30.3.14

Ups...Gejala Kanker Tulang Pada Anak Hampir Sama Dengan Infeksi,Waspada!!!!

Jakarta - Kanker tulang merupakan salah satu kanker yang kerap menyerang anak-anak. Kanker jenis ini termasuk agresif karena dapat menggerogoti tulang dan dapat berujung pada tindakan amputasi. Sayangnya, gejala kanker tulang justru sering salah dikira sebagai infeksi.

Osteosarkoma atau yang lebih dikenal sebagai kanker tulang, merupakan suatu tumor tulang ganas yang bersifat sangat agresif. Ia dapat menyerang semua kalangan usia, tetapi paling sering didapati menyerang anak pada rentang usia 10 hingga 20 tahun. Beberapa literatur menyebutkan osteosarkoma menduduki peringkat tiga sebagai kanker yang paling sering menyerang anak. Namun, beberapa literatur lain menyebutkan bahwa penyakit ini menduduki posisi delapan.

"Osteosarkoma adalah suatu tumor tulang ganas dan agresif, dan ini paling banyak didapatkan pada anak-anak. Di antara tumor tulang pada anak yang lain, osteosarkoma adalah yang paling banyak," terang dr Punto Dewo, dokter di Subbagian Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran UGM, RSUP Sardjito Yogyakarta.

Gejala atau simtom yang menyertai kanker tulang, tutur dr Punto, biasanya berupa rasa nyeri pada anggota gerak. Rasa nyeri tersebut awalnya timbul hanya saat beraktivitas, tetapi seiring berkembangnya penyakit, rasa nyeri yang dirasakan akan semakin parah hingga mengganggu waktu beristirahat dan tidur. Terkadang osteosarkoma juga menyebabkan pasien berjalan pincang serta menimbulkan pembengkakan yang terus memarah.

Orang tua dan dokter harus mewaspadai patah tulang atau fraktur tanpa sebab. Menurut dr Punto, seorang anak yang mengalami patah tulang karena jatuh dari sepeda padahal si anak tidak melaju dengan kecepatan tinggi, harus diwaspadai. Kemungkinan kpenyebabnya adalah infeksi atau kanker.

Kehadiran osteosarkoma yang paling sering ditemui di sekitar lutut kerap membuat diagnosis menjadi rancu. Pasalnya ada berbagai sebab yang patut dipertimbangkan, antara lain congenetal atau cacat bawaan, inflamasi atau infeksi, neoplasma atau neuropatik atau kanker, trauma atau kecelakaan, faktor degeneratif, serta faktor metabolisme tubuh.

"Predileksi (tempat tersering) utamanya di sekitar lutut, di distal femur (tulang paha), proksimal tibia (lutut). Kebetulan juga untuk osteomelitis hematogenus akut (infeksi tulang) pada anak-anak predileksi utamanya juga di daerah metafisis terutama di daerah lutut sehingga sering disalahdiagnosiskan dengan infeksi," ujar Dr Punto dalam acara Sosialisasi Edukasi Kanker pada Anak yang dihelat di Aula Rumah Sakit Akademi UGM, dan ditulis pada Minggu (30/3/2014).

Mengingat keganasan kanker tulang, dr Punto menganjurkan para praktisi medis untuk lebih waspada. Menurutnya, penemuan sedini mungkin dapat memperbesar peluang pasien kanker tulang untuk bertahan hidup. Meski tidak mustahil menghindari tindakan amputasi, ujar dr Punto, biaya yang melangit membuat mayoritas pasien di Indonesia harus berujung dengan tindakan amputasi.

26.3.14

Ini dia cara Anak agar bisa mengelola keuangan sendiri

Semoga info dari islampos ini bermanfaat yaaa....
BAGAIMANA Anda memberikan uang saku kepada anak Anda? Per hari atau per pekan kah? Semua orang tua pasti sepakat bahwa mengajarkan masalah uang kepada anak adalah hal yang sangat penting dan harus dimulai sedini mungkin saat anak mulai mengerti akan fungsi uang.

Ada beberapa cara yang bisa disarankan untuk dipakai sebagai alat untuk mengajarkan fungsi uang kepada anak dan juga melatih mereka untuk memiliki manajemen keuangan yang baik.

Salah satu cara yang paling banyak direkomendasi oleh perencana keuangan dan pemerhati masalah anak adalah melalui pemberian uang saku secara periodik, umumnya sebulan sekali, untuk membiayai semua kebutuhan anak di luar rumah. Metode ini jauh lebih bermanfaat bagi anak daripada memberi uang saku secara harian ataupun memberi saat anak meminta.

Ada beberapa alasan mengapa pemberian uang saku secara periodik kepada anak ini lebih disarankan, antara lain:

1.Anak bisa belajar untuk mengatur keuangannya sendiri.
2.Menumbuhkan kesadaran akan keterbatasan uang yang dimiliki sehingga memaksa anak untuk belajar membuat pilihan kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan biaya yang paling efisien.
3.Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas semua keputusan keuangannya.
4.Menumbuhkan rasa penghargaan atas barang yang dibeli dengan uang sendiri.
5.Dapat mengurangi rengekan anak untuk selalu membeli barang-barang yang didinginkan saat berbelanja bersama orang tua.
6.Sebelum dan selama pemberian uang saku secara periodik ini dilakukan, orang tua juga harus melakukan tiga langkah penting berikut:
7.Menghitung dengan pasti kebutuhan anak dalam periode tertentu, meliputi hal-hal seperti uang jajan, porsi untuk ditabung, dan lain-lain. 8.Jangan sampai kurang ataupun berlebihan.
Ajarkan anak untuk mengalokasikan uangnya dalam tiga hal: belanja, menabung dan berbagi (sosial/keagamaan).
Berikan juga pemahaman bahwa anak dapat memperoleh penghasilan tambahan melalui berbagai kegiatan untuk melatih daya kreativitas anak