14.8.15

Tips Membangun Rasa Percaya Diri Sejak Dini Untuk Kemampuan Sosial Anak



 Hai bunda,... berikut ini tips membangun rasa percaya diri sejak dini untuk kemampuan sosial anak, semoga bermanfaat ya?

Orangtua baru menyadari anak kurang percaya diri ketika memasuki usia prasekolah. Anak yang kurang percaya diri cenderung malu, ragu-ragu bahkan hanya ingin beraktivitas ditemani dengan anda. Untuk membuatnya percaya diri anda harus menerapkan pola asuh yang dapat membangun rasa percaya diri sejak dini.
Kepercayaan diri anak dapat anda latih sejak dini, dorongan dari pola asuh dan lingkungan dapat membantunya untuk memiliki rasa percaya diri sejak dini. Pentingnya memiliki rasa percaya diri yang dapat membantu proses belajar di sekolah dan di lingkungan sosialnya.
Menerapkan pola asuh yang tepat merupakan salah satu hal yang utama misalnya dengan mengekplorasi kemampuan dirinya sehingga anak anda dapat memuaskan rasa ingin tahunya dan berkembang menjadi anak yang kreatif. Pola asuh seperti apalagi yang dapat membuat rasa percaya dirinya meningkat.

Berikut adalah 6 cara yang dapat membangun rasa percaya diri pada anak :

1. Berikan Citra Positif
Anda dapat memberikan citra yang positif pada anak anda dengan perilaku yang sederhana. Buat anak anda merasa berharga dan dibanggakan. Anda dapat menyampaikan citra yang postif melalui interaksi anda dan anak anda, sehingga anak anda akan menjadi pelajar yang penuh dengan keyakinan.
2. Menjadi Cermin yang positif bagi anak anda
Anak akan meniru orang disekitarnya sehingga pada masa tumbuh-kembangnya sebaiknya mendapatkan citra diri yang baik tentang dirinya. Hal ini terutama bagi anak yang akan memasuki prasekolah. Anda dapat memberikan cerminan yang postif pada diri anda.
3. Rangsang anak anda untuk berani tampil
Pada anak usia 1-3 tahun anda dapat menumbuhkan rasa percaya diri dengan merangsangnya untuk tampil. Anda dapat tampil dan mempertunjukan kepintaran anak anda seperti menyanyi, berhitung, bercerita atau pengalaman lainnya. Dengan melakukan interaksi dengan keluarga dapat menjadi awal yang baik untuk mengasah keberanian anak anda dan tidak malu-malu ketika bertindak.
4. Disiplin
Mungkin anda bertanya-tanya mengapa disiplin menjadi poin penting. Aturan dalam keluarga yang baik dapat menjadi salah satu pola asuh yang tepat. Anda tidak perlu khawatir anak anda akan mengalami tekanan. Aturan yang anda buat dapat mengarahkan pada anak anda sehingga memberikan alasan yang dimengerti dan mudah dipahami oleh anak anda.
5. Menjaga Kedekatan dengan Anak
Apabila anda sebagai orang tua yang memiliki kesibukan di luar rumah, pastikan anda memiliki waktu yang luang untuk bermain dengan anak anda. Menjaga kedekatan dengan anak merupakan salah satu cara yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Jadikan waktu yang anda miliki berkualitas dengan memberikan pelajaran baru mengenai lingkungan pada anak anda.
6. Berhati-hati ketika menyampaikan kata
Usia anak 1-3 tahun merupakan periode emas untuk membuatnya berkembang anda dapat membuatnya semakin percaya diri dengan menghindari kata-kata yang membuatnya minder. Berikan kata-kata yang membangun rasa percaya dirinya dan terus melatih keterampilan untuk menunjukan kemampuannya dimuka umum. Mengatakan hal yang kasar akan membuatnya menyesal dan tidak berani untuk mencoba hal yang baru.
Dengan demikian bagi anda yang ingin melatih rasa percaya diri pada anak anda sebaiknya anda mulai menerapkan pola asuh yang sesuai sehingga membantu tumbuh-kembang yang optimal sesuai dengan usia anak anda.

Sumber : Bidanku.com

Tips Menumbuhkan Sifat Optimis Pada Anak Untuk Menghindari Depresi



 Hai bunda,... berikut ini tips menumbuhkan sifat optimis pada anak untuk menghindari depresi, semoga bermanfaat ya?

Optimisme adalah perasaan dan semangat positif yang harus dimiliki oleh setiap anak agar dapat berhasil dalah kehidupannya. Jiwa optimis merupakan jiwa seorang juara yang senantiasa berani dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan untuk meraih tujuan hidup dan kesuksesan. Sifat optimis dalam diri seseorang sudah selayaknya ditanamkan sejak dini. Sebab hal ini akan terus melekat dalam diri anak sebagai modal utama yang penting yang amat ia perlukan di masa depannya nanti.
Sikap optimis dapat melahirkan banyak manfaat. Orang yang optimis diketahui memiliki kemampuan dalam mengendalikan stres yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang kurang memiliki sifat optimis. Sehingga demikian, orang optimis akan terhindar dari depresi dan stress yang menyiksa.

Nah, lantas bagaimana cara menumbuhkan sifat optimis pada anak agar mereka terhindari dari depresi?

1. Latih Anak Untuk Behadapan dengan Situasi dimana Terdapat "Resiko dan Kegagalan" Didalamnya.
Untuk menumbuhkan sifat optimis pada anak, orangtua perlu melatih anak berhadapan dengan berbagai situasi dan kondisi yang didalamnya terdapat "resiko dan kegagalannya". Dengan demikian, anak yang terbiasa dilatih dalam kondisi-kondisi tersebut akan melahirkan mental anak yang lebih baik dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi suatu masalah. Ketika anak berhadapan dengan kondisi yang beresiko, orang tua perlu mendodong anaknya untuk mengganggap resiko dan kegagalan yang mungkin terjadi sebagai sebuah tantangan yang harus bisa ditaklukan dan dilewati atau dihindari. Selain itu, anak yang dilatih pada kondisi seperti ini akan melahirkan anak yang lebih matang secara mental dan membuat jiwa mereka tidak mudah rapuh sehingga anak tidak akan mudah mengalami depresi ketika ia harus dihadapkan pada kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya.
2. Jangan Berikan Anak 'Citra yang Buruk'
Orang tua sebaiknya tidak memberikan citra yang buruk terhadap anak, seperti dengan memberikan sebutan tertentu pada anak. Sebab secara disadari atau tidak, anak akan menyerap citra yang diberikan oleh orangtua. Citra tersebut akan menempel dalam diri anak menjadi sebuah identitas dan karakter anak. Tahukah anda citra negatif yang anda berikan kepada anak akan terus menempel dan diingat oleh anak sehinga membuat anak terhambat dalam melakukan segala hal yang membuat mereka tidak percaya diri. Misalkan ketika anda memberikan anak citra 'si penakut' disadari atau tidak hal ini akan diserap anak dan membuat mereka memiliki batasan untuk melakukan segala hal akibat citra yang ibu berikan.
3. Bantu Anak Untuk Menggapai Kesuksesannya
Meski memberikan tantangan agar anak dapat merasakan resiko dan kegagalan dari hal yang dikerjakannya adalah hal yang harus dilakukan. Namun membantu anak untuk menggapai kesuksesannya merupakan peranan penting yang harus dilakukan oleh orang tua. Bantuan anda disini tentu akan lebih mengarah pada dukugan dan dorongan pada anak untuk meraih impian anak dan menggapai kesuksesannya. Sehingga anak akan menjadi lebih percaya diri dengan keyakinan akan mimpi yang telah diidamkannya. Dukungan atau dorongan untuk menggapai kesuksesanya bisa anda lakukan dengan memberikan penghargaan kecil sewaktu anak berhasil dengan hal yang ia kerjakan. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk melakukan lebih dan pada akhirnya impiannya akan tercapai.
Itulah dia beberapa cara menumbuhkan sifat optimis pada anak. Kita tentu tahu bahwa kehidupan tidaklah selalu indah. Tantangan dan cobaan serta masalah kerap kali datang silih berganti. Dan sikap yang terbaik dalam menghadapi berbagai masalah serta kesulitan dalam hidup adalah dengan sikap optimis.


Sumber : Bidanku.com

Beberapa Perilaku Negatif Yang Sering Dilakukan Orangtua Yang Cenderung Akan Ditiru Anak


Hai bunda,... berikut ini beberapa perilaku negatif yang sering dilakukan orangtua yang cenderung akan ditiru anak,....  Semoga bermanfaat....
 
Banyak pepatah yang mengatakan bahwa anak lahir bagaikan sebuah wadah yang kosong yang dapat diisi oleh apapun, sehingga anak akan terbentuk menjadi pribadi yang sesuai dengan isiannya. Setiap orang tua tentu mengharapkan bahwa anaknya kelak akan menjadi pribadi yang baik yang berguna bagi banyak orang. Jika memang menginginkan demikian, maka orang tua harus dapat mengisi 'wadah kosong' tersebut dengan isian yang baik. Hanya saja banyak orang tua yang tanpa mereka sadari bahwa mereka telah mengisi 'wadah kosong' tersebut dengan isian yang tidak baik.
Perilaku negatif yang dilakukan oleh orang tua yang tanpa mereka sadari hal ini akan ditiru oleh anak-anak mereka. Anak-anak adalah makhluk tuhan yang polos dan belum mengetahui apapun, sehingga apa yang terjadi dilingkungannya mereka anggap sebagai pelajaran yang akan diserapnya, termasuk dengan perilaku negatif yang seringkali dipertontonkan oleh orang tuanya.

Nah, berikut ini daftar sikap negatif yang dilakukan orang tua yang berpotensi ditiru oleh si anak.

1. Bertengkar Dihadapan Anak
Serigkali para orangtua secara tidak sadar menunjukan pertengkaran didepan anak-anaknya. Hal ini dilakukan secara spontan akibat emosi yang tak bisa ditahan, sehingga pertengkaran terjadi begitu saja didepan anak. Bersitegang dan ribut dengan pasangan didepan si anak seharusnya tidak terjadi. Sebab hal seperti ini akan berpengaruh buruk untuk si anak. Bisa jadi cara pandang anak dalam menyelesaikan sebuah masalah dengan orang lain menjadi salah. Bisa jadi si kecil beranggapan bahwa menyelesaikan masalah haruslah dengan cara ribut dan kekerasan bukannya dengan cara bermusyawarah dan berkumpul. Sebaliknya, usahakan ketika emosi anda meledak, ajak pasangan ke dalam kamar atau ke tempat yang tidak sedang didiami anak dan selesaikan masalah dengan hati dan pikiran yang tenang. Selain itu, berikan pengertian pada sikecil bahwa bermusyawarah dengan hati dan pikiran yang jernih adalah solusi tepat dalam menyelesaikan masalah.
2. Ucapan Kasar
Diusianya yang masih begitu muda anak cenderung belum memiliki kemampuan untuk menyaring dan membedakan mana hal baik yang boleh dilakukan dan mana hal buruk yang tidak boleh dilakukan. Sehingga ketika anak sering mendengar ucapan-ucapan kasar dengan sengaja atau tidak sengaja mereka akan meniru perkataan tersebut dan melontarkannya sesuka hati mereka. Untuk itu, perhatikan dengan seksama jangan biarkan anak anda mengeluarkan kata-kata yang tidak semestinya ia katakan sebab sekali mereka mendengar, maka seterusnya kata ini akan ada dibenaknya.
3. Tidak Konsisten Dalam Menegakan Peraturan
Bagi para orangtua memberlakukan peraturan untuk putra-putriya dalam rumah dianggap sebagai cara yang paling tapat. Namun, sekedar tepat saja tidak cukup, kekonsistenan orang tua dalam menegakan peraturan adalah hal penting yang harus dilakukan. Sebab hal ini akan menegaskan bahwa segala aktivitas anak akan dibatasi dalam sebuah peraturan. Ketika anda tidak konsisten dan merubah-rubah peraturan yang telah anda buat, maka hal ini akan membuat anak menjadi bingung dan menjadikan setiap peraturan tidak pasti. Akhirnya hal ini akan melahirkan pribadi anak yang labil, ragu dan takut untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, berlakukan satu atau beberapa aturan, tak perlu banyak-banyak. Sebab hal yang terpenting dalam menegakan sebuah peraturan adalah ketegasan dan konsisten.
Nah, itulah dia beberapa poin penting mengenai hal yang sebaiknya anda perhatikan dalam segala hal yang anda lakukan agar tidak ditiru oleh anak-anak.


Sumber : Bidanku.com

Cara Mengenali Anak Sesuai Dengan Kepribadiannya Untuk Mengembangkan Potensi Didalam Dirinya



Hai bunda,.. Yuk kita mengenali anak sesuai dengan kepribadiannya untuk mengembangkan potensi di dalam dirinya....

Kesuksesan anak ditentukan oleh potensi anak yang tergantung pada kondisi rumah, sekolah dan juga lingkungannya sehingga sangat penting untuk anda dalam menjalin hubungan yang harmonis untuk menciptakan keselarasan dalam mewadahi potensi anak agar dapat berkembang. Kuncinya adalah anda harus mengetahui bagaimana cara dalam mendidik anak sesuai dengan pribadinya, berikut adalah cara mengenali anak sesuai dengan kepribadiannya untuk mengembangkan potensi di dalam dirinya :
1.     Kepribadian Sanguinis populer
Ciri anak yang memiliki kepribadian sanguinis populer cenderung memiliki energi yang besar, suka bersenang-senang dengan teman sebayanya dan lebih supel. Anak yang memiliki kepribadian sanguinis populer lebih mencari perhatian, dukungan, kasih sayang dan mendapat pengharapan dari orang disekitar mereka. Anak yang memiliki kepribadian sanguinis populer lebih suka membawa dirinya bergembira dalam situasi apapun, lebih senang menjadi sorotan dan lebih suka memotivasi orang lain, kemampuan dalam menghidupkan komunikasi di komunitasnya sangat besar sehingga mempunyai banyak teman, meskipun demikian mereka lebih banyak tidak teratur, emosional dan hipersensitif. Dalam mengembangkan kemampuan anak anda dengan kepribadian ini sebaiknya hanya diberikan kisi-kisi atau petunjuknya saja, dikarenakan ke kreatifan anak dengan pribadi ini mampu menyelesaikan semuanya, dukung mereka untuk mengikuti kegiatan komunitasnya sehingga dapat mengembangkan jaringan pertemanan yang memiliki hobi yang sama.
2.   Kepribadian Kuat Koleris
Anak  yang memiliki  karakter dan kepribadian Koleris Kuat merupakan anak yang secara natural berorientasi pada sasaran yang dimilikinya, hidupnya dicurahkan untuk dapat berprestasi, dan juga yang cepat dapat mengorganisasikan. Mereka yang memiliki kepribadian ini selalu menuntut loyalitas dan juga penghargaan dari orang-orang dilingkungannya. Dalam menghadapi anak yang memiliki kepribadian koleris, diperlukan pendekatan komunikasi sehingga tidak menyinggung perasaannya, anak dengan tipe ini cenderung tidak memiliki perasaan sehingga orang tua harus memiliki sifat demonstratif. Anak-anak dengan karakter ini lebih menghargai keadilan, logika, terus terang dan kejujuran.  Dalam mengembangkan kemampuan anak yang memiliki kepribadian korelis sebaiknya diberikan langsung tujuan dari tugas yang akan anda berikan, tanyakan pula cara untuk menyelesaikan sehingga dapat memprediksi hasil yang akan dicapai oleh anak anda dengan kepribadian korelis.
3.  Kepribadian Sempurna Melankolis
Anak dengan kepribadian ini lebih cenderung memiliki sifat untuk mengejar kesempurnaan dalam segala hal yang akan dilakukannya. Hingga banyak sekali anak yang seringkali kecewa karena hasilnya kurang sempurna di mata mereka. Anak yang memiliki kepribadian ini lebih cenderung membutuhkan kepekaan dan dukungan dari orang lain. Anak yang memiliki kepribadian ini lebih cenderung berorientasi pada tugas dan lebih hati hati, mereka lebih suka dengan keteraturan dalam menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Dalam menghadapi anak dengan karakter melankolis, sebaiknya orang tua melakukan pendekatan secara komunikasi terhadap apa yang sudah mereka hasilkan dengan baik, dikarenakan anak tipe ini sangat tidak kompetitif dan tidak merespon dengan beberapa hadiah yang anda tawarkan ketika menyelesaikan pekerjaannya. Dalam mengembangkan kemampuannya sebaiknya anda dapat menyampaikan dengan cara yang lembut dan datar, apabila tugas tugas yang anda berikan tidak selesai dan kurang memuaskan anda dapat memberikan saran yang membuatnya termotivasi untuk mengerjakannya. Hal ini sesuai dengan kepribadiannya yang perfeksionis dan mereka lebih suka untuk mengkritik dalam dirinya sesuai dengan apa yang mereka temui di dalam dirinya .


Sumber : Bidanku.com

Beberapa Gangguan Belajar Yang Kerapkali Dijumpai Pada Anak


Hai bunda,... Yuk kita mengenali tiga jenis gangguan belajar pada anak, semoga bermanfaat ya?

Masalah gangguan belajar kerapkali dijumpai pada anak-anak. Masalah ini bisa timbul dimanapun baik disekolah maupun diluar sekolah. Anak yang mengalami gangguan belajar, biasanya akan cenderung mengalami gangguan pemusatan perhatian atau konsentrasi, gangguan membaca, menulis, berhitung dan lain sebagainya. Namun satu hal yang perlu kita ingat dengan baik bahwa anak yang mengalami gangguan belajar bukanlah dicirikan sebagai gangguan penyakit, akan tetapi mereka hanya mengalami masalah pada proses pembelajarannya.
Dampak yang dialami oleh anak yang mengalami gangguan belajar, bukan hanya terjadi pada proses tumbuh kembangnya, akan tetapi juga berdampak pada sosilasasi dan interaksi si anak dengan lingkungannya. Kondisi keharmonisan dalam keluarga terkadang juga dapat terganggu. Perselisihan dan saling menyalahkan antara kedua orang tua, merasa frustasi, kecewa, putus asa, marah atau bahkan menolak kejadian yang menimpa mereka.

Nah, untuk mengenal lebih jelas mengenai jenis-jenis gangguan belajar yang mungkin dapat terjadi pada anak, maka simak penjelasan dibawah ini

1.    Expresive Language Disorder
Atau yang disebut dengan gangguan berbicara muncul ketika seorang anak harus melakukan komunikasi verbal dan bahkan bahasa isyarat. Pada kondisi seperti ini, perilakuk atau kemunduran berbahasa anak tidak mencerminkan nilai mereka saat mereka melakukan kemampuan menulis yang normal. Pada anak yang mengalami gangguan berbicara mereka akan menunjukan gejala seperti diantanya keterlambatan berbicara, sulit menghafal dan mengingat kata yang baru, minim kosa kata dalam berbicara, seringnya melakukan kesalahan dalam mengucap kata dan kalimat, sulit berbicara lancar dengan orang lain, hanya dapat menyusun kalimat yang sederhana serta kemampuan bicara yang lebih laban dibandingkan anak dnegan usianya. Seorang ahli menjelaskan kondisi keterbatasan ini berkaitan dengan sistem syaraf dan juga dapat disebabkan oleh kondisi medis akibat si anak mengalami trauma atau mengalami benturan dibagian kepala.
2.    Diseleksia
Diseleksia merupakan gangguan membaca yakni sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada anak yang disebabkan oleh kesulitan melakukan aktivitas membaca dan menulis. Akan tetapi pada kondisi ini anak tidak mengalami gangguan atau keterbatasan aspek lainnya. Diseleksia dapat terjadi akibat adanya kondisi dari biokimia atau juga bisa dipicu sebagai faktor keturunan yang diwariskan oleh orang tuanya. Secara fisik para penderita diseleksia tidak menunjukan keluhan atau tanda-tandanya. Penderita diseleksia tidak hanya terbatas pada kesulitan membaca, menulis serta menyusun kata dan kalimat secara terbalik tetapi juga dalam berbabagai macam urutan, baik tulisan atau kalimat yang dibuat urutan menjadi terbalik kanan ke kiri dan bentuk lain-lain. Sehingga para penderita diseleksia kerap kali dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal.
3.    Mathematics Disorder
Gangguan yang juga menyerang sistem syaraf ini dicirikan dengan ketidakmampuan seorang anak untuk menghitung, penempatan angka yang sering terbolak-balik, pusing dan sering marah ketika mengerjakan soal matematika atau pelajaran lain yang berkaitan dengan perhitungan. Selain itu, penderita mathematic disorder cenderung membutuhkan penjelasan perhitungan berulang-ulang agar mereka dapt memahami apa yang mereka kerjakan. Namun demikian, anak-anak tetap dapat dikenalkan dengan pelajaran berhitung meski akan mengalami adaptasi dan memahami materi dengan waktu yang lebih lama.
Itulah dia beberapa jenis gangguan belajar yang mungkin terjadi pada anak. Dengan mengetahui beberapa jenis gangguan diatas, orangtua diharapkan mampu mengenali jika salah satu gejalanya terlihat pada anak, dan segeralah bawa anak untuk mengkuti terapi, agar keterbatasan mereka segera bisa diatasi.


Sumber : Bidanku.com

Tips Mengatasi Anak Yang Termasuk Anak Yang "Susah Diatur"



Hai bunda,... anak anda termasuk anak yang susah diatur? Nah berikut ini tips mengatasinya, semoga bermanfaat ya?

Sewaktu bayi, sikecil adalah terlihat begitu menggemaskan, menginjak usia batita dikisaran usia 2-3 tahun mereka tumbuh menjadi pribadi yang begitu mengagumkan, memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar yang mana perilakunya ini tak jarang membuat ayah dan bundanya tertawa gemas. Seiring bertambahnya usia, sikecil menjadi pribadi unik yang memiliki harapan dan keinginan tersendiri dan bahkan keinginannya ini bisa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh ayah dan bunda.
Pada beberapa kasus, ayah dan bunda menemukan anaknya yang periang dan penurut tiba-tiba berubah menjadi pribadi yang mudah meledak, sentimentil, pembangkang, hiperaktif, agresif cengeng dan beberapa sifat yang kurang disenangi lainnya. Disinilah peran dan kesabaran ayah dan bunda sebagai orang tua tengah diuji.
Namun tak perlu cemas, kita perlu memahami bahwa sifat-sifat diatas adalah hal yang normal terjadi pada anak-anak. Sebagaimana orang dewasa yang tidak selalu sempurna, sikecil juga terkadang bisa berperilaku tidak menyenangkan dan dianggap menjengkelkan. Namun hal yang terpenting adalah mengajarkan batas-batas kewajaran pada sikecil adalah tugas wajib bagi seorang orang tua.

Penyebab Anak Susah Diatur

Apabila ayah bunda menemukan sikecil yang tiba-tiba menjadi pemarah, memiliki karakter negatif dan susah diatur, sebelum memarahinya dengan membabi buta, ada baiknya ayah dan bunda introspeksi terlebih dahulu, adakah karakter yang membuat sikecil merasa kurang diperhatikan, frustasi ataupun tertekan. Karena pada dasarnya, anak yang kurang diperhatikan akan melakukan hal apa saja agar ia mendapatkan perhatian orang tuanya dan orang-orang disekelilingnya. Jadi jangan heran ketika berada dikeramaian, kemudian tiba-tiba sikecil menjadi susah diatur dan cenderung pembangkang. Selain itu, alasan lainnya adalah karena anak tersebut mengalami permasalahan dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Atau bisa jadi ia adalah tipikal orang yang cenderung anti sosial yang menarik dirinya dari lingkungan.
Saat menghadapi anak yang sulit diatur, memarahinya bukanlah solusi cerdas untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, membiarkan anak terus berlaku seperti demikian, karena ayah dan bunda sudah lelah dengan perilakunya, juga bukanlah tindakan yang bijaksana. Sebagai orang tua, mendidik anak sudahlah menjadi kewajiban. Agar ayah dan bunda bisa mengatasi anak yang susah diatur.

Berikut tips pintar untuk mengatasinya :

1. Lakukan Pendekatan
Ketika anak rewel dan susah diatur, menanggapinya dengan keras dan panas tidaklah menyelesaikan masalah, sebaliknya anak malah akan semakin rewel dan sulit diatur. Ketika hal ini terjadi didean umum, maka ayah dan bunda akan sedikit kerepotan. Untuk itu, lakukan pendekatan secara halus dan mulai berikan ia nasihat yang bijak, buat ia mengerti apa yang diinginkannya bukanlah hal yang baik. jagalah kekonsistenan ayah dan bunda, seperti misalkan ketika ia menginginkan es krim, setelah ayah dan bunda melarangnya dengan mengatakan tidak, maka pertahankan hingga sikecil menurut. Dengan begitu nantinya anak akan mulai terbiasa dan menurut dengan perkataan ayah bunda.
2. Menunjukan Tekad yang Kuat
Selain konsitensi yang perlu dijaga, tekad yang kuat juga perlu ditunjukan. Saat dihadapkan pada pertengkaran yang sulit dnegan sikecil, orang tua harus senantiasa menunjukan tekad yang kuat. Hal ini penting, karena ketika kita mneyerah, meski tidak mengatakannya, anak-anak akan dapat mengetahui apakah mereka bisa menang atau tidak. Dengan tekad yang kuat anda harus memiliki kekuatan secara internal untuk menjauhkan sikecil dari hal-hal yang buruk untuknya. Anak-anak harus dapat melihat tekad dan kekuatan dari dalam diri orangtua untuk meluruskan ketika mereka salah serta mengetahui bahwa anda melakukannya atas dasar rasa sayang.
3. Buat Peraturan Khusus
Tips pintar lainnya yang bisa ayah dan bunda lakukan adalah dengan membuat peraturan khusus yang telah dibicarakan terlebih dahulu dengan sikecil. Peraturan ini tentunya memiliki konsekwensi agar anak berusaha menghindari perbuatan nakal tersebut. Semakin ayah dan bunda sabar maka anak-anak akan semakin mudah dikendalikan. Dan jangan lupa untuk memberlakukan peraturan yang telah dibuat agar sikecil tetap mengingat batasan-batasannya. Selain itu, selalu berikan ia penghargaan ketika ia melakukan hal-hal baik yakni dengan memberikannya  pujian.

Sumber : Bidanku.com

13.8.15

Tips Mengajarkan Kejujuran Pada Buah Hati Anda Sejak Usia Dini


Hai Bunda,... berikut ini tips mengajarkan kejujuran pada anak sejak usia dini, semoga bermanfaat ya?

Kejujuran adalah nilai kehidupan mendasar yang paling penting yang harus diajarkan pada anak sejak ia kecil. Mengajarkan anak untuk berkata, bersikap dan berperilaku jujur akan menjadi pembelajaran yang berguna untuk kehidupannya kelak. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku dinegara manapun. Pepatah seperti ini wajib dikenalkan pada anak-anak sejak usia dini. Sebab penanaman ilmu sejak dini umumnya akan cenderung lebih mudah diserap anak dan ditanamkan hingga mereka dewasa sehinga menjadi sebuah kebiasaan yang baik.
Cara terbaik untuk melatih kejujuran anak adalah dengan mencontohkan kejujuran tersebut dimulai dari diri orang tua itu sendiri. Jangan pernah mengharapakan anak anda memiliki sikap yang jujur bila setiap saat orangtua selalu menyuguhkan ketidak jujuran pada anaknya. Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengajarkan sikap jujur atau kejujuran pada anak adalah dengan tidak bereaksi berlebihan bila si anak berbohong terhadap anda. Bereaksilah sewajarnya dan bantu anak untuk menemukan keberanian mengatakan kebenaran. Anak tahu jika kebohongan telah membuat anda kecewa, namun apabila reaksi yang anda berikan terlalu berlebihan, maka hal ini akan cenderung membuat anak ketakutan untuk berbicara yang sebenarnya.
Nah, selain dua poin tersebut dibawah ini ada pula beberapa tips lain yang bisa dilakukan untuk mengajarkan kejujuran terhadap anak sejak usia dini.

1. Terapkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penjelasan teori atau cerita mengenai kejujuran saja tidak cukup untuk menumbuhkan sikap kejujuran pada anak, hal ini perlu juga dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab anak-anak akan membutuhkan sesuatu yang nyata dalam pandangan mereka, sehingga teori mengenai kejujuran tidak akan lagi nampak abstrak untuk mereka. Untuk itu, mulailah menerapkan sikap dan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari, seperti menerapkannya dalam ucapan atau kalimat dalam kehidupan sehari-hari. Tentu, apa yang diucapkan harus konsekuen dengan apa yang diperbuat. Sebab, kadang-kadang justru kalimat inilah yang sulit untuk dipegang. Nah, disinilah sebagai orangtua kita perlu belajar banyak dalam hal ini.

2. Berikan Pengetahuan dan Keyakinan Bahwa Tuhan Maha Melihat

Kenalkan anak pada keyakinan bahwa dimanapun mereka berada kapanpun mereka berbohong meski tanpa diketahui orang lain masih ada tuhan Yang Maha Melihat segalanya yang akan selalu mencatat setiap perilaku buruk yang mereka lakukan. Nah, lantas bagaimana orangtua bisa mengetahui anak-anaknya tetap berperilaku jujur atau tidak meski berada di luar rumah? Percayalah ibu, ketika kita menitipkan anak-anak kita pada sang Pemilik Hidup ketika anak-anak jauh dari jangkauan kita, maka apa yang dilakukannya diluar jangkauan prinsip kita pasti akan ditunjukannya pada kita. Misalkan ketika anak menyembunyikan sesuatu dalam tasnya, seolah secara tiba-tiba kita merasa ingin memeriksa tasnya dan menemukan apa yang mereka sembunyikan dari kita.

3. Berikan Pemahaman Bahwa 'Jujur Itu Nikmat'

Ada serangkaian kejujuran yang akan terasa nikmat namun kenikmatannya itu tidak dapat secara langsung kita nikmati. Hal ini penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Ajarkan anak untuk selalu mendahulukan perilaku kejujuran sebab kejujuran akan mengantarkan mereka pada kehidupan yang tenang dan damai tanpa dihantui rasa bersalah.
Demikian beberapa tips mengajarkan kejujuran pada anak sejak usia dini. Anak-anak yang dibekali dengan perilaku dan sikap yang jujur akan melahirkan generasi penerus bangsa yang senantiasa selalu membawa nilai-nilai kebaikan pada orang-orang sekitarnya.

Sumber : Bidanku.com

Dampak Buruk Sering Membentak Anak



Hai bunda,... berikut ini penjelasan tentang dampak buruk jika kita sering membentak anak, semoga bermanfaat ya?
  
Sepertinya membentak anak telah menjadi sebuah kebiasaan para orang tua ketika melihat sang anak tidak patuh atau pun melakukan kesalahan, para orang tua sering sekali di buat jengkel. Karena emosi, secara reflek orang tua sering sekali menasehati dengan nada yang cukup tinggi. Kebiasaan seperti ini juga biasanya lebih sering dilakukan orang tua yang cukup tempramental. Menasehati sang anak dengan melakukan bentakan tentu sangat tidak efektif dilakukan, karena ketika sang anak sangat sering dibentak, kemungkinan sang anak akan tumbuh menjadi anak yang tertutup, minder bahkan menjadi anak yang pemberontak. Sang anak juga dapat menjadi sangat tempramental karena mengikuti kebiasaan sang orang tua yang suka membentak. Yang perlu diingat para orang tua ialah anak merupakan cerminan orang tua.
Sebuah teguran, larangan, koreksi atau pun sebuah hukuman yang terjadi ketika timbul sebuah kesalahan yang telah dilakukan oleh anak. Namun sayangnya orang tua seringkali melakukan tindakan pada saat kesalahan dilakukan oleh sang anak. Bukan dengan mencegah, membimbing dan mengarahkan sebelum kesalahan tersebut terjadi. Pada dasarnya sebuah aturan dibuat dengan mengawalinya dengan menanamkan pemahaman yang lebih pada sang anak dengan mempertimbangkan segalanya bagi tingkat perkembangan sang anak. Sebaiknya anda memastikan bahwa sang anak mengerti perilaku seperti apa yang orang tuanya harapkan. Dengan begitu kesalahan dapat diminimalisir. Ketika sang anak telah memahami aturan dan segala bentuk konsekuensinya, diharapkan sang anak tidak lagi melakukan kesalahan. Namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Ketika saat itu lah akan timbul rasa kecewa, marah dan kesal dari sang orang tua sebab harapannya tidak dapat terpenuhi. Hal itu seringkali diekpresikan melalui kalimat yang lantang serta kata-kata yang tidak menyenangkan, teriakan, bentakan, hingga cacian.
Bagi anak yang cukup sering mendapatkan respon yang negatif dibandingkan dengan respon yang positif, seperti bentakan, teriakan ataupun lainnya bisa membuat sang anak mengalami berberapa efek yang negatif, seperti kurangnya rasa percaya diri pada anak, pemarah, kurang inisiatif, bahkan sang anak tumbuh menjadi anak yang pemberontak. Hal ini sangat tergantung pada orang tua dan sang anak mengolahnya dengan berbagai kepribadiannya yang cukup unik. Dapat dibayangkan pada saat sang anak melakukan kesalahan, sang anak selalu disalahkan dan tidak sama sekali dihargai, maka sang anak akan mempunyai pemikiran bahwa semua yang dilakukan olehnya akan salah. Dengan begitu bisa saja sang anak menjadi tidak berani dan tidak mau melakukan sesuatu. Sebuah bentakan, cacian dan teriakan bisa dikategorikan pada kekerasan verbal dan juga emosional. Efeknya akan sangat berat dan juga berbahaya jika hal itu terjadi secara berkali-kali serta dalam kurun waktu yang sangat panjang. Jika hal ini terjadi dapat menyebabkan sang anak tersebut kesulitan dalam berpikir jernih dan juga tangkas.
Ada baiknya anda tidak berteriak dan membentak anak anda. Sebaiknya ketika anda sudah terlalu emosi, anda dapat meninggalkannya sebentar, kemudian menjelaskannya dengan baik bahwa yang ia lakukan ialah hal yang salah. Ingatlah akan terjadi dampak yang buruk pada masa depan anak anda atas bentakan atau teriakan yang anda lakukan. Akan sangat menyakitkan ketika harus mempunyai anak yang memiliki kepribadian yang rapuh pada saat menginjak dewasa nanti. Beri anak anda perhatian yang cukup agar anda mengetahui apa yang anak anda butuhkan.

Sumber : Bidanku.com

Dampak Buruk Sering Menjewer Bagi Perkembangan Anak



 Hai bunda,... apakah bunda termasuk bunda yang suka menjewer anak ketika anak anda melakukan kesalahan? Jangan pernah lakukan lagi bunda, karena akan berdampak buruk pada perkembangan anak, nah berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat ya?

Ketika anak melakukan kesalahan atau sulit diatur, kebanyakan orangtua akan memberikan hukuman dengan menjewer anaknya. Namun tahukah anda, kebiasaan menjewer anak dipercaya bukanlah hal yang baik untuk dilakukan karena ada beberapa mitos bahkan masalah kesehatan yang dapat terjadi saat anda sering menjewer anak anda.
Berikut ini beberapa hal buruk yang akan berdampak pada perkembangan anak ketika anda sering menjewernya ketika ia melakukan kesalahan
1. Berdampak Buruk Untuk Kesehatan Anak
Memukul dan menjewer anak dapat merusak kesehatan mental anak secara negatif karena secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan mental anak anda. Meskipun secara umum, menjewer anak tidak meninggalkan bekas luka pada telinga anak, namun nyatanya, hal ini dapat merusak beberapa jaringan syaraf anak, meski tidak secara langsung. Untuk itu, sebaiknya hindari perilaku menjewer anak ketika mereka berbuat kesalahan, sebaliknya nasihati anak jika apa yang dilakukannya itu bukanlah perbuatan terpuji.
2. Membuat Anak Takut Pada Anda
Alih-alih mendengarkan dan menurut, memukul atau menjewer anak ketika mereka berbuat kesalahan, malah akan membuat anak menjadi ketakutan pada anda dan berbalik tidak menghormati anda. Jangan pernah meneriaki dan memarahi anak, terlebih lagi memberikannya hukuman fisik berupa jeweran. Hal ini hanya akan membuat anak merasa takut dan membentengi diri mereka kepada anda. Untuk itulah, apabila anda tidak ingin membuat anak melakukan kesalahan yang sama, maka cobalah cara lain dengan tidak menjewernya.
3. Merusak Harga Diri Anak
Menjaga anak merasa aman dan nyaman adalah tugas anda sebagai orang tua. Namun, ketika anak-anak melakukan kesalahan dan anda menghukumnya didepan orang lain, hal iani akan dapat merusak harga diri anak. Sebab ketika anak berada disekitar orang-orang yang seharusnya melindungi mereka, namun rasa aman masih belum mereka dapatkan, hal ini akan malah menambah kekhawatiran anak dan merusak harga dirinya. Yang mana, hal tersebut dapat memberi efek negatif pada perkembangan mental anak dan menghalangi rasa aman yang mereka rasakan saat bersama kita.
4. Melahirkan Anak yang Sering Berbohong Kepada Anda
Jika anda sering kali memberikan hukuman seperti memukul dan menjewer anak setiap kali ia berbuat kesalahan, selain membuat anak menjadi lebih takut kepada anda, hal ini juga akan melahirkan jiwa pembohong pada anak, karena anak takut akan hukuman yang akan anda berikan dan membuatnya tidak akan mengakui kesalahan yang dibuatnya.
5. Bukan Contoh yang Baik
Ketika anda sering memberikan hukuman fisik pada anak, maka tanpa disadari anda telah memberikan sebuah pesan pada anak, bahwa hanya orang besar dan yang memiliki kekutan saja yang dapat bertindak agresif. Hal ini akan membuat anak memunculkan pemikiran negatif jangka panjang pada pola pikir anak yang beranggapan bahwa hanya orang dewasalah yang dapat bertindak kasar dan memutuskan apa yang benar dan apa yang salah. Selain itu, dengan memberikan hukuman fisik pada anak, anda mengirimkan pesan pada anak tanpa anda sadari bahwa kekerasan menjadi sebuah solusi yang tepat ketika anda berhadapan dengan masalah kehidupan. Perilaku agresif ini akan membuat anak ketakutan untuk mengakui kealahan yang diperbuatnya pada anda. Perlahan namun pasti, mereka akan menjadi anak yang sering berbohong pada anda.
Itulah dia beberapa dampak buruk yang bisa timbul ketika anda sering menjewer anak setiap kali ia melakukan kesalahan. Menjewer memang dikategorikan sebagai hukuman yang ringan dan tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh anak, namun demikian hal ini bukanlah solusi yang baik untuk mendisiplinkan anak.

Sumber : Bidanku.com

12.8.15

Beberapa Kegiatan Yang Baik Untuk Balita Yang Hiperaktif


Hai bunda,... balita anda termasuk anak yang hiperaktif? Nah berikut ini beberapa kegiatan yang baik untuk balita yang hiperaktif, semoga bermanfaat ya?

Saat anak menginjak usia balita, dimana mereka baru bisa berjalan dan berlarian kesana-kemari. Mereka akan cenderung tak bisa diam dan menjadi hiperaktif, seolah anak-anak ini memiliki banyak energi dan tak pernah merasakan lelah. Kondisi ini amat sangat normal terjadi pada balita karena mereka baru saja menemukan kebahagiaan karena dapat berjalan dan ingin menjelajahi segala sesuatu.
Saat bayi anda berubah menjadi seorang anak yang bisa berjalan dan berlarian di sekitar, sebagai orang tua, anda dituntut untuk bisa tetap menjaga dan membuatnya terlindungi tanpa menghilangkan keceriaannya dalam bereksplorasi. Saat anak anda memasuki fase ini, ketelitian dan kesigapan anda dalam mengawasi balita dituntut untuk lebih extra. Namun mengarahkan keaktifannya pada sebuah kegiatan yang bermanfaat tentu akan bermanfaat banyak untuk stimulasi otak dan membantu anak untuk mengubah energi mereka menjadi kegiatan yang lebih produktif dan positif.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang baik untuk balita yang hiperaktif :

1.    Berolahraga
Untuk anak-anak yang hiperaktif, kegiatan fisik akan sangat bermanfaat, selainenerginya dapat tersalurkan, olahraga juga bisa dijadikan sebagai media untuk menstimulasi otaknya. Untuk itu, ajarkan anak untuk belajar satu olahraga seperti skating, sepakbola, bersepeda atau berenang. Pada umumnya, anak-anak akan menyukai olahraga berenang karena kegiatan ini dilakukan di dalam air yang akan membuat anak riang dan gembira. Namun tentunya, selalu pastikan jika anda memberikan peralatan keselamatan yang tepat untuknya.
2.    Bermain Diluar Ruangan
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa balita hiperaktif tidaklah bisa diam, biasanya mereka akan berjalan dan berlarian kesana kemari, menyentuh barang-barang yang akan membuat rumah menjadi berantakan. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk sesekali mengajak mereka bermain di luar seperti taman bermain atau playground. Selain itu, kegiatan bermain di luar ruangan akan lebih baik untuk anak yang hiperaktif, dengan begini ekplorasi anak menjadi lebih luas. Namun tentunya, tetap dalam kondisi yang memungkinkan serta cuaca yang baik agar tidak beresiko sakit untuk anak-anak.
3.    Seni Kerajinan
Keluhan yang paling banyak disuarakan oleh para orang tua yang memiliki anak hiperaktif adalah sulitnya membuat balita hiperaktif untuk bisa duduk manis dan diam di suatu tempat. Untuk mengatasi hal ini, salah satu kegiatan yang akan membuat anak tertarik untuk bisa duduk dengan manis adalah lewat seni kerajinan. Banyak seni yang bisa dikenalkan pada balita termasuk bermain drum atau kegiatan membuat kerajinan origami yang akan membuat anak lebih tertarik dengan kreasi dari kertas warna. Seni kerajinan adalah salah satu kegiatan paling baik untuk anak-anak yang hiperaktif karena hal ini juga mampu meningkatkan kecerdasan otaknya.
4.    Kelas Menari
Belajar menari bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk anak balita. Bukan hanya terbatas anak perempuan saja yang bisa mengikuti kelas tari, anak laki-laki juga bisa diikut sertakan pada kelas tari khusus laki-laki atau kelas campuran. Untuk itu, jika anda sering melihat si kecil menari-nari atau menyukai tarian. Kelas menari bisa menjadi media yang baik untuk menyalurkan bakat yang dimilikinya. Menari akan meningkatkan postur dan fleksibilitas tubuh anak. Selain itu kegiatan ini juga membantu kalori dalam tubuh mereka terbakar dengan cepat dan dapat membuat mereka tidur lebih cepat.
5.    Latihan Fisik
Anak-anak yang hiperaktif cenderung memiliki energi yang lebih besar dibandingkan anak-anak lainnya. Untuk menyalurkan energinya kea ah yang lebih baik latihan fisik adalah cara yang baik. Hampir semua kelompok bermain saat ini memiliki latihan fisik yang terstruktur dengan baik. Untuk itu, tidak ada salahnya masukan anak ke kelompok bermain. Ketika anak-anak berada dalam sebuah kelompok, mereka akan cenderung lebih mudah untuk menuruti perintah. Selain itu, energi anak akan tersalurkan pada arah yang lebih baik, melalui kelompok bermain, kegiatan ini juga dapat mengajarkan keterampilan bersosialisasi dengan rekan-rekan seusianya dan bermain secara berkelompok.
Berikut adalah beberapa kegiatan untuk anak-anak hiperaktif. Mugkin masih banyak lagi cara-cara yang bisa dilakukan untuk balita hiperaktif yang dapat anda aplikasikan. Memasukan anak ke sekolah playgroup juga dapat dilakukan untuk mengarahkan energinya kearah yang lebih baik, karena pada dasarnya potensi yang dimiliki oleh anak hiperaktif sama potensialnya dengan anak-anak lain, hanya saja menghadapi anak hiperaktif akan sedikit lebih sulit dibandingkan dengan anak lainnya. Namun jumlah tingkat aktibitas yang baik bisa menandakan bahwa anak anda sehat.


Sumber : Bidanku.com

Tips Mengajarkan Anak Tentang "Pubertas"


 Hai bunda,... berikiut ini tips mengajarkan anak tentang pubertas, semoga bermanfaat ya?

Anak-anak jaman sekarang memang lebih cepat mengalami perkembangan fisik dan mental dibandingkan dengan anak-anak jaman satu dekade yang lalu, hal ini tentu saja dipengaruhi karena faktor kemajuan tekhnologi dan perkembangan jaman yang begitu pesat.
Sehingga tak heran jika masa puber akan lebih cepat dan lebih dini banyak dialami oleh anak-anak jaman sekarang.
Masa puber dapat menciptakan kesulitan untuk anak anda beserta dengan seluruh keluarga anda. Dimana ketika anak anda menjalani periode perubahan tersebut dalam kehidupannya, akan ada banyak hal yang terjadi dalam diri anak diantaranya adalah kenaikan emosi, mengalami perubahan jasmani yang signifikan, serta terpengaruh oleh hormon dalam tubuhnya.
Berbeda saat si anak masih kecil, anak-anak yang sudah masuk kedalam tahapan pubertas akan membuat si anak lebih kritis dan lebih cepat dalam menyikapi sebuah masalah atau kasus yang mereka temui. Jika saja, saat anak-anak masih seringkali merengek dan manja-manja bersama dengan orangtua dan seringkali akan menangis atau gelisah saat orangtua mereka tak ada disampingnya, hal ini akan berbeda dengan anak yang telah mengalami masa pubertas. Mereka akan cenderung lebih tertutup disamping emosi dan perubahan mereka yang sudah memiliki cara pandang sendiri mengenai sesuatu hal. Maka jangan heran, sewaktu anda menghampiri anak-anak dan hendak membelai atau bercengkrama bersama dengan mereka seperti saat dulu sering anda lakukan. Kali ini anak-anak lebih memilih mengurung diri dikamar dan senang sekali jika kita berikan ruang.

Hanya saja, meskipun saat ini kedekatan orangtua sudah tidak sedekat dan seintens dulu, namun hal ini bukan berarti anda bisa melepaskan dan membebaskan anak dengan sepenuhnya tanpa ada campur tangan dan kontrol dari anda para orangtuanya.
Anak-anak yang sudah menginjak masa pubertas, emosinya akan meledak-ledak, selain itu rasa penasaran akan sesuatu dan mencoba hal baru akan cenderung lebih besar. Untuk itulah, peran orangtua dalam membimbing dan senantiasa memberikan pengawasan pada anak-anak adalah hal penting yang harus mampu dilakukan.
Nah, selain itu agar anak tidak kaget dengan perubahan yang akan ia alami dalam masa pubertasnya, maka penting juga bagi orangtua mempersiapkan beberapa hal pada anak untuk menghadapi masa pubernya. Beberapa poin dibawah ini penting ibu terapkan pada anak-anak yang menghadapi masa pubertasnya.

1. Berikan Penjelasan Pasa Anak Tentang Perubahan Fisik dan Kesehatannya

Sebagai orangtua, anda perlu membantu anak-anak untuk siap dengan perubahan biologis yang akan ia hadapi saat dirinya menginjak masa pubertas. Pastikan anak anda mendapatkan pendidikan dan penjelasan mengenai perubahan yang terjadi dengan bagian tubuhnya yang mungkin pada awalnya perubahan in akan menyebabkan ketidaknyamanan pada diri anak juag mengenai sistem, proses dan fungsi dari reproduksi.
Tanpa pengetahuan yang diberikan oleh orang yang sudah mengalami hal ini, anak-anak mungkin akan merasa bingung dan bahkan ketakutan jika saja perubahan tersebut merupakan gejala yang akan mengindikasikan ada sesuatu yang tidak benar dengan tubuhnya. Jelaskan pula pada anak bahwa perubahan fisik yang terjadi secara alamiah terhadap setiap orang dan masa puber adalah bagian dari proses pertumbuhan yang lumrah.

2. Pentingnya Pendidikan Agama dan Moral dalam Diri Anak

Dewasa ini, pergaulan anak-anak remaja terbilang cukup mengkhawatirkan dan membuat siapa saja merasa risau dengan pergaulan bebas yang tak beraturan yang terjadi dalam kehidupan remaja saat ini. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari pengaruh media seperti program TV yang kurang mendidik, majalah dan bahkan pengaruh ajakan teman-teman sebaya mereka. Selain itu, kecenderungan untuk sulit menolak ajakan tersebut karena dilandasi dengan sikap persahabatan, membuat anak akan dengan mudah terjerumus dan terjebak dalam pergaulan yang keliru.
Untuk itulah, membekali anak-anak dengan nilai-nilai agama sejak mereka masih kecil adalah hal yang penting. Dengan begini, orangtua sudah menyiapkan dan melatih daya serap anak agar kuat keimanannya sehingga si anak dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang ada dilingkungannya.
Penting sekali bagi para remaja memilki benteng pertahanan diri berupa nilai dan moral yang baik dalam dirinya, hal ini guna mengontrol sikap dan etikanya dalam bermasyarakat.

3. Ajarkan Anak Untuk Merawat Dirinya

Pelajaran lain yang juga tak kalah penting diterapkan dalam diri anak-anak guna menghadapi masa pubertasnya adalah dengan mengajarkan anak untuk mulai memelihara kesehatannya dan merawat dirinya sendiri. Hal ini termasuk dengan menjaga kebersihan tubuh, menjaga konsumsi makanan yang baik dan mintalah anak untuk tidak sungkan bertanya bila saja mereka mengalami perubahan tubuh yang terasa berbeda.
Dengan mengontrol kebersihan dan asupan makanan akan berpengaruh pula pada produksi hormon dalam tubuh mereka. Mengingat saat masa puber memang kesehatan dna perawatan fisik menjadi bagian yang penting yang harus dijaga dan dirawat. Hal ini akan membuat para orangtua menjadi lebih mudah dalam mengawasi anak-anak mereka dan memberikan anak-anak remaja landasan yang baik dalam hal merawat tubuh mereka.

4. Berikan Buku Pengetahuan Tentang Pubertas

Meskipun anda sudah memberitahu mereka untuk tidak sungkan bertanya pada anda tentang perubahan yang terjadi dengan tubuh mereka saat anak-anak memasuki masa pubertas. Namun tak jarang, banyak anak yang merasa malu dan sungkan untuk menanyakan hal tersebut. Mereka menganggap hal tersebut terlalu memalukan untuk diungkapkan termasuk pada orangtua mereka. Namun disamping lain, anak-anak juga butuh jawaban yang pasti yang akan membuat mereka mengerti akan apa yang terjadi dengan tubuhnya.
Nah, untuk mengatasi hal ini, maka orangtua bisa memberikan buku mengenai pubertas untuk anak-anak. Dengan demikian meskipun orangtua tidak bisa menjawabnya, mereka akan mendapatkannya dari buku yang ibu berikan.

5. Peran Ayah dan Ibu

Ibu untuk anak-anak perempuan dan ayah untuk anak laki-laki. Seringkali anak-anak merasa sungkan jika harus menanyakan sesuatu yang menyangkut dengan bagian terdalam tubuhnya termasuk perubahan tubuh yang mereka alami. Apalagi saat seorang anak remaja laki-laki harus bertanya pada ibu mereka mengenai perubahan tubuh yang mereka alami, hal ini sedikit banyak membuat mereka merasa canggung melakukan hal tersebut.
 Nah, untuk itulah, inilah saat yang tepat dimana peran orangtua baik ayah ataupun ibu amat dibutuhkan untuk menjadi sahabat mereka. Bantu anak menghadapi masa pubertas mereka dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan dan gambaran apa saja yang akan mereka alami dimasa pubertas tersebut.
Misalkan, pada anak perempuan, ibu bisa memberitahu anak mereka bahwa masa puber pada anak permpuan ditandai dengan munculnya darah atau yang disebut dengan mentruasi. Begitupun pada anak laki-laki, ayah mereka bisa memberitahukan bahwa benjolan yang ada pada leher mereka adalah hal yang wajar sebagai pertanda bahwa anak mereka bertumbuh menjadi seorang remaja. Selain itu, ajarkan pula mereka untuk senantiasa menjaga kebersihan mereka dan bagaimana memilih makanan yang sehat dan sebagainya.
Membantu anak menghadapi masa pubertasnya adalah yang penting yang perlu dilakukan orangtua, meskipun anak terkadang merasa malu berbagi masalah yang terjadi dengan perubahan tubuhnya. Namun peran orangtua dan cara mereka menghadapi anak-anak yang mengalami pubertas adalah hal yang penting.

Sumber : Bidanku.com

11.8.15

Tips Melatih Konsentrasi Anak



 Hai bunda,... berikut tips melatih konsentrasi anak, semoga bermanfaat ya?

Kemampuan anak berkonsentrasi,  mengingat  dan kemudian memecahkan masalah, sangat tergantung  pada tahapan usia dan bagaimana menstimulasinya agar berkembang maksimal.

Usia 1-2 tahun. Anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu benda. Namun kemampuannya berkonsentrasi masih tergantung pada daya tariknya. Misal, ia sudah mengingat benda  kesukaannya yang sering  ia bawa seperti boneka. Juga mengingat wajah orang yang sehari-hari ditemuinya. Kemampuan konsentrasinya  berkisar 1-3 menit. Ini  berkaitan dengan kemampuan fungsi indra, otak dan fungsi  lain yang masih dalam masa perkembangan. Keingintahuan yang besar mendorongnya banyak gerak, eksplorasi, mencoba berbagai hal yang menyebabkannya sulit fokus pada suatu hal, dalam rentang waktu yang lama. Stimulasi dengan:
  • Perrmainan  yang menantang sekaligus menuntut konsentrasi seperti puzzle,  yang memiliki sedikit kepingan.
  • Permainan   memasukkan   benda berbentuk angka atau  huruf  ke dalam wadah,  yang memiliki lubang sesuai dengan bentuknya.
  • Memindahkan bola dari satu keranjang ke keranjang lain, meronce manik-manik besar dan menyusun balok-balok berukuran besar.
  • Malakukan  kontak mata dan ajak ia bicara, jika Anda masih memberinya ASI.
  • Melihat  gambar dan menjelaskan warna dan bentuk apa saja yang terdapat pada gambar dan lakukan berulang-ulang.
  • Mengajak bicara secara fokus dan tuntas agar anak memahami dan memberi respon. Misalnya, “Ini mobil berwarna merah. Ini mobil berwarna biru. Kamu pilih yang mana?”
  • Membunyikan  mainan secara sembunyi hingga menarik perhatiannya. Ini akan membuatnya berusaha menemukan sumber bunyi.
  • Membuat halang-rintang dengan menumpuk bantal yang dijejerkan.  Ini akan menstimulasi anak menyingkirkan bantal agar ia bisa lewat.
Usia 2-3 tahun. Kemampuan konsentrasi dan memorinya makin meningkat. Ditandai
kemampuannya menyebut kembali kata yang terdapat pada satu atau dua lagu yang didengarnya. Kemampuan konsentrasinya  berkisar 3-5 menit. Di usia ini  anak sedang hobi ‘mendua’, meninggalkan aktivitas yang tengah dikerjakan,  saat ada aktivitas lain yang menarik perhatiannya. Stimulai dengan:
  • Menyelesaikan tugas atau permainan dengan cara  menyusun puzzle hingga selesai.
  • Ngobrol berdua dan minta ia mendengarkan. Anak akan terdorong berkonsentrasi jika mengobrol dilakukan secara dua arah. Suasana seperti itu akan memacunya untuk bertanya dan berkomentar.
  • Ajak menirukan gerakan yang Anda lakukan. Itu akan membisakan anak
  • Mainan yang konstruktif seperti puzzle dan balok susun.
  • Beri  kesempatan anak untuk belajar mengenakan sepatu atau sandal sendiri.
Usia 3-4 tahun. Konsentrasi dan memori anak makin baik. Ia sudah bisa mengingat dan mengulang sedikitnya 3 benda terakhir yang berurutan disebutkan. Kemampuan konsentrasinya berkisar 5-10 menit.  Kegiatan fisik sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan sensori - motorik sebagai salah satu cara bagi mereka untuk mengeksplorisasi lingkungan. Stimulasi dengan:
  • Melatihnya berenang, karena dapat menstimulasi indera-indera sensoris, konsentrasi serta stimulasi otak kanan dan kiri.
  • Minta anak  menceritakan kembali film yang sudah ditonton atau buku yang sudah dibacakan.
  • Tantang untuk melakukan lebih dari satu perintah dalam waktu bersamaan. Jangan memarahinya, jika tak berhasil melakukannya. Jika ia berhasil, beri ia hadiah pujian, pelukan dan ciuman.
  • Melatih memasang atau menyopot sendiri kancing baju.
  • Membongkar  mainan seperti robot atau rumah boneka dan minta untuk menyusunnya kembali.  Biarkan ia melakukan sendiri.
(Sumber : ayahbunda.co.id) 

Cara Mengenal Kecerdasan Emosi (EQ) Bayi


Hai bunda,.. berikut ini penjelasan tentang bagaimana cara mengenal kecerdasan emosi (EQ) bayi, semoga bermanfaat ya?

Pada fase awal, bayi anda akan menggunakan sejumlah isyarat non-verbal untuk mengungkapkan perasaannya. Tatkala bayi anda merasa senang atau puas, maka ia tersenyum, mengoceh atau membuat gerakan-gerakan yang lembut. Akan tetapi, tatkala ia sedang tidak gembira, maka ia akan bernafas lebih cepat, menarik-narik bajunya atau tentu saja menangis. Isyarat-isyarat non-verbal seperti itu merupakan tanda awal bagi kesadaran diri dan pengungkapan diri. Dua hal ini merupakan tanda awal bagi kesadaran diri dan pengungkapan diri. Dua hal ini merupakan komponen penting dari apa yang diistilahkan sebagai emotional quotient (EQ) alias kecerdasan emosional.
Istilah EQ diperkenalkan pertama kali oleh John Mayer dan Petter Salowey di awal tahun 1990-an. Di tahun 1995, Faniel Coleman mempopulerkan istilah ini lewat bukunya yang bertajuk Emotional Intelligence: Why It Can Matter Than More IQ. Istilah IQ sendiri merajuk kepada kecakapan seseorang dalam memahami perasaannya dan perasaan orang lain serta kemampuannya bertindak secara akurat berdasarkan pada pemahamannya tersebut. Banyak kalangan sekarang meyakini bahwa EQ lebih penting daripada IQ dalam menentukan kesuksesan seseorang.
Kalau terus anda cermati, pada usia antara empat hingga lima bulan, bayi mulai mengalami dan memperlihatkan serangkaian emosi yang jauh lebih tinggi, seperti keceriaan, duka, kemarahan dan kesukaan. Sodorkan permainan baru, umpamanya, kepada bayi anda yang berumur lima bulan, maka ia akan mengungkapkan rasa surprise-nya dengan membuka matanya lebar-lebar. Untuk mendorong pengungkapan diri bayi anda ini, anda bisa merespon dengan mengidentifikasi perasaannya dengan berkata: "oh, kamu senang ya, sayang!" Respon anda ini akan sangat membantu dalam mengajari bayi anda tentang emosi yang disarankannya.
Saat anda tersenyum, misalnya, lebarkan mata anda dan nyaringkan suara gembira anda, maka ia akan memberitahu bayi anda ihwal sensasi kegembiraan yang sedang ia rasakan. Semakin ia mengetahui banyak respon yang anda tunjukkan, maka tingkat EQ bayi anda akan meningkat. Sama halnya dengan temperamen, EQ sebagian sudah dibawa sejak lahir. Sungguhpun begitu, sebagian lagi bisa dipelajari. Bukanlah suatu yang terlalu dini untuk membantu bayi anda mengeksplorasi dan mengelola perasaan-perasaan yang dirasakannya. Dan dengan membantunya, anda telah meletakkan dasar yang akan sangat membantu bagi pengembangan EQ-nya di masa depan.

Sumber : Bidanku.com

Tanda Lahir Pada Bayi, Bahayakah????




Hai bunda,... bayi anda mempunyai tanda lahir? Sebenarnya bahaya atau tidak? Nah berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat ya?

Kelahiran bayi anda menjadi hadiah terindah bagi anda dan keluarga. Kebahagian yang sulit tergambarkan bahkan hingga terus memantau tumbuh kembang bayi anda dengan hal-hal yang menakjubkan dilakukan bayi anda. Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir dengan sehat dan sempurna. Sehingga ketika kelahiran tiba pemeriksaan kelengkapan organ tubuh bayi dilakukan oleh perawat yang membantu kelahiran anak anda. Selain sehat dan sempurna, terkadang ibu mengkhawatirkan tanda yang melekat pada tubuh bayi.
Tanda yang ada di tubuh bayi atau dikenal dengan tanda lahir memiliki perbedaan pada masing-masing bayi. Ada bayi yang memang memilikinya adapula yang tidak memilikinya. Meskipun demikian rata-rata 9 dari 10 kelahiran bayi memiliki tanda lahir yang berbeda. Tanda lahir memang bukan dalam kategori tanda bahaya pada tubuh bayi. Hanya saja beberapa tanda lahir harus anda kenali, apabila tanda lahir membesar maka harus dilakukan pemeriksaan.
Tanda lahir pada bayi berbeda-beda, baik bentuk, ukuran dan warna. Salah satu tanda lahir yang akan dibahas adalah tanda lahir berwarna merah pada bayi. Tanda lahir dapat muncul langsung pada bayi saat dilahirkan atau baru dikenali setelah beberapa hari kelahiran. Anda dapat berkonsultasi pada dokter apabila tanda lahir semakin membesar atau menggangu fungsi bagian tubuh. Salah satunya adalah tanda lahir seperti bercak merah dan juga timbul disebut dengan tanda lahir strawberry Hemangioma.
Strawberry Hemangioma merupakan kelainan secara vaskular yang terjadi pada kulit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan pada permukaan kulit berwarna merah dan timbul. Umumnya tanda lahir strawberry hemangioma memiliki tepian yang halus dan jaringan berongga. Strawberry Hemangioma akan muncul pada bagian tubuh mana saja meskipun seringkali Strawberry Hemangioma ditemui pada bagian leher atau wajah. Strawberry Hemangioma memiliki kasus yang berbeda-beda pada masing-masing anak yang memiliki tanda lahir jenis Strawberry Hemangioma
Strawberry Hemangioma lebih banyak dialami oleh bayi perempuan ketimbang laki-laki, pada 10 persen bayi yang mendapatkan tanda lahir Strawberry Hemangioma dalam rentan waktu usia 13 bulan akan hilang sedangkan sisanya yaitu sebanyak 90 persen akan hilang pada rentan waktu hingga anak usia 10 tahun.
Tanda lahir ini tidak akan menggangu selama tidak menghalangi fungsi tubuh. Misalnya saja tanda lahir menggangu proses pendengaran, pernafasan atau makan. Meskipun demikian anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi tanda lahir bayi anda, apakah perlu penanganan atau tidak diperlukan penanganan .
Apabila tanda lahir Strawberry Hemangioma yang mengggangu maka dapat dilakukan pengobatan degnan operasi, laser atau kombinasi dengan laser dan operasi. Pemeriksaam dini dapat dilakukan untuk mengetahui jenis tanda lahir anak anda karena pada masing anak berbeda-beda sehingga dokter dapat membantu anda untuk melakukan penangan dini.
Dengan demikian bagi anda yang menemukan adanya tanda lahir berwarna merah muda pada bagian tubuh anak anda atau yang disebut dengan tanda lahir Strawberry Hemangioma jangan terburu-buru khawatir karena masing- masing kondisi anak berbeda-beda. Begitu pula dengan Strawberry Hemangioma tidak semua harus dilakukan dengan cara laser atau operasi ada juga yang menghilang dengan sendirinya seiring usia bayi anda yang bertambah.

Sumber : Bidanku.com

Tips Mencegah Gigi Anak Rusak


 Hai bunda,... berikut ini tips mencegah gigi anak rusak, semoga bermanfaat ya?

Gigi susu menentukan gigi dewasa yang sehat. Rawatlah gigi susu untuk membantu anak terhindar dari kerusakan gigi. Untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah kerusakan gigi, lakukan ini:
  • Sajikan makanan manis bersama dengan makan rutin dan jangan dijadikan camilan. Jika Anda berencana memberikannya makanan manis, sajikan sebagai makanan penutup setelah makan utama. Setelah itu bersihkan gigi dengan cara berkumur atau menyikat gigi.
  • Kurangi pemberian minuman bersoda  atau jus buah dalam kemasan  yang mengandung asam. Air putih dan susu adalah minuman yang bisa diberikan diantara waktu makan.
  • Biasakan anak makan beberapa jenis camilan secepatnya. Seberapa sering ia makan camilan lebih penting daripada berapa banyak camilan yang dimakannya. Jarak antar makan camilan membuat saliva mampu membersihkan gigi dari partikel dan bakteri yang mengganggu. Terlalu sering makan tanpa  menyikat gigi memberikan makanan pada bakteri yang berujung pada timbulnya plak dan gigi berlubang.
  • Berikan makanan bebas gula.
  • Hindari memberi susu pada anak menjelang jam tidurnya, atau memberinya susu dalam botol untuk memudahkannya tidur.
  • Biasakan anak minum air putih.  Air akan menghilangkan partikel makanan dari sela gigi.
  • Jika anak mengunyah permen karet, dorong ia untuk memilih permen karet tanpa gula, atau permen karet yang membantu mengurangi bakteri jahat di dalam mulut.
  • Anak usia 20–24 bulan umumnya sudah dapat meludah. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk menjaga gigi dari kerusakan. Sikat dan bersihkan sela-sela gigi anak Anda dengan benang gigi atau dental floss setiap hari. Sikatlah gigi minimal 2 kali sehari dengan pasta gigi.
  • Bersihkan gigi anak dengan sikat gigi atau berkumur segera  sesudah minum obat. Obat–obatan seperti obat batuk mengandung gula yang akan diubah oleh bakteri menjadi asam di gigi dan merusak enamel.
  • Ajak anak ke dokter gigi secara rutin, setiap 6 bulan sekali, mulai di usia 1 tahun.   Rutin ke dokter gigi bisa mendeteksi masalah gigi lebih awal. 
Makanan  untuk gigi sehat balita:
  • Buah dan sayuran: berikan buah dan sayuran sebagai camilan. Pilih yang kandungan airnya tinggi seperti pir, melon, bengkoang dan seledri adalah yang terbaik. Pisang dan kismis  mengandung gula pekat.  Bila Anda memberikan kedua jenis buah ini, segera sikat giginya setelah memakannya. 
  • Keju: sajikan bersamaan dengan makan siang atau sebagai camilan, terutama keju lembaran atau jenis keju lainnya karena keju memicu mengalirnya saliva. Saliva membantu membersihkan partikel makanan dari gigi.
  • Makanan dan minuman yang berkalsium untuk menguatkan gigi seperti susu tanpa pemanis tambahan, brokoli dan yogurt.
Hindari makanan ini:
  • Makanan yang lengket dan kenyal seperti kismis, dodol, kue gandum atau selai kacang, kacang jeli dan karamel. Karena jenis makanan ini menghambat saliva untuk mengusir gula dari gigi. Jika terlanjur memberikan si kecil makanan ini segera minta anak berkumur sesaat setelah makan.
  • Makanan yang sangat manis dengan kandungan gula tinggi seperti lolipop, permen manis yang keras, gulali.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

ASI Dan Formula Mempunyai Kandungan Yang Sama? Benarkah????



 Hai bunda,.. benarkah ASI dan susu formula mempunyai kandungan yang sama? Berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat ya?

Bagi anda para wanita yang memiliki bayi, kegiatan memberikan ASI amat penting bagi bayi, fungsinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yodium sang bayi. Tak hanya itu, penelitian menemukan dengan memberikan ASI pada bayi anda yang baru lahir bisa menghindarkan anda dari resiko terkena kanker payudara. Seorang peneliti dari Better Health Channel menuturkan, nutrisi yang baik merupakan kunci pertumbuhan fisik serta mental bagi sang bayi. Sementara kekurangan yodium saat ini menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan intelektual dan mental anak-anak diseluruh dunia, pungkasnya.
Sebagaimana dilansir dari The Examiner, bahwa sumber yodium bisa diperoleh dari ASI. Namun mencengangkannya lagi, sebuah studi penelitian baru-baru ini menemukan, kadar yodium yang dibutuhkan bayi dapat pula diperoleh dari susu formula dan memiliki kandungan gizi baik sebagaimana yodium dalam ASI ibu. Yodium juga dianggap berperan penting bagi bayi baru lahir karena dianggap penting bagi hormone tiroid. Nutrisi ini juga berperan aktif dalam perkembangan bayi seperti mencegah terjadinya kretinisme pada bayi atau gangguan pertumbuhan dan cacat mental serta mencegah terjadinya retardasi mental pada bayi baru lahir.
Retardasi mental adalah kondisi bayi sebelum menginjak usia 18 bulan dengan ditandai rendahnya kecerdasan si kecil dan kesulitan untuk beradaptasi pada lingkungannya di kehidupan sehari-hari. Retardasi mental merujuk pada sekelompok kelainan yang terjadi pada fungsi intelektual dan deficit pada kemampuan adaftif si kecil yang terjadi sebelum usianya menginjak fase dewasa. Namun meski demikian, para peneliti menegaskan kalau menyusui bayi secara langsung dengan memberikan ASI tentunya akan lebih baik dari pada hanya dengan memberikan susu formula untuk sikecil. Sebab dengan menyusui secara langsung, akan ada interaksi fisik dan mental antara sang ibu dengan sang bayi yang mampu merekatkan ikatan jiwa keduanya.

Sumber : Bidanku.com

10.8.15

Tips Cara Menumbuhkan sifat Optimis Pada Anak untuk Menghindari Depresi


 Hai bunda,... berikut ini tips cara menumbuhkan sifat optimis pada anak untuk menghindari depresi, semoga bermanfaat ya?

Optimisme adalah perasaan dan semangat positif yang harus dimiliki oleh setiap anak agar dapat berhasil dalah kehidupannya. Jiwa optimis merupakan jiwa seorang juara yang senantiasa berani dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan untuk meraih tujuan hidup dan kesuksesan. Sifat optimis dalam diri seseorang sudah selayaknya ditanamkan sejak dini. Sebab hal ini akan terus melekat dalam diri anak sebagai modal utama yang penting yang amat ia perlukan di masa depannya nanti.
Sikap optimis dapat melahirkan banyak manfaat. Orang yang optimis diketahui memiliki kemampuan dalam mengendalikan stres yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang kurang memiliki sifat optimis. Sehingga demikian, orang optimis akan terhindar dari depresi dan stress yang menyiksa.

Nah, lantas bagaimana cara menumbuhkan sifat optimis pada anak agar mereka terhindari dari depresi?

1. Latih Anak Untuk Behadapan dengan Situasi dimana Terdapat "Resiko dan Kegagalan" Didalamnya.
Untuk menumbuhkan sifat optimis pada anak, orangtua perlu melatih anak berhadapan dengan berbagai situasi dan kondisi yang didalamnya terdapat "resiko dan kegagalannya". Dengan demikian, anak yang terbiasa dilatih dalam kondisi-kondisi tersebut akan melahirkan mental anak yang lebih baik dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi suatu masalah. Ketika anak berhadapan dengan kondisi yang beresiko, orang tua perlu mendodong anaknya untuk mengganggap resiko dan kegagalan yang mungkin terjadi sebagai sebuah tantangan yang harus bisa ditaklukan dan dilewati atau dihindari. Selain itu, anak yang dilatih pada kondisi seperti ini akan melahirkan anak yang lebih matang secara mental dan membuat jiwa mereka tidak mudah rapuh sehingga anak tidak akan mudah mengalami depresi ketika ia harus dihadapkan pada kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya.
2. Jangan Berikan Anak 'Citra yang Buruk'
Orang tua sebaiknya tidak memberikan citra yang buruk terhadap anak, seperti dengan memberikan sebutan tertentu pada anak. Sebab secara disadari atau tidak, anak akan menyerap citra yang diberikan oleh orangtua. Citra tersebut akan menempel dalam diri anak menjadi sebuah identitas dan karakter anak. Tahukah anda citra negatif yang anda berikan kepada anak akan terus menempel dan diingat oleh anak sehinga membuat anak terhambat dalam melakukan segala hal yang membuat mereka tidak percaya diri. Misalkan ketika anda memberikan anak citra 'si penakut' disadari atau tidak hal ini akan diserap anak dan membuat mereka memiliki batasan untuk melakukan segala hal akibat citra yang ibu berikan.
3. Bantu Anak Untuk Menggapai Kesuksesannya
Meski memberikan tantangan agar anak dapat merasakan resiko dan kegagalan dari hal yang dikerjakannya adalah hal yang harus dilakukan. Namun membantu anak untuk menggapai kesuksesannya merupakan peranan penting yang harus dilakukan oleh orang tua. Bantuan anda disini tentu akan lebih mengarah pada dukugan dan dorongan pada anak untuk meraih impian anak dan menggapai kesuksesannya. Sehingga anak akan menjadi lebih percaya diri dengan keyakinan akan mimpi yang telah diidamkannya. Dukungan atau dorongan untuk menggapai kesuksesanya bisa anda lakukan dengan memberikan penghargaan kecil sewaktu anak berhasil dengan hal yang ia kerjakan. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk melakukan lebih dan pada akhirnya impiannya akan tercapai.
Itulah dia beberapa cara menumbuhkan sifat optimis pada anak. Kita tentu tahu bahwa kehidupan tidaklah selalu indah. Tantangan dan cobaan serta masalah kerap kali datang silih berganti. Dan sikap yang terbaik dalam menghadapi berbagai masalah serta kesulitan dalam hidup adalah dengan sikap optimis.

Sumber : Bidan.com

Berbagai Cara Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi Anak Yang Sulit Makan



 Hai bunda,... berikut ini tips mengatasi anak yang sulit makan, semoga bermanfaat ya?

Anak susah makan merupakan permasalahan yang sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yang sulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau pilih-pilih makanan.
Ketika si kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikan makanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh kembang.
FaKtor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak disukai.

Bagaimana mengatasinya?

Mungkin ada beberapa catatan penting yang terlewatkan oleh Anda saat memberi makan si kecil.Tips berikut mungkin dapat membantu Anda;
1. Coba sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak, jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Contoh: Makanan Unik
4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.

Sumber : Bidanku.com

Tips Mengajarkan Bahasa Asing Pada Balita


 Hai bunda,... berikut ini tips mengajarkan bahasa asing pada balita anda, semoga bermanfaat ya?


Ibu, ingatkah saat masih sekolah dasar dulu, ditingkat berapa kita diajarkan mengenal bahasa asing?
wah,,,wah,,,wah rasanya ingat tidak ingat yah jika harus bernostalgia dan mengingat masa-masa sekolah dulu. Namun yang pasti, pelajaran bahasa asing yang kita dapatkan di sekolah dasar dulu tidak diajarkan di tingkat pertama melainkan saat tingkat ke tiga atau di tingkat keempat. Namun tahukah ibu, jika kita melihat anak-anak jaman sekarang, pendidikan bahasa asing sudah diberikan saat mereka masih berusia dini, jadi tidak heran jika sewaktu kita pergi ke mall tak sengaja banyak kita jumpai anak-anak kecil bahkan anak-anak balita yang sudah mulai cas-cis-cus mengobrol dengan ibu mereka menggunakan bahasa Inggris.
Namun  bukan hanya itu. Ternyata si anak juga mampu berbicara bahasa Tanah air dengan baik. Dan ternyata, tak berapa lama kemudian, datanglah si ayah menghampiri yang ternyata berparas Indo dengan kulit putih dan tubuh jangkung yang tentu saja sudah bisa ditebak ayahnya berkewarga negaraan asing. Nah, ketika melihat pemandangan ini mungkin kita akan dengan mudah mengasumsikan, "pantas saja anaknya jago berbahasa Inggris, ayahnya saja bule!"
Eits, meskipun kita tidak menikah atau darah keturunan ibu tidak ada yang berdarah asing, bukan berarti hal ini membuat kita tidak dapat mengajarkan bahasa asing pada anak-anak. Selain itu, bahasa asing sepertinya telah menjadi pelajaran penting yang harus senantiasa dimiliki anak-anak sebagai bekalnya dimasa depan.

Seperti yang kita ketahui saat ini ya bu, dunia pekerjaan dan lingkungan masyarakat modern membutuhkan bahasa internasional yang bisa menghubungkan mereka dengan oranglain diberbagai dunia. Untuk itu, pendidikan bahasa asing juga menjadi pelajaran penting yang harus diberikan pada si kecil. Sebab jika pendidikan ini ditunda-tunda, maka akan semakin sulit bagi si anak untuk memahaminya. Selain faktor malas belajar pada anak, hal-hal lain yang juga bisa ibu jumpai adalah penolakan dari si anak karena mereka sudah memiliki keinganan tersendiri dalam hidupnya. Jadi rasanya akan sulit bagi ibu mengarahkan anak saat mereka sudah mulai beranjak remaja.
Nah, anak-anak khususnya di usia 2 hingga 3 tahun sudah cukup mendapatkan pendidikan dan pelajaran dari orangtuanya. Anak-anak dalam masa ini adalah masa periode emasnya dimana perkembangan otak pada anak masih begitu pesat, sehingga proses menangkap sesuatu pada diri mereka masih terbilang cepat dan mudah. Bukan hanya mampu menangkap pola kalimat yang pernah didengarnya sejak lahir, namun ia juga sedang "meningkatkan" kosa katanya.
Untuk itulah, mengajarkan bahasa asing pada anak balita tidak akan menjadi hal yang rumit dan tentunya apabila kita sungguh-sunggu dalam menerapkan tekhnik pengajaran yang baik, maka hal ini akan mampu menunjang kemampuan mereka dalam berbahasa asing.
Memang ada banyak anggapan yang mengatakan bahwa tidak sebaiknya anak-anak yang masi berusia dini diberikan dua pelajaran bahasa sekaligus. Hal ini dikhawatirkan akan membuat anak bingung sehingga dalam menghambat perkembangan bahasa "ibu" nya (bahasa asli anak), yakni bahasa Indonesia yang sedang ia pahami. Kekhawatiran tersebut memang beralasan, sebab bagaimanapun sudah seyoganya sebagai orang Indonesia anak mahir dan mampu menguasai bahasa "Ibu" nya dengan baik dan benar.
Hanya saja, jangan terlalu takut dengan anggapan anak akan menjadi bingung karena diperkenalkan dalam dua bahasa sekaligus saat mereka masih kecil. Sebab sebagaimana diungkapkan oleh seorang profesor Bilingual Education dari U.S bermana Dr. Yvonne Freeman, mengatakan bahwa pelajaran bahasa asing penting sekali diterapkan pada anak sejak mereka masih kecil, mengingat periode emas balita dimana otak anak dimasa ini akan dapat menyerap dan mengingat banyak hal termasuk kemampuan anak dalam berbahasa. Nah, yang perlu dicermati adalah ada beberapa hal yang haru diperhatikan dalam mengajarkan bahasa asing pada anak. Kita simak hal tersebut berikut ini.

1. Terapkan Bahasa Asing Dalam Permainannya

Dunia anak adalah dunia bermain, mereka tentu akan lebih senang diajak bermain dibandingkan dengan belajar secara serius yang begitu menegangkan. Nah, salah satu tekhnik terbaik memperkenalkan dan mengajarkan anak bahasa asing adalah lewat permainan, salah satunya adalah dengan membelikan educational toys yang dilengkapi dengan bahasa asing.
Contohnya membelikan papan bermain dengan gambar binatang yang dilengkapi bahasa asing atau membelikan papan bermain dengan angka yang dilengkapi bahasa asing. Setelah itu, mintalah anak untuk mengucapkannya bersama-sama dengan anda. Selain itu, berikan pelajaran ini secara bertahap. Jangan sampai anak merasa bosan karena ibu terlalu memaksakannya yang pada akhirnya anak akan merasa malas dan tidak ingin lagi bermain.

2. Pilihlah Bahasa Asing yang Kita Kuasai

Tidak mungkin rasanya mengajarkan sesuatu pada anak yang bahkan kitapun tidak menguasai atau bahkan memahaminya. Jadi demikian, ketika anda memutuskan untuk memberikan pelajaran bahasa asing pada anak, maka pilihlah bahasa yang benar-benar anda kuasai yang dapat anda ajarkan apada anak-anak. Setidaknya, kita harus mengetahui bagaimana cara mengucapkan kata berbahasa asing tersebut.

3. Ajarkan Satu dan Sekali Waktu

Menerapkan pendidikan bahasa asing pada anak tidak bisa dilakukan sekaligus dan mengharapkan anak mampu menguasai bahasa yang kita ajarkan pada mereka dengan seketika. Sebuah pelajaran dan pendidikan memerlukan kesabaran dan diberikan dengan bertahap. Begitupun pelajaran bahasa asing pada anak. Ajarilah anak satu dalam sekali waktu, yang terpenting adalah anak paham betul dengan apa yang ibu ajarkan. Misalkan, ketika ibu mengajarkan alphabet pada anak-anak, berikan sebanyak 3-5 kata dalam satu waktu dan mintalah anak menghafalnya. Baru setelah anak hafal betul, ibu bisa menambahkanya kembali.

4. Program Televisi Bahasa Asing

Tidak bisa dipungkiri, anak-anak modern jaman sekarang seringkali menjadikan televisi sebagai media hiburan yang sering mereka tonton. Untuk itulah, manfaatkan media ini untuk mengajarkan bahasa asing pada anak dengan membiarkan anak menyaksikan program kartun kesukaannya dengan bahasa asing. Di awal-awal, anak mungkin tidak akan memahami apa maksudnya, namun perlahan namun pasti apa yang mereka lihat akan secara tidak langsung mereka lakukan. Dengan begini anak akan mampu meniru bahasa yang mereka saksikan dalam film kartun kesukaannya.

5. Berkomunikasi dengan Anak Lewat Bahasa Asing

Cara terbaik dan paling efektif dalam menerapkan pendidikan bahasa asing pada anak adalah dengan berkomunikasi langsung dengan mereka menggunakan bahasa asing. Semisal ketika anda menginginkan anak untuk duduk, maka mintalah dia untuk duduk dengan menggunakan bahasa asing. Atau mintalah anak untuk meminta sesuatu dengan mengucapkan bahasa asing. Dengan begini perlahan namun pasti kosa kata bahasa asing pada anak akan semakin kaya setiap harinya dan diharapkan anak mampu menguasai bahasa yang kita ajarkan saat mereka besar kelak atau setidaknya saat anak masuk usia sekolah mereka tidaka akan kaget dengan pelajaran bahasa asing, sebab dasarnya sudah ibu ajarkan pada mereka.
Demikian beberapa hal yang bisa ibu terapkan pada anak-anak sejak mereka usia balita untuk memberikan pelajaran bahasa asing. Sebagaimana kita ketahui pelajaran bahasa asing adalah hal yang penting sebagai modal anak menyongsong masa depan yang lebih baik.

Sumber : Bidanku.com

Tips Membangun Karakter Positif Pada Diri Anak


Hai bunda,... Berikut ini tips membangun karakter positif pada diri anak, semoga bermanfaat ya?
 
Setiap orangtua tentu menginginkan buah hati tercinta mereka bisa tumbu menjadi seorang anak yang mandiri, cerdas dan senantiasa optimis dalam menjalani hidup guna mendapatkan masa depan yang cemerlang untuk generasi yang lebih gemilang.
Untuk itu, perlu sekali ditanamkan berbagai pendidikan pada anak sebagai bekal mereka menyongsong masa depan yang lebih cerah. Namun tahukah ibu, kecerdasan akamedis yang ada dalam diri anak saja tak cukup untuk membuat mereka menjadi calon penerus bangsa yang gemilang. Perlu sekali membentuk karakter positif dari dalam diri anak agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas dengan karakter yang berkualitas.
Seringkali kita sebagai orangtua bertanya-tanya kapankah waktu terbaik yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang terutama buah hati kita. Jawaban yang tepat tentu saja sejak mereka masih berusia dini. Mengapa demikian? Hal ini sudah banyak dibuktikan para ahli dimana mereka mengungkapkan bahwa usia anak dari 0 hingga 6 tahun perkembangan otak pada anak berkembang begitu pesat hingga 80%. Dimana pada usia inilah otak anak akan menyerap dan menerima berbagai macam informasi tanpa mampu melihat dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Disinilah masa-masa dimana perkembangan fisik, spiritual maupun mental pada anak akan mulai terbentuk. Untuk itulah, banyak yang menyebut usia ini merupakan periode emas anak-anak.
Begitu juga sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari US bernama Brazelton, ia mengatakan bahwa pada bulan dan tahun pertama pengalaman dalam kehidupan anak akan berimbas dan menjadi penentu apakah si anak tersebut mampu menghadapai rintangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan mampu menunjukan semangat yang tinggi utnuk belajar dan berhasil dalam apa yang ia kerjakan.

Nah, dengan demikian orangtua hendaknya mampu memanfaatkan masa emas ini untuk dapat memberikan pendidikan karakter guna membentuk karakter positif dari dalam diri anak-anak. Sehingga mereka mampu meraih kesuksesan dan keberhasilan dalam hidupnya dimasa kelak.
Sebagai seorang manusia yang tak luput dari kesalahan kita sebagai orangtua seringkali mengalami hal yang keliru dalam mendidik anak. Meskipun tujuan kita baik dalam menasuh dan mendisiplinkan mereka, namun tanpa disadari ada banyak kekeliruan yang serig kita lakukan dalam menerapkan pola asuh pada mereka, seperti misalkan sering memarahi, memukul, terlalu kaku dan tidak bisa memahami anak dengan baik. Hal inilah yang pada akhirnya membuat pola asuh yang diterapkan pada anak tidak selaras dengan hasil kita harapkan. Sebenarnya ada beberapa hal penting yang bisa anda terapkan dalam hal mendidik anak guna membangun karakter positif dari dalam dirinya sejak ia masih dini. Nah, poin-poin berikut ini penting sekali untuk anda simak.

Beberapa Hal yang Patut Diterapkan Dalam Hal Membangun Karakter Positif Pada Diri Anak Sejak Usia Dini

Umumnya sebuah karakter akan terbentuk sebagai buah dari pemahaman yang ia dapatkan dari 3 hubungan yang pasti dialami oleh setiap manusia, hubungan inilah yang disebut dengan triangle relationship, yakni hubungan dengan diri sendiri, dengan lingkuangan dan hubungan manusia itu dengan Tuhannya. Dimana setiap hasil hubungan ini akan memberikan pemahaman dan pemaknaan yang pada akhirnya akan menjadi sebuah keyanikan pada diri anak. Cara anak memahami bentuk hubungan inilah yang  akan menentukan cara mereka dalam memperlakukan dunianya yang mana akan berlaku pola pemahaman postif akan berimbas pada perlakuan positif dan pemahaman negatif akan berlaku perlakukan negatif. Untuk itu, kita simak beberapa hal penting dalam menumbuhkan pendidikan karakter dalam diri anak sejak mereka berusia dini:

Bangun Pemahan Positif Dalam Diri Anak Sejak Mereka Masih Berusia Dini

Hal yang pertama yang paling penting dalam membangun karakter positif dalam diri anak adalah dengan menumbuhkan pemahaman positif pada diri anak-anak salah satunya dengan memberikan kepercayaan pada diri anak untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Bantu anak untuk mengarahkan potensi dirinya sendiri, dengan begitu mereka akan lebih mudah mengeksplorasi apa yang mereka miliki. Tidak bijak rasanya jika harus terus-terusan mendikte anak dan menekannya secara langsung demi memuluskan harapan anda pada mereka. Dengan memberikan anak-anak kesempatan untuk mengembangkan dan memutuskan sendiri apa yang mereka inginkan, hal ini akan membuat anak merasa diberikan ruang untuk menjadi diri mereka sendiri.

Ingatlah Anak-Anak Adalah Peniru yang Baik

Apa yang mereka lihat itulah yang mereka tiru, tidak heran jika predikat anak adalah peniru yang baik amat melekat pada diri mereka. Untuk itu, sebagai orangtua perlu sekali kita memberikan contoh dan menjadi teladan yang baik. Tidak bijak rasanya jika harapan kita terhadap anak-anak tidak selaras dengan tingkah laku dan sifat kita sebagai orangtua.
 Ketika anda menginginkan anak-anak memiliki karakter yang baik dan positif dalam dirinya, maka penting sekali mengawalinya dari dalam diri kita. Berikan contoh yang baik dalam segala hal, dengan begini anda akan membuat anak-anak tidak memiliki alasan lain untuk menolak dan meyangkal nasihat yang anda berikan pada mereka.

Ajarkan Anak Bersosialisasi dengan Lingkungannya

Jika ruang lingkup kehidupan sosial anak hanya terbatas sekitar rumah dan keluarganya saja, hal ini tentu akan memuat anak tidak dapat mengenal dan merasakan kehidupan bermasyarakat. Hanya saja, pilihan terhadap lingkungan akan dapat menentukan pembentukan karakter anak. Untuk itulah, sebagai orangtua kita dituntut untuk bisa lebih pintar dalam hal mendidik dan membesarkan mereka. Waktu yang lebih banyak dihabiskan dalam kehidupan anak-anak umumnya lebih cenderung dihabiskan dilingkungan dan keluarganya.
Untuk itu, menjadi pembimbing yang baik dengan memberikan pengarahan pada anak tentang hal apa yang boleh mereka lakukan dan tidak boleh mereka lakukan adalah pelajaran penting yang harus mereka dapatkan dari anda para orangtuanya. Dengan begini anak-anak akan memiliki batasan dalam berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Berikan Pendidikan Keagamaan

Hal ini merupakan poin terakhir yang begitu penting, dalam hal menerapkan dan membangun karakter dalam diri anak terlebih dahulu mereka perlu mengnali siapa Tuhan mereka, dengan begini hidup seorang anak akan memiliki tujuan dan meyakini bahwa apa yang mereka lakukan semata-mata bukan untuk diri mereka sendiri namun juga untuk Tuhan mereka.
Selain itu, tunjukan pada mereka bagaimana beribadah kepada Tuhannya dan bagaimana caranya mengucap syukur. Untuk hal ini, anda bisa memberikan buku, gambar dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi mereka yang tentunya berkaitan dengan keagamaan. Atau juga anda bisa mulai memberikan pendidikan keagamaan sejak mereka usia dini dengan mengenalkan mereka pendidikan agama.
Menumbuhkan dan membangun karakter positif pada diri anak-anak adalah hal penting untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas dan lebih cemerlang sebab pendidikan akademis saja tidak cukup membuat mereka menjadi benih unggulan.

Sumber : Bidanku.com