-tebakan atau bernyanyi bersama.

Risiko...
Anak yang berlarian di bus dapat mengganggu konsentrasi pengemudi sehingga dapat  mencelakai seluruh penumpang. Atau jika pengemudi mengerem mendadak, anak bisa jatuh dan cedera. Di luar itu, anak bisa kelelahan sebelum melakukan kegiatan utama saat field trip, sehingga jadi tak bisa menikmatinya.

Menendang-nendang Kursi Depan Saat di Bioskop atau Pesawat
Biasanya, anak melakukan hal ini karena terlalu bersemangat atau senang sehingga bereaksi dengan gerakan lebih aktif. Tentu saja hal ini mengganggu orang yang duduk di kursi tersebut.

Sebaiknya...
Beritahu anak batasan saat duduk di pesawat atau bioskop sebelum berangkat menonton atau naik pesawat. Di kesempatan lain, ajak anak membayangkan jika dirinya mendapat perlakuan yang sama. Tanamkan jika hal tersebut tidak menyenangkan bagi siapapun.

Risiko...
Jika tak diingatkan, ini bisa memicu konflik dengan orang lain. Dan jika tak diberitahu hal tersebut salah, anak tidak akan mampu mengendalikan diri maupun memenuhi tuntutan lingkungan di mana ia berada.

Menyerobot Antrean di Area Bermain
Umumnya, anak menyerobot antrean karena belum mengerti konsep antre atau belum bisa mengelola emosi dengan baik saat menginginkan sesuatu. Ingat, tidak sabaran merupakan sifat dasar anak yang muncul ketika ia terlalu ingin segera mendapatkan sesuatu. Kecuali pada beberapa anak dengan kebutuhan khusus ADHD, mereka memang kesulitan menunggu giliran.

Sebaiknya...
Ajarkan pada anak, jika memiliki kepentingan sama dengan anak lain sebaiknya ia rela mengantre agar bisa mendapatkan hal tersebut bersama-sama. Membiasakan anak mengantre bisa dimulai dari rumah. Misalnya mengantre untuk mendapatkan segelas susu atau puding cokelat kesukaan. Dengan mengajari anak tertib antre atau menunggu giliran, anak akan mendapat pelajaran penting tentang kepentingan bersama.

Risiko...
Anak bisa menjadi deviant child atau‘anak berbeda’yang sulit diterima lingkungan hingga dicap sebagai tukang serobot.

Berebut Mainan Sampai Mencakar
Anak-anak terutama balita, memiliki keterbatasan kata dan cara mengekspresikan pikiran. Makanya mereka mudah melakukan kekerasan fisik saat menginginkan sesuatu. Tentunya ini bukan perilaku yang bisa ditolerir.

Sebaiknya...
Segera tenangkan anak dan jauhkan dari temannya. Lalu, alihkan perhatiannya dengan mengajaknya melakukan hal lain yang disukai. Saat anak sudah tenang, ajarkan bagaimana menyelesaikan masalah rebutan mainan. Jika perkelahian kembali terjadi, orangtua perlu mengintervensi dengan tindakan tegas seperti mengambil mainan tersebut sampai mereka bisa bermain bersama atau bergantian.

Risiko...
Anak belajar cara yang salah dalam mengatasi konflik. Anak juga mendapat persepsi yang salah, jika ia akan selalu mendapat apa yang dimau.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

2.3.16

Beberapa Tips Agar Anak Tumbuh Dan Berkembang Menjadi Pribadi Yang Membanggakan


Hai bunda,... Berikut ini beberapa tips agar anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sukses dan bisa dibanggakan, semoga bermanfaat ya?

Sebagai orangtua, tentu Anda ingin anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sukses dan bisa dibanggakan. Nah, berikut hal-hal yang dapat diajarkan pada anak.

1. Boleh menangis
Apabila anak dilarang menangis, maka emosinya akan tertahan, dan ia dapat tumbuh dengan tertekan. Menurut psikolog Ine Indriani, sebelum orang tua melarang anak menangis, sebaiknya pertimbangkan juga faktor usia anak, penyebabnya, dan cara yang tepat untuk menghentikannya. Anak perlu tumbuh dengan kemampuan untuk mengontrol emosinya dengan baik. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan kesempatan anaknya menangis untuk mengungkapkan emosinya.

2. Bermain ke dapur
Aktivitas di dapur dapat mengenalkan si kecil dengan berbagai macam sayuran, buah, bumbu masak dan manfaatnya. Tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki juga boleh, Bunda. Menurut Esther Boylan Wolfson, praktisi tumbuh kembang anak usia dini asal AS, memasak bersama anak merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, dan ikatan antara anak dan orang tua pun semakin erat, meskipun suasana dapur akan menjadi kacau dan berantakan.

3. Menghormati perempuan
Ajarkan anak laki-laki Anda cara menghormati kaum perempuan sedini mungkin, mulai dari nenek, ibu, bibi atau tante, kakak atau adik, sehingga ketika dewasa nanti, ia juga akan menghargai dan menghormati perempuan-perempuan lain dalam hidupnya, misalnya istri atau teman-temannya. Anda dapat memulai dengan mengajarkan ia berbicara sopan dan tidak menggunakan kekerasan fisik (ini dasar yang paling penting!). Tekankan bahwa meski anak Anda kuat, bukan berarti ia memiliki hak untuk melukai orang lain.

4. Bermain boneka
Baik anak perempuan atau laki-laki dapat memperoleh manfaat baik dari bermain boneka. Dengan bermain boneka, si kecil dapat mengembangkan imajinasi, belajar berempati, mengasah keterampilan sosial dan mengeskpresikan perasaan kepada orang lain. Pilihlah boneka yang berukuran sesuai dengan ukuran tubuh anak, agar mudah dimainkan. Anda juga dapat mengajak ia bermain peran, seperti menjadi guru, dokter, atau lainnya. Kreatiflah menciptakan peran dan cerita. Banyak sekali yang bisa dieksplorasi saat anak bermain boneka.

5. Tata cara makan (table manner)
Tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan aturan yang digunakan saat makan, serta penggunaan peralatan makan yang tepat, kepada si kecil. Hal ini dapat membawa perubahan positif dalam perilaku anak Anda, dan membantu ia mengembangkan nilai-nilai moral. Contohnya, ajarkan si kecil untuk tidak berbicara saat makanan masih ada di dalam mulut, dan menyisakan makanan. Ajak juga anak berdoa sebelum makan dimulai sebagai rasa syukur atas makanan yang telah tersaji.

6. Berpakaian rapi
Tentu saja, dibutuhkan kesabaran, konsitensi dan latihan dari Anda untuk mengajarkan si kecil hal ini. Anda bisa mengajarkan anak bahwa berpakaian bukan sekadar membalut tubuh dengan setelan, melainkan perlu disesuaikan juga dengan acara yang akan dihadiri dan cuaca yang saat itu. Misalnya, anak harus tahu di mana dan pada situasi apa ia bisa menggunakan baju tidur, atau kalau ke sekolah, ia harus memakai seragam.

7. Berbicara sopan
Usia balita merupakan masa di mana anak menjadi peniru ulung, termasuk dalam hal kesopanan berbicara dan bersikap. Anda lah yang harus menjadi contoh bagi si kecil. Usahakan Anda tidak berkata kasar kepada anak maupun siapa pun di lingkungan Anda. Tanamkan juga kosakata yang baik, dan jangan lupa ajarkan ia untuk tidak memotong pembicaraan orang lain. Latih dan ingatkanlah untuk belajar bergantian saat berbicara.

8. Memeluk
Mengajari kasih sayang terhadap sesama perlu ditanamkan sejak dini kepada anak. Salah satu caranya adalah dengan cara memeluk orang yang disayangi, seperti kakek, nenek, orang tua, kakak atau adik, maupun sanak saudara. Namun perlu diingat dan diajarkan bahwa tidak semua orang bisa dipeluk. Sehingga si kecil pun jangan sembarangan memeluk orang yang tidak dikenal dekat.

9. Tidak boleh kasar
Sangat tidak nyaman melihat perilaku anak yang kasar sehingga menyebabkan anak lain mengalami kerugian, seperti menendang temannya hingga menangis. Arahkan si kecil untuk mengendalikan emosinya  dan melepaskannya dengan cara yang positif. Ingat, Anda juga harus memberikan contoh perilaku yang tidak kasar.

10. Mau menerima kekalahan
Saat bermain bersama teman-temannya, si kecil tiba-tiba menangis karena kalah dalam permainan. Tenangkan ia, dan secara perlahan, tekankan bahwa bermain bukan soal menang atau kalah. Ajarkan anak untuk menghargai proses bukan hasil akhir. Dengan begitu, ia akan lebih mudah menerima kekalahan. Menurut Dr. Darrell Burnett, psikolog klinis asal AS, “Ada tiga alasan anak-anak bermain, yaitu untuk bersenang-senang, belajar keterampilan dan menikmati banyak aktivitas. Menang justru berada urutan bawah.”

11. 3 kata sakti: tolong, maaf dan terima kasih
Mengajarkan sopan santun kepada anak Anda tidak boleh ketinggalan 3 kata sakti ini: tolong, maaf dan terima kasih. Anak harus dibiasakan dengan kata-kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Caranya, dengan memberikan contoh kepada mereka. Ucapkan terima kasih kepada orang yang sudah memberikan pertolongan atau sesuatu kepada Anda. Katakan tolong, jika Anda meminta bantuan kepada orang lain. Ucapkan maaf, bila melakukan kesalahan. Semua bisa diajarkan dengan bermain peran bersama anak, atau saat Anda sedang berkomunikasi dengan pasangan Anda di depan si kecil.

12. Bertanggung jawab
Tidak perlu ragu mengajarkan anak bertanggung jawab. Tanggung jawab bisa diajarkan sedini mungkin. Cara pertama adalah dengan memberikan pengertian kepada anak arti tanggung jawab. Tanggung jawab adalah sikap di mana kita harus bersedia menerima akibat dari apa yang telah kita perbuat. Untuk buah hati Anda, mulailah dari hal-hal kecil, seperti usahakan ia membereskan mainan setelah selesai bermain, biasakan ia meletakkan piring dan gelas kotor yang ia gunakan. Hal ini bukan sesuatu yang instan memang, jadi bersabarlah dalam mengajari si kecil, ya.

13. Ajarkan keterbukaan
Bisa mulai dibiasakan sejak anak lancar berbicara dan bisa diajak berkomunikasi. Biasanya di usia 2-3 tahun, anak sudah dapat diajarkan tentang keterbukaan. Seperti, tanyakan ia lebih setuju pergi berenang atau main sepeda, atau minta pendapatnya mengenai liburan keluarga yang akan Anda rencanakan. Jika si kecil sudah lebih besar, saat ia pulang sekolah, tanyakan tentang harinya di kelas, apa yang ia suka dan tidak suka dari pelajarannya hari itu. Anak pun jadi terbiasa menceritakan apa yang ia hadapi sehari-hari.

14. Kebersihan
Memang tidak mudah mengajarkan tentang kebersihan kepada anak-anak, namun jika tidak ditanamkan sejak dini, maka si kecil akan bertindak seenaknya dan tidak mencintai kebersihan lingkungannya. Anda dapat mulai dengan membiasakan ia merapikan tempat tidur setelah bangun, mandi 2 kali sehari, menggosok gigi setelah bangun dan sebelum tidur, membuang sampah pada tempatnya, cuci tangan sebelum makan, dan membantu orang tua membersihkan rumah di akhir pekan.

15. Percaya diri
Tahukah Anda bahwa dorongan dari orangtua akan membuat buah hati Anda tambah percaya diri sehingga semakin menonjol dan percaya diri di antara teman-temannya? Untuk itu, sejak bayi bebaskan dirinya bereksplorasi sehingga ia bisa memuaskan keingintahuannya dan berkembang menjadi anak yang kreatif dan pintar. Tanamkan citra diri yang baik sejak belia. Buat ia merasa menjadi anak yang berharga dan dibanggakan oleh Anda dan ayahnya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Beberapa Tips Seru Mengenalkan Angka Pada Anak


Hai bunda,... berikut ini beberapa tips seru mengenalkan angka pada anak, semoga bermanfaat ya?

Mengenalkan angka kepada balita tidak harus selalu dilakukan dengan cara membosankan. Anak akan antusias belajar angka dan jumlah, jika Bunda mengenalkannya melalui permainan dan dengan cara menyenangkan. Susan A. Miller Ed.D., pakar pendidikan anak usia dini dan profesor di University of Pennsylvania, AS, menuturkan bahwa mengajarkan konsep pramatematika dapat menstimulasi anak untuk berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda atau gambar di sekitarnya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengajarkan konsep pramatematika kepada balita.
1.    Menyanyikan lagu tentang angka
Melalui nyanyian, anak akan lebih mudah mengenal konsep angka. Ajak balita bernyanyi bersama lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu. Lagu itu mengenalkan anak kepada bilangan dan urutan. Lagu lain yang bisa dinyanyikan, misalnya, Dua Mata Saya. Selain angka, lagu itu juga mengajarkan balita tentang konsep jumlah.

2.    Menghitung mainannya
Bunda bisa menggunakan mainan balita sebagai sarana mengenalkan angka. Saat anak bermain atau membereskan mainan bersama Anda, ajak ia menghitung jumlahnya, seperti, “Lihat, bonekanya ada dua. Satu… dan dua.” Atau, “Yuk, kita masukkan mobil-mobilannya ke kotak, sambil dihitung. Satu… dua… tiga….” Jadi, setiap bermain, anak akan terbiasa menghitung secara sederhana.

3.    Mencocokkan angka dan gambar
Caranya, Bunda menulis angka 1 sampai 10 di satu set kartu, lantas menggambar jumlah benda yang sesuai dengan angka yang ditulis (misalnya, 2 lingkaran atau 3 kotak) di set kartu lain. Ambil selembar kartu berisi angka, dan minta balita mencocokkannya dengan gambar yang sesuai jumlahnya. Sebutkan juga angkanya saat mengambil kartu. Contohnya, Anda berkata, “Enam,” saat mengambil kartu angka 6. Ajak juga balita menyebutkan angkanya saat ia mencocokkan.

4.    Membuat gambar
Salah satu kegiatan favorit anak adalah menggambar. Nah, Bunda juga bisa mengajarinya tentang jumlah dan angka lewat aktivitas tersebut. Tulis sebuah angka di selembar kertas, dan minta anak Anda membuat gambar sejumlah angka yang Anda tulis tadi. Misalnya, jika Bunda menulis angka 1, maka anak menggambar sebuah lingkaran. Bisa juga Anda menulis angka 1, balita menempelkan sebuah stiker di kertas tersebut.

5.    Bermain engklek
Saat hari cerah, ajak anak melakukan permainan tradisional engklek di luar rumah. Selain mengasah kemampuan motorik kasarnya, engklek juga bisa melatih anak belajar urutan bilangan. Gambarlah kotak-kotak engklek disertai angka-angkanya dengan kapur. Ajak balita melompat ke kotak nomor 1, lalu nomor 2, dan seterusnya, sembari menyebutkan angka di dalam kotak yang ia pijak.

6.    Bergoyang angka
Ajak anak melakukan goyangan angka. Saat Bunda menyebutkan sebuah angka, anak akan menari dan bergoyang sebanyak angka yang disebutkan. Misalnya, jika Anda bilang, “Tiga,” balita dapat menari dan menggoyangkan pinggulnya tiga kali.

7.    Berburu angka
Permainan mencari harta karun bisa Bunda modifikasi untuk mengajarkan anak mengenal angka dan jumlah. Anda tulis masing-masing angka di selembar kertas, dan letakkan di beberapa tempat di rumah. Misalnya, di dalam lemari, di balik bantal, atau di bawah kursi. Anak harus mencari angka-angka tersebut dan menyerahkan kepada Anda, sambil menyebutkan angka yang ia temukan. Minta juga ia menemukan empat buah krayon atau dua buah buku yang sudah Anda taruh sebelumnya.

8.    Menebak angka
Ajak balita bermain tebak-tebakan angka. Minta ia menebak angka berdasarkan petunjuk yang Anda berikan. Misalnya, Bunda katakan, “Aku ada sebelum angka 5 dan sesudah angka 3. Angka berapakah aku?” Jika balita sudah mulai mahir, minta ia yang memberikan petunjuk, dan Bunda yang menebaknya.

9.    Menghitung cucian
Ubah rutinitas mencuci pakaian yang membosankan menjadi permainan menghitung untuk anak. Ajak balita membantu memisahkan antara pakaian putih dan pakaian berwarna, sambil menghitungnya. Selain belajar menghitung, anak juga bisa mengenal aneka warna. Namun, jangan biarkan anak berada dekat mesin cuci yang sedang menyala.

10.    Membilang, sambil berbelanja
Bahkan momen belanja bulanan atau mingguan bisa menjadi cara menyenangkan buat balita untuk mengenal jumlah. Saat berbelanja, katakan kepada anak bahwa Bunda perlu 4 buah jeruk dan 6 buah apel. Ajak ia membantu menghitungnya, saat Anda mengambil dan memasukkan buah-buahan tersebut ke keranjang belanja.

11.    Memasak bersama
Aktivitas memasak di dapur juga bisa Bunda manfaatkan untuk mengajarkan balita keterampilan berhitung secara sederhana. Minta ia, misalnya, memberi dua sendok teh garam ke dalam masakan, mengambil tiga buah tomat atau lima siung bawang putih. Usai memasak, Bunda dan balita bisa menikmati makanan yang dibuat bersama-sama itu.

12.    Bermain Lego
Mainan Lego memang seru! Bunda bisa menggunakan Lego untuk mengajarkan anak konsep angka, jumlah, atau menghitung secara sederhana. Tuliskan angka di selembar kertas, dan minta anak mengambil Lego sesuai jumlah angka yang tertulis di kertas. Bunda juga bisa mengajak anak belajar berhitung, misalnya, 1 buah Lego dengan 2 buah Lego digabung menjadi 3 buah Lego.

13.    Mencari jumlah benda di rumah
Benda-benda di rumah juga bisa menjadi sarana belajar angka. Minta balita menghitung jumlah pintu di rumah, bantal di sofa ruang tamu, atau kursi di ruang makan. Ia juga bisa belajar menghitung benda-benda yang ada di kamarnya sendiri.

14.    Bermain ular tangga
Siapa yang tidak kenal dengan permainan ular tangga? Permainan itu merangsang balita belajar berhitung sederhana, yaitu saat membilang mata dadu yang keluar, dan langkah yang harus dilakukan pada kotak-kotak papan permainan. Ia bisa mengajak teman-temannya bermain bersama juga. Ajarkan mereka aturan permainan terlebih dulu, jika mereka belum terlalu mengerti permainan ini.

15.    Menghitung kelopak bunga
Jika aktivitas belajar angka di dalam rumah membuat balita bosan, Bunda bisa mengajak ia pergi ke taman di dekat rumah. Di sana, Anda dan anak akan melihat bunga beraneka rupa dan warna. Ajak ia menghitung jumlah kelopak bunga. Tanyakan ia, bunga mana yang memiliki jumlah kelopak terbanyak.

16.    Menghubungkan titik
Kegiatan ini juga populer sebagai sarana edukasi anak belajar angka. Bunda bisa membuat gambar sendiri di sehelai kertas, mencetak gambar dari internet, atau men-download app-nya di smartphone. Minta anak menghubungkan titik-titik dengan garis sesuai urutan angka, lantas menyebutkan gambar apakah itu. Setelah selesai, ia bisa mewarnai gambar dengan warna-warna favoritnya.

17.    Menyebutkan jumlah kendaraan
Biasanya saat melakukan perjalanan jauh dengan kendaraan, anak akan merasa lekas jemu. Untuk mengusir kebosanannya, Bunda bisa mengajak ia menghitung kendaraan di jalan. Minta ia menyebutkan jumlah mobil berwarna merah yang lewat, atau bus yang ada di jalan. Tidak perlu banyak-banyak, cukup sampai hitungan kelima.

18.    Melahap camilan
Saat snack time balita, Bunda bisa menyajikan buah-buahan yang dipotong kecil-kecil. Lalu, ambil sebuah dadu, dan minta anak melempar dadu tersebut. Jika mata dadu yang keluar adalah dua, maka anak akan memakan 2 potong buah. Begitu seterusnya, hingga semua buah habis dimakan. Permainan ini bisa membuat snack time balita jadi lebih menarik.

19.    Jalan-jalan di kompleks
Di lingkungan rumah Bunda juga terdapat banyak tanda berkaitan dengan angka, seperti nomor rumah atau jalan. Jadi, saat mengajak anak jalan-jalan di sekitar kompleks, Bunda juga bisa sekalian mengenalkan angka. Ajak juga ia membilang dari 1 sampai angka yang tertera di nomor rumah Anda, misalnya. Atau, hitung jumlah mobil yang diparkir di tepi jalan, pohon, bahkan kucing yang ia temui di jalan.

20.    Memancing ikan kertas
Bunda bisa membuat sendiri kolam-kolaman kecil dari kotak bekas sepatu yang berisi potongan kertas berwarna biru, beberapa ekor ikan, dan alat pancingnya. Gambar bentuk ikan di atas kertas karton atau lembaran busa warna-warni, lantas gunting. Tulis angka 1 sampai 6 di setiap badan ikan, dan selipkan klip kertas. Taruh ikan-ikan tersebut di “kolam” buatan Anda. Siapkan alat pancing yang terbuat dari seutas tali yang satu ujungnya diikatkan pada sebuah tusuk satai, dan ujung yang lain pada magnet kecil. Sediakan juga dadu. Minta anak melempar dadu, kemudian memancing ikan yang memiliki angka sesuai dengan jumlah yang ditunjukkan oleh mata dadu.

(Sumber : ayahbunda.co.id)