30.5.15

Makanan Bayi Perlukah Diberi Garam???


 Hai bunda sebenarnya makanan bayi belum perlu garam, berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...

Hasil penelitian di Jerman menunjukkan bahwa makanan bayi tak perlu dibubuhi garam. Mengapa? Rasa ingin tahu Anda terjawab di sini.

Bolehkah menambahkan garam pada bubur bayi? Jangan! Karena, reaksi bayi terhadap garam sangat sensitif. Begitu dia menerima garam dari makanannya, tekanan darahnya akan melonjak tinggi. Hal ini dapat berdampak jangka panjang. Di satu tahun pertama, usahakan makanan yang diberikan pada bayi tidak diberikan garam sama sekali. Dalam ASI, sayuran, kacang-kacangan dan daging sebenarnya sudah terdapat kandungan garam alami yang mencukupi kebutuhan bayi.

Jadi, haruskah makanan bayi hambar? Kitalah yang merasakan bubur bayi hambar, karena selera makan kita sudah terbiasa dengan rasa asin. Sementara pada bayi, langit-langit mulutnya belum berkembang sempurna dan dia belum memiliki preferensi rasa asin! Jadi, makanan yang kita anggap hambar, untuk bayi enak-enak saja.

Apakah ginjal bayi belum dapat memproses garam? Ya, ginjal bayi belum dapat memproses garam dalam jumlah tinggi. Bayi memiliki sistem pencernaan yang masih sangat rapuh, dan ginjal adalah salah satu organ bayi yang paling rapuh. Terlalu banyak garam dari sumber selain makanan alami seperti ASI, susu formula, sayur dan buah-buahan, dapat merusak ginjal bayi, bahkan dapat menyebabkan kerusakan otak.

Apa yang terjadi pada garam di ginjal? Setelah tubuh mengambil sari-sari makanan yang dibutuhkan dari makanan yang dikonsumsi, sisanya akan dibawa darah menuju ginjal. Jika ginjal tidak membuang sisa sari makanan tersebut, maka akan menumpuk dan merusak tubuh. Tugas ginjal adalah memastikan zat-zat seperti natrium (salah satu unsur garam), fosfor dan kalium dilepaskan ke darah untuk diedarkan kembali dalam tubuh. Dengan cara inilah ginjal menjaga keseimbangan zat-zat tersebut.

Jadi, kapan makanan anak boleh diberi garam? Kebutuhan garam bagi anak usia 6-12 bulan hanya 1 gram per hari dengan kandungan natrium 0,4 gram. Jumlah ini sudah terpenuhi dari ASI dan makanan pendamping ASI. Untuk anak dengan usia yang lebih besar, kebutuhan garam sedikit lebih banyak: usia 1-3 tahun butuh sampai 2 gram per hari (mengandung natrium 0,8 gram). Di usia ini Anda dapat manambahkan garam maksimal ¼ sendok teh garam dapur sehari.

Bagaimana dengan keju, margarin dan mentega sebagai penambah rasa? Keju, margarin dan mentega (butter) memiliki rasa yang dapat membangkitkan selera makan anak. Mengingat anak yang lebih besar yang sudah dapat mentolelir lebih banyak garam, maka akan lebih baik bila keju, margarin dan mentega diberikan pada anak yang sudah siap menerima produk ini, yaitu usia 8 bulan. Carilah keju, margarin dan mentega yang rendah natrium dengan memeriksa label kemasan. Biasanya, dengan keterangan unsalted pada kemasannya.

Lalu, bagaimana dengan kebutuhan kolesterol untuk tumbuh kembang otak bayi usia 6-8 bulan yang belum boleh mengonsumsi margarin dan mentega? Kebutuhan tersebut bisa diperoleh dari ASI yang memenuhi 80% kebutuhan bayi. Bila Anda akan menambahkan kolesterol “baik” (High Density Lipoprotein –HDL) pada bubur bayi, bisa dengan minyak extra virgin olive oil. Tambahkan setelah makanan bayi matang dan dalam kondisi hangat.

Apakah bayi mau makan makanan dengan tambahan rempah dan bawang putih? Bayi adalah kosumen makanan yang pasif. Artinya, dia akan menerima makanan apa pun yang kita hidangkan untuknya. Namun, perlakukan tambahan “perasa alami” berupa rempah-rempah dan bawang putih seperti makanan baru bagi bayi Anda. Berikan tambahan satu per satu setidaknya selama empat hari, untuk membantu Anda mengidentifikasi dan menghindari bayi alergi pada makanan tambahan alami ini.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

11.5.15

Tips Agar Balita Aman Bergerak




Hai bunda,... berikut ini beberapa tips agar balita anda aman bergerak, semoga bermanfaat...

Selain menggemaskan, anak yang aktif berlarian, bergulingan, hingga melompat dari tempat satu ke tempat lain dianggap tengah menapaki tumbuh kembangnya dengan baik. Namun, karena koordinasi dan keseimbangan tubuh anak belum matang, balita kerap jatuh, terbentur dan menabrak apapun yang berada di dekatnya. Jangan langsung dilarang dan tidak perlu panik. Ikuti tip berikut ini, agar balita terhindar dari kecelakaan kecil ataupun besar saat beraktivitas.
  1. Amankan lingkungan. Singkirkan barang-barang yang berpotensi mengganggu ruang gerak anak, seperti meja, kursi, dan barang pecah belah. Tutup akses menuju tangga dengan memasang pintu yang dilengkapi kunci. Tinggi pintu tersebut harus melebihi tinggi badan anak agar tak bisa dilangkahi. Pilih perabot yang kokoh dan berat agar tidak mudah terguling ketika tersenggol atau menjadi tempatnya berpegangan. Gunakan pelindung perabot (rounder) yang tersedia di toko-toko furnitur, untuk membuat sudut tajam pada perabot menjadi lebih aman.
  2. Bantu anak bergerak. Di usia ini, wajar bila rasa ingin tahunya tinggi. Jika si kecil ngotot ingin menaiki tangga, biarkan saja. Namun, di langkah pertamanya jangan lupa untuk memegang tangan anak sambil terus mengikutinya turun-naik menapaki anak tangga. Bunda boleh melepaskan tangan anak jika sudah yakin keseimbangan dan langkahnya dalam berjalan sudah mantap.
  3. Kenakan pelindung saat main di luar. Biarkan anak bermain di luar rumah jangan dikurung terus. Untuk keamanan, siasati dengan menggunakan alat pelindung, seperti helm. Biasanya terbuat dari foam tebal yang telah teruji dapat melindungi kepala dari benturan yang menyebabkan cedera parah. Bahannya yang ringan dan elastis terasa nyaman di kepala, sehingga mendukung pertumbuhan kepala anak.
  4. Ajarkan anak bergerak dengan hati-hati. Beri contoh bagaimana seharusnya ia berjalan. Lakukan langkah kecil bersama dengan anak, akan lebih seru jika Ayah juga ikut. Agar tidak bosan lakukan sambil menyanyi lagu favorit anak. Beritahu anak untuk tidak berlari dan lebih baik berjalan perlahan hingga ia dapat  memerhatikan benda di sekelingnya. Tekankan pada anak, tak apa jika ia ingin berpegangan pada benda di dekatnya.
  5. Pilih sepatu yang tepat. Saat berada di rumah, anak tak perlu diberi alas kaki untuk mengasah kemampuan koordinasinya. Sementara itu, untuk aktivitas di luar rumah, sebaiknya Bunda jangan memilih sandal. Karena hanya tertutup di bagian depan saja, pemakaian sandal justru akan mempersulit anak dalam melangkah dan kerap tersandung.
  6. Pilih sepatu bersol datar dan lembut. Dan hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan kaki dan yang ujungnya meruncing karena akan menghambat ruang gerak jemari. Pastikan sepatu anak berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Pilih sepatu dengan tali, kancing atau perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat.
  7. Pijat perkuat otot kaki. Dengan rekomendasi dokter yang kompeten, lakukan pijat yang bertujuan menguatkan otot-otot kaki anak. Jangan sembarang membawa anak ke tukang pijat tradisional, dengan berbekal rekomendasi dokter yang kompeten, akan lebih baik jika Anda membawa si kecil ke fisioterapis.
  8. Perhatikan berat tubuh anak. Anak dengan berat badan berlebih lebih sulit  menjaga keseimbangan tubuh saat berjalan atau berlari. Upayakan asupan makanannya seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Fisioterapis dapat membantu anak yang memiliki berat berlebih dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola untuk melatih kemampuan motoriknya.
  9. Saat anak terjatuh dan perdarahan tak kunjung berhenti. Hal pertama yang dapat dilakukan saat anak terjatuh lalu mengalami luka terbuka yang menyebabkan perdarahan hebat adalah menekan dan membersihkan lukanya menggunakan handuk bersih. Jangan pernah mengoleskan gula ataupun pasta gigi, karena dapat menyebabkan infeksi. Secepatnya bawa anak ke rumah sakit. 
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Beberapa Tanda Perubahan Pola Makan Anak Sesuai Perkembangan Usianya



 Hai bunda,... berikut ini beberapa tanda perubahan pola makan anak sesuai perkembangan usianya, semoga bermanfaat...

Secara alami, bayi konsumsi aneka makanan dari air susu ibunya. Awalnya, ketrampilan makan anak dikendalikan oleh berbagai refleks termasuk mengisap. Setelah usia 3 atau 4 bulan, refleks ini menghilang dan diganti oleh gerakan yang dikendalikan oleh aktivititas motorik. Bagaimana menandai perubahan ini?

Usia 4-6 bulan. Bayi mulai melakukan gerakan seperti mengunyah dan mulai tertarik makanan. Sudah  bisa menggerakkan lidah dan makanan dari depan ke belakang. Kesiapan bayi konsumsi makanan dapat ditandai dengan mulai memasukkan benda-benda ke dalam mulut, atau tetap merasa lapar setelah menyusu. Di usia 6 bulan, bayi sudah dapat dikenalkan makanan semi cair seperti bubur biskuit atau bubur beras satu rasa.

Usia 6-8 bulan. Kesiapan makan masih sama dengan usia sebelumnya. Namun sudah bisa dikenalkan dengan makanan padat lain, seperti buah avokad, pure apel dan pure kentang. Bila saat pertama kali diberi makanan padat, ia mengeluarkannya kembali, tak perlu buru-buru menyimpulkan ia tidak doyan makan. Ini hanya bagian dari proses perkembangan ketrampilan makan. Rasa dan tekstur makanan yang berbeda dari ASI, belum terbiasa di lidah bayi. Kemampuan lidahnya untuk mendorong makanan, yaitu proses menelan pun belum sepenuhnya dimilikinya, karena jenis makanan yang dimakannya lebih padat ketimbang ASI.

Usia 8-10 bulan. Ketrampilan makan bayi sama dengan usia sebelumnya. Dengan kemampuan memegang dan memindahkan benda dengan cara menjumput,  memindahkan benda dari satu tangan ke tangan satunya dan memasukkan benda ke dalam mulut, bayi usia ini sudah diberi finger food untuk dimakannya sendiri. Hingga usia 9 bulan, bukan menjadi masalah jika sesekali ia mengeluarkan makanannya dan itu bukan tanda ia tidak suka dengan makanannya. Jika anak sudah terampil menelan, ia butuh pembiasaan untuk beragam jenis rasa makanan. Secara alami, anak punya rasa takut pada makanan baru. Beri dia kesempatan untuk mengenalnya dengan mengulang-ulang mencobanya.

Usia 10-12 bulan. Gigi sudah mulai tumbuh lebih banyak sehingga ketrampilan mengunyah dan menelannya kian meningkat. Ketrampilan motoriknya berkembang dengan usahanya untuk makan sendiri menggunakan sendok. Di usia ini, bayi sudah dapat makan buah tanpa dihaluskan. Ia sudah bisa menggigit, mengunyah, dan menelan. Makanan seperti makaroni panggang atau kaserol, sudah dapat dimakannya dengan lancar.

Usia 12-18 bulan. Anak usia ini sudah dapat makan sendiri menggunakan sendok. Tekstur makananyapun sudah lebih kasar, seperti nasi, sayur brokoli, wortel, daging cincang, dan lainnya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

9.5.15

Tips Menghadapi Anak Yang Suka Berebut Mainan



 Hai bunda,... anak anda suka berebut mainan? Berikut ini tips menghadapinya, semoga bermanfaat...

Masih agak sulit memang meminta anak tiga tahun bermain bersama tanpa berebut. Meski, sebagai orang tua, Anda sudah berkali-kali melatihnya, dan membelikan mainan yang sama di antara anak-anak.

Fase egosentris. Konsep kepemilikan anak-anak usia ini masih pada tahap milikku milikku, milikmu milikku juga. Kalau sesuatu itu mirip punyaku, maka itu punyaku juga. Meski sebetulnya mereka sudah punya minat bermain bersama teman sebaya, "saya" dalam dirinya masih menjadi pusat dunia. Oleh karena itu, segala sesuatu diklaim menjadi miliknya. Perilaku demikian wajar saja dan orang tua tak perlu gusar saat mendapati anaknya berperilaku demikian. Tetapi bukan berarti orang tua boleh membiarkan. Anak perlu dibebaskan dari fase egosentris. Orang tua perlu melatih anak untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki lingkungannya.

Beri pengertian. Menegur anak usia ini dengan mengatakan ia mencuri, bukan tindakan yang dianjurkan. Anak belum paham konsep kepemilikan, apalagi mencuri. Mengatakan "serakah" saat anak ingin menguasai seluruh mainan juga tidak tepat. Duduklah bersamanya, katakan dengan baik-baik bahwa mainan yang dibawanya itu bukan miliknya. Besok, saat ia bermain bersama temannya, ia harus mengembalikan mainan itu. Atau, saat anak bermain bersama kakaknya, Anda dapat berada di dekatnya. Ketika dia mulai merampas semua mainan sambil berkata, "Ini punyaku! Jangan Kakak, ini punyaku!" Katakan pada anak bahwa Anda membelikan mainan itu untuk ia mainkan bersama kakak atau teman lain. Kalau bersikap demikian terus, ia tidak akan punya teman bermain. Semua orang akan meninggalkannya.

Satu hal penting lain, Anda adalah model paling kuat yang dicontoh anak. Oleh karenanya, beri ia contoh dengan tidak mengambil atau meminjam sesuatu milik pasangan Anda tanpa lebih dulu minta izin.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Bebaskan Anak Bereksplorasi Namun Tetap Aman




Hai bunda, balita senang dan gemar bereksplorasi?  Meski membuat berantakan, bereksplorasi memberinya kesempatan untuk banyak belajar tentang dunia sekitar.  Perhatikan beberapa hal ini, agar anak aman bereksplorasi.

  • Amankan ruangan. Bagi balita, dapur, kamar mandi, laci-laci lemari adalah tempat menarik! Namun, tanpa pengawasan Anda, dia bisa terluka. Pastikan rumah adalah tempat yang aman untuk anak bereksplorasi.    Beri kesibukan bereksplorasi. Jangan terlalu banyak melarang, sejauh hal-hal yang dieksplorasi anak tidak berbahaya.  Sediakan material yang diperlukan. Tahan keinginan untuk selalu mengatur kecuali jika aktifitas tersebut memang perlu bimbingan.
  • Koreksi bila balita Anda sudah melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak sehat atau merusak. Misalnya dia sudah mulai melemparkan mainan  atau memukul orang lain dengan sendok. Jelaskan padanya, “sendok itu untuk makan bukan untuk memukul orang.” Usahakan untuk tidak bereaksi berlebihan, tetap tenang ketika menghadapi hal tersebut. Jika dia tetap melakukannya, alihkan perhatiannya dengan aktifitas atau benda lainnya.
  • Ajak anak mengeksplorasi dunia luar, jangan hanya di dalam rumah. Seperti, taman, pantai, atau playground. Selain mengenal dunia luar, anak juga bisa bertemu dengan anak-anak lain dan belajar sosialisasi.
  • Ajak balita beraktifitas fisik. Menurut National Association for Sports & Physical Education, anak usia 1-2 tahun disarankan untuk melakukan kegiatan terstruktur selama 30 menit sehari. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan yang dirancang dan  diarahkan oleh orang tua yang bertujuan mengasah keterampilan tertentu. Misalnya melompat  5 menit sehari untuk menguatkan otot batang tubuh. Bermain puzzle setiap hari selama 10 menit untuk mengasah keterampilan motorik halus. Bermain di taman selama 30 menit setiap sore untuk mengasah keterampilan sosial. Selain itu, anak juga perlu setidaknya 60 menit untuk aktivitas tidak terstruktur atau bermain bebas.
  • Sabar. Ikuti irama anak. Jangan paksa anak untuk melakukan berbagai hal dengan cepat sesuai waktu Anda, karena otak anak tidak mampu menyerap informasi yang diberikan dalam waktu singkat. Tak perlu mengomel saat  anak membuat berantakan. Dan tak perlu panik jika sesekali anak terbentur atau tergores karena jatuh. Jatuh dan sakit akan membuat anak lebih berhati-hati. 
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Beberapa Cara Merangsang Otak Bayi




Hai bunda,... berikut ini beberapa cara merangsang otak bayi, semoga bermanfaat...

Otak bayi baru lahir terdiri dari 100 milyar sel sebagian sudah terhubung sejak lahir dan akan berakhir di usia 3 tahun. Hingga usia 6 bulan, otak bayi 75% besar otak dewasa. Sampai usia 8 bulan, otak bayi cukup untuk menanggapi kejadian-kejadian di sekitarnya. Beri stimulasi yang tepat!
  1. Lakukan pijat bayi dengan santai. Setiap pijatan merangsang sel saraf otak untuk saling terhubung.
  2. Lakukan senam ringan untuk bayi, misalnya gerakkan tangan bayi menyilang di depan dada sebanyak 4 kali.gerakkan kaki sperti mengayuh, sebanyak 4 hitungan. Bayi senang menikmatinya, asalkan tidak terlalu lama.
  3. Bicaralah dengan bayi apapun yang sedang Anda lakukan, dia akan belajar bicara dan berbahasa. Dengan memberi jeda di akhir kalimat, Anda mengajarkan pola bicara dan percakapan.
  4. Bicara dengan intonasi yang berubah ekstrem untuk merangsang otak.
  5. Menyanyilah untuk bayi setiap hari lagu yang sama, dengan mengulang-ulang nyanyian ini, bayi belajar memprediksi dan menghafal lagu.
  6. Tunjukkan gambar-gambar dari buku bayi dengan warna-warna terang dan kontras, tetapi tidak lebih dari dua gambar supaya bayi tidak bingung.
  7. Ajak bermain ciluk ba untuk mengajarnya tentang objek permanen, meski dia tidak melihat Anda bukan berarti Anda tidak ada. Ini memberikan landasan kepercayaan bayi terhadap Anda.
  8. Tirukan ekspresi dan suara bayi supaya dia belajar bahwa dia bisa memberi pengaruh pada lingkunganya.
  9. Ubah posisi bayi setiap 30 menit agar dia dapat melihat sekeliling dari beberapa sudut pandang. Berdiri tegak, tengkurap dan telentang. Pangku dia di pangkuan, goyang dengan lembut kaki Anda untuk mengajarnya tentang terak.
  10. Untuk menguji pendengarannya, bunyikan rattle di dekat telinganya, kemudian kea rah belakang. Dia akan belajar memusatkan pendengarannya pada bunyi.
  11. Beri bayi benda-benda aneka tekstur untuk disentuh.
  12. Berikan mainan yang aman untuk digigit-gigit supaya bayi belajar mengenal tekstur lewat lidahnya.
  13. Bernyanyi dan bertepuk tanganlah supaya bayi menirukan gerakan tepuk tangan. Tepuk tangan penting untuk koordinasi kedua belahan otak bayi.
  14. Ajak anak keluar rumah, tunjukkan berbagai mahkluk hidup dan benda-benda di luar rumah.
  15. Beritahu bayi Anda mencintainya. Bayi akan segera belajar arti cinta Anda sebelum dia mampu membalasnya.
  16. Kenalkan bayi dengan anak lain, misalnya mengajaknya keluar rumah untuk melihat anak lain yang lebih besar sedang bermain, atau, seringlah bertemu saudara sepupunya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

7.5.15

Tips Mengajarkan Pada Balita Supaya Menjadi Balita Yang Mandiri


 Hai bunda,... berikut ini tips mengajarkan pada balita anda supaya menjadi balita yang mandiri, semoga bermanfaat...

“Bangun tidur ku terus mandi tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu membersihkan tempat tidurku…” lagu yang sudah pasti tak asing di telinga Anda. Tanpa Anda sadari, lagu ini mengenalkan ritual pagi pada anak, yaitu menggosok gigi dan membersihkan tempat tidur. Jika rutinitas ini dilakukan secara berkala, artinya anak sudah belajar disiplin. Tak hanya itu, anak juga sekaligus belajar menjadi anak yang mandiri. Ia tak lagi butuh bantuan Anda untuk merapikan tempat tidurnya.

1. Merapikan tempat tidur

Ada yang mengatakan, terlalu dini menyuruh anak membereskan tempat tidurnya sendiri. Ya, hal ini memang masuk akal, mengingat kemampuan motorik halus anak belum terlatih secara maksimal. Sehingga ia belum bisa melipat selimut dan merapikan seprei selicin Anda. Namun, tak ada salahnya jika Anda libatkan si 2 tahun dengan kegiatan ini. Tak harus rapi seperti Anda, cukup dengan menata bantal dan guling, serta melipat selimut saja. Nilai yang perlu dikenalkan sebenarnya adalah kebiasaan merapikan kembali apa yang sudah dipakai.

Tips:
•    Awali dengan tugas ringan seperti merapikan letak bantal, guling, dan
melipat selimut yang ia pakai.
•    Hindari membiarkan si kecil melakukan hal ini sendiri pada tempat tidur Anda juga, apalagi jika ia sudah tidur sendiri.  Karena anak butuh contoh pada setiap kegiatan yang Anda ajarkan.

2. Memilih pakaian
Keterampilan melepas dan memakai baju sendiri biasanya muncul di usia 1,5 tahun. Usia 2 tahun, kemampuannya bertambah menjadi mau memilih baju sendiri, tidak mau dipilihkan lagi. Biarkan ia berkreasi dengan gayanya sendiri. Hal ini akan membantu anak Anda dalam berani mengambil keputusan. Namun bila pakaian yang ia pilih sangat tidak sesuai dengan momen yang akan dihadiri, segera berikan penjelasan.

Tips:
•    Pisahkan pakaian anak berdasarkan kegiatan, misalnya pakaian rumah, pakaian jalan-jalan, dan pakaian pesta. Kenalkan anak dengan pengelompokan pakaian ini, selebihnya, biarkan ia yang memilih.
•    Tahan keinginan Anda untuk menawarkan bantuan pada si kecil jika tidak diminta. Baginya, bantuan Anda adalah bentuk interupsi terhadap kemandiriannya.

3. Menyisir rambut
Berikan panduan pada anak untuk menyisir rambut setelah mandi. Mulailah dengan menarik rambut ke belakang lalu merapikannya sesuai dengan belahan rambut yang sesuai dengan gaya rambut anak. Dan lakukan di depan cermin untuk memudahkan anak.

Tips:
•    Pilih sisir khusus anak yang mudah digenggam, bergigi jarang, dan memiliki ujung yang lembut.
•    Agar rambutnya tidak susah disisir, gunakan sampo khusus balita dan tambahkan sedikit lotion rambut.

4. Sarapan
Sarapan dengan jumlah kalori yang tepat setiap pagi merupakan kebiasaan yang tepat sebab akan memberikan energi pada anak untuk menjalankan aktivitasnya sepanjang hari. Ada penelitian di Amerika Serikat terhadap anak-anak yang membuktikan anak yang tidak suka sarapan memiliki prestasi yang rendah, serta bermasalah dalam belajar dan berperilaku, dibandingkan dengan anak yang sarapan.

Tips:
•    Pilih menu makanan sehat yang cocok untuk usia balita dan sajikan sesuai dengan porsinya. Jangan lupa untuk memberikan kreasi menu, plus hiasan menarik, agar anak makin semangat melahap masakan Anda.
•    Temani si kecil sarapan karena makan sendiri tidak asyik, Bunda.

5. Sikat gigi
Si dua tahun sudah menyantap makanan seperti yang Anda makan, sehingga ia perlu dikenalkan dengan kegiatan menyikat gigi. Ia pun sudah bisa dipercaya untuk melakukannya sendiri. Sikat gigi dilakukan dua kali sehari, yaitu satu kali sesudah sarapan dan satu kali sebelum tidur malam. Berikan contoh gerakan menyikat gigi pada anak di depan cermin, dan lakukan kegitan ini bersama-sama dengan Anda agar ia lebih semangat.

Tips:
•    Pilih sikat gigi khusus anak, ciri-cirinya: ukuran kepala sikat kecil kira-kira 1,5 cm sama dengan panjang bulu sikat, bulunya halus, serta memiliki gagang cukup lebar dan tebal. Bila perlu, biarkan memilih warna atau gambar yang ia suka.
•    Cipta suasana yang menyenangkan selama gosok gigi, seperti sambil bernyanyi atau bercerita tentang sosok jagoan yang rajin sikat gigi.





(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Menghadapi Balita Yang Suka Mengkhayal



Hai bunda,... balita anda suka mengkhayal? Nah berikut ini cara menghadapinya, semoga bermanfaat...

Balita usia  2-3 tahun mulai mengaktifkan daya imajinasinya. Bakat imajinasi ditambah dengan semakin akrabnya dia dengan lingkungan sekitar, membuat dia mulai berkhayal. Berkhayal melihat sesuatu, seperti santa claus di perapian, padahal di rumah tidak ada perapian, bahkan sampai punya teman khayalan. Bagaimana menghadapinya?
  • Dengarkan imajinasi anak. Biarkan anak menceritakan imajinasinya agar ia merasa dihargai. Biarkan dia mengarahkan respon Anda dengan menanyakan “apa yang terjadi selanjutnya?” Jangan katakan kalau ceritanya tidak bagus, aneh atau hal tersebut mustahil terjadi. Biarkan anak merasa nyaman berbicara mengutarakan pikirannya.  
  • Jangan mendramatisasi imajinasi anak. Jangan menambahkan ide cerita dalam plot imajinasinya agar anak tidak ‘terjerumus’ ke dalam dunia khayalannya.  Sebaliknya bawa dia ke dunia nyata.
  • Ajak main pura-pura. Dengan berpura-pura menjadi sesuatu, balita bisa puas berimajinasi tanpa ada yang membatasinya. Bebaskan anak melakukan aktivitas yang dia sukai dan biarkan dia menggunakan imajimasinya dengan barang-barang yang ada disekelilingnya.
  • Ada aturannya. Segala barang yang ada di sekeliling anak bisa jadi bahan imajinasinya. Namun, Anda tetap perlu menjelaskan dan menetapkan aturan tentang guna sebuah barang, bila anak menggunakan barang sebagai sarana khayalannya.
  • Tidak menyalahkan imajinasinya. Pada usia ini anak biasanya punya teman imajinasi. Namun, tidak jarang ketika dia melakukan kesalahan anak tidak mengaku kalau dia yang melakukannya, melainkan menyalahkan teman imajinasinya tersebut. Gunakan kesempatan tersebut untuk mengajarinya sesuatu yang baik. Misalnya, anak mengaku kalau teman imajinasinya, Rocket, yang menumpahkan jus. Katakan, “Setiap orang bisa melakukan kesalahan, yuk bantu Rocket membersihkan tumpahan jus ini.” Cara ini bisa membantu anak merasa lebih berani untuk mengatakan yang sejujurkan dan tidak menyalahkan pihak lain.
  • Alihkan khayalan yang menakutkan. Tidak selamanya khayalan anak adalah hal-hal yang menyenangkan. Saat khayalannya adalah sesuatu yang seram seperti monster, segera ganti sosok monster jahat itu dengan sesuatu yang baru dan menyenangkan. Misalnya, katakan pada anak bahwa Anda melihat kelinci bukan monster. Jangan biarkan khayalan yang menakutkan berkembang berlarut-larut. Hindari juga mengajaknya menceritakan cerita seram pada anak. Rasa takut pada anak biasanya disebabkan karena dia tidak bisa mengatasi imajinasi tersebut.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Mengenal Sembilan Jenis Temperamen Bayi






Hai bunda,... berikut ini 9 temperamen bayi yang perlu bunda pahami, semoga bermanfaat...
Bunda perlu menerima dan  mengetahui temperamen bayi agar tahu cara mengasuh yang tepat.  Para ahli percaya bahwa sejak lahir bayi memiliki 9 temperamen yang perlu diterima, dipahami dan distimulasi agar bayi  bisa berkembang bahagia.

Bayi Aktif:
  • Cukup nyaman dengan dirinya karena bisa “sibuk” sendiri.
  • Senang menikmati dunia dari stroller-nya.  
  • Memiliki activitiy level atau tingkat aktivitas  tinggi, terlihat dari kesukaannya bergerak, sampai-sampai membuat Anda kesulitan mengganti diaper-nya.
  • Karena aktivitasnya tinggi, ia  mudah tidur lelap.
Bayi Teratur:
  • Tidur, makan dan BAB pada jam tertentu setiap hari.
  • Tidak menolak setiap usaha Anda menerapkan jadwal rutin.
Bayi Ramah:
  • Tersenyum kepada  orang yang baru yang ditemui.
  • Nyaman bertemu orang baru.
Bayi Adaptif:
  • Mudah menyesuaikan dengan segala sesuatu yang baru; tempat, suasana, orang.
  • Bisa tidur nyenyak di tempat tidur yang bukan miliknya, seperti di hotel, di ruah saudara atau di rumah nenek,sehingga mudah diajak bepergian.
Bayi Intensif
  • Menunjukkan perasaannya dengan menangis.
  • Merengek jika ada sesuatu yang mengganggunya.
Bayi Moody:
  • Jika sejak bangun tidur ia tersenyum  maka akan riang sepanjang hari.  Namun jika ketika bangun tidur rewel, kemungkinan begitu pula suasana hatinya seharian.
  • Saat bertambah besar, ketika ia belajar  untuk mengungkapkan perasaannya dengan lebih baik, maka frekuensi tangisnya akan berkurang.
Bayi Mudah Terganggu:
  • Saat mengamuk ia tidak mudah ditenangkan meski sudah diberi kegiatan lain.
  • Anda sering tidak tahu apa yang diinginkannya.
  • Mudah terganggu hanya oleh bunyi mesin blender.
Bayi Ulet:
  • Tidak mudah menyerah dan terus berupaya menarik atau meraih mainan.
  • Menangis bila usahanya diinterupsi –misalnya Anda menggendongnya saat ia sedang asyik merangkak “mengejar” mainan.
Bayi Sensitif: Mudah terganggu oleh suara berisik, diapers basah, atau kain seprai dingin.

(Sumber : ayahbunda.co.id)

Beberapa Jenis Makanan Yang Dapat Memperlancar ASI


Hai bunda,... berikut beberapa jenis makanan yang dapat memperlancar ASI, semoga bermanfaat...

Beberapa jenis bahan makanan dipercaya bisa melancarkan ASI. Ada yang pahit, manis, gurih dan segar untuk ibu menyusui. Agar ASI lancar dan deras. Pilih yang menurut Anda paling cocok dan disukai. Kemudian olah sesuai selera. 

Edamame/Kedelai. 
Kaya protein. Edamame atau kedelai Jepang ini memang sumbernya protein nabati. Edamame juga mengandung vitamin K, mangan, asan folat, vitamin C, riboflavin, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium.
Baik untuk memenuhi kebutuhan protein harian ibu menyusui yang mencapai 65 gr. Bila Anda sedang bosan makan ikan, unggas atau daging sebagai sumber protein, coba saja edamame. Kekurangan protein bisa membuat produksi air susu berkurang, bahkan cadangan protein dalam tubuh akan ikut berkurang.
Enaknya jadi camilan setelah direbus, atau sebagai bahan campuran telur dadar.


Daun katuk.
Kaya protein, kalium, fosfor, zat besi, vitamin A, B1 dan vitamin C. katuk juga mengandung alkaloid dan sterol yang mempengaruhi produksi ASI. Dalam 100 gr daun katuk juga terkandung 239 mg vitamin C, sudah jauh lebih cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu menyusui, yakni 95 mg. tak perlu khawatir kelebihan vitamin C karena ambang batas toleransinya adalah 2000 mg/hari. Hanya dengan melahap sayur daun katuk, Anda tak perlu lagi minum suplemen vitamin C.
Baik untuk memperlancar ASI karena mengandung asam seskuiterna. Penelitian Sa’roni, Tonny Sadjimin, Mochammad Sja’bani dan Zulaela di Slmena, Yogyakarta (2004) menunjukkan bahwa setelh mengonsumsi daun katuk, volume ASI bisa meningkat hingga 50%.
Enaknya disayur bening atau sayur bobor.

Bunga Pepaya.
Kaya vitamin A dan vitamin C. Bunga yang berwarna kuning pucat ini juga mengandung kalsium dan fosfor.
Baik untuk mempercepat proses pencernaan protein karena adanya enzim papain, yang tidak hanya terdapat di bagian bunga, tapi juga di buah dan daunnya.
Enzim itu berguna untuk memecah protein yang Anda makan, apalagi saat menyusui dibutuhkan protein sekitar dua kali lipat dibanding kebutuhan normal. Bunga papaya juga bisa merangsang nafsu makan.
Enaknya ditumis, direbus atau disiram air mendidih untuk lalap.

Bayam hijau/merah.
Kaya vitamin B6, za besi, protein, thiamin, ribloflavin, asam folat, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, vitamin A, C, E, dan K.
Baik untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi agar kuat. Ini didapat dari vitamin B6. saat menyusui, kebutuhan vitamin B6 Anda satu kali lebih tinggi dibanding wanita yang tidak menyusui atau hamil. Jadi, konsumsi bayam lebih banyak dari biasanya akan menambah kandungan vitamin B6 dalam ASI. Bayam rendah kalori, sama sekali tidak mengandung lemak, tapi kaya nutrisi. Pilih bayam yang warna pekat, hijau atau merah. Kepekatan warna, salah satu ciri kandungan karoten yang lebih banyak, bermanfaat untuk melawan radikal bebas.
Enaknya disayur bening, menu sederhana kesukaan semua orang. Buat dalam porsi sekali makan karena sayur bayam tidak boleh dipanasi ulang.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Agar Balita Tumbuh Menjadi Anak Bahagia

 
 
 Hai bunda,... berikut ini tips agar balita tumbuh menjadi anak bahagia, semoga bermanfaat...

Senangnya balita tumbuh jadi anak bahagia. Senyumnya dapat Anda nikmati setiap saat, ia pun  menjalani hidupnya dengan penuh percaya diri. Namun, puncak bahagia buka pada tepuk tangan, tapi pada saat Anda dan buah hati dapat mengenali perasaan itu.

Bahagiakan diri Anak
  • Anak belajar dari orang tuanya, kerena itu Anda terlebih dulu harus bahagia, mampu mengenal rasa itu dan mengekspresikannya lewat senyum, tertawa atau nyanyian Anda.
  • Hindari obsesi menjadi orang tua yang sempurna. Pada dasarnya anak tidak lahir dengan buku petunjuk yang bisa Anda pelajari dalam semalam. Anda dan pasangan justru belajar tentang balita sebagaimana ia belajar tentang banyak hal dari Anda.
  • Pastikan cadangan energi Anda cukup ketika mengurus balita. Siasati kondisi ini dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak potasium, seperti pisang, tomat, dan yoghurt tanpa rasa, yang rendah lemak. Fakta kesehatan menyatakan kekurangan potasium membuat seseorang mudah lelah.
  • Jangan hentikan hobi dan kesempatan menikmati me time Anda. Berbagilah peran mengasuh balita dengan pasangan, sehingga Anda masih punya waktu untuk mengurus dan menyanyangi diri sendiri.
Sehat pasti happy
  • Pastikan kebutuhan fisik anak terpenuhi. Cukup tidur, gizi sempurna, dan merasa nyaman adalah hal penting yang membuat anak senang dan tumbuh sehat.
  •  Anak sangat mudah rentan oleh perubahan menu. Waspada jika ia rewel setelah mencoba jenis makanan yang baru diperkenalkan padanya, karena hal itu bukan hanya pertanda ia tidak suka. Tetapi bisa jadi gejala alergi yang perlu diatasi secara tepat.
  • Atur ritem aktivitas pengasuhan atau waktu bermain anak dalam pola yang rutin. Anak lebih mudah mengikuti jadawal yang teratur karena terbiasa, dan hal ini membuatny anyaman.
  • Berikan balita cukup kesempatan untuk menyalurkan energinya, dalam bergerak bebas: merangkak, bermain dengan bola kesayangannya, atau sekedar bergulingan ke sana ke mari.
Senang bersamanya
  • Temani balita bermain sesering mungkin, karena hal yang menyenagkan bagi anak sebenarnya adalah Anda, orang tuanya.
  • Ajak balita bermain kreatif fengan benda-benda di sekitar.
  • Pastikan setiap aktivitas perawatan jadi saat  yang menyengankan bersama anak, misalnya bermain air saat sebelum mandi, ajak anak menata peralatan makan bersama menjelang makan, dan masih banyak lagi.
  • Setiap kali selesai beraktivitas, tanya anak tentang perasaannya. Anda akan menemukan kebahagiaan tak terkira saat ia mengangguk sambil tersenyum lebar, jika ia memang senang!
Realistis sejak dini.
  •  Agar bisa merasa gembira, akan perlu lebih dulu mengenal rasa sedih. Jadi, jangan mencegah anak dari pengalaman-pengalaman sedihnya.
  • Biarkan anak menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri. Buka berarti dia tidak boleh minta tolong, hal yang penting adalah, Anda hanya membantunya menemukan solusi, buka menyelesaikannya. Misalnya, mengambil sendiri mainannya yang jatuh, alih-alih berteriak minta tolong.
  • Sejalan bertambahnya usia, beri tugas rutin sederhana pada anak, seperti mengembalikan mainan pada tempatnya. Anak akan merasa bahagia jika ia terlibat dan berperan dalam aktivitas keluarga.
  • Ajari anak berterima kasih atas kesenangan yang dialaminya, sekecil apapun itu.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Mengatasi Bayi Yang Rewel Dan Menangis Di Malam Hari

 
 
 
 
 Hai bunda,... berikut ini tips mengatasi bayi yang rewel dan menangis di malam hari, semoga bermanfaat...

Bayi yang baru lahir "hobi" rewel dan menangis di malam hari. Ternyata ini sebabnya:
  • Lapar. Beri minum/susui menjelang tidur malam agar bayi kenyang dalam jangka waktu lama.
  • Buang air. Cium atau raba popoknya. Segera bersihkan alat genitalnya dengan kapas, keringkan dengan lap, lalu ganti popoknya dengan popok bersih.
  • Bajunya basah akibat keringat. Cepat bersihkan tubuhnya dengan lap, keringkan, dan ganti dengan baju yang menyerap keringat.  
  • Tangan atau kakinya dingin. Pakaikan kaus kaki dan selimuti agar hangat. Jika masih berumur dua atau tiga bulan, bedong dengan menggunakan selimut bayi. Perhatikan suhu ruangan. Jika menggunakan AC, pasang suhu antara 25-27 ºC.
  • Waktu tidurnya terganggu. Ninabobokan dengan bersenandung atau memutarkan lagu yang tenang sambil mengayun-ayun atau mengelus-elus punggung atau dahinya. Bisa juga dengan meredupkan lampu kamar bayi, serta usahakan ruangan cukup hangat dan tidak pengap. Uniknya, terkadang bayi merasa nyaman dengan suara-suara mesin, seperti generator atau mesin air yang berbunyi terus-menerus.
  • Kolik, ditandai dengan tangisan terus-menerus dan melengking seperti kesakitan.  Gendong bayi dalam posisi rebah di dada Anda dan elus-elus atau tepuk-tepuk punggungnya. Kadang-kadang, gerakan teratur ketika kita melangkah sambil menggendongnya, membuat bayi merasa nyaman dan tertidur kembali. Anda juga bisa meredakan kolik dengan melakukan memijatnya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Merawat Mata Bayi Agar Selalu Berbinar

 
 
 Hai bunda,... berikut ini tips merawat mata bayi agar selalu berbinar, semoga bermanfaat...

Mata bayi Anda kelihatan kotor dan redup? Tak usah khawatir dulu. Asal tahu caranya, mata mungil bayi Anda bisa bersinar lagi!

Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Jadi sudah sepatutnya Anda tidak mengabaikan kondisi mata bayi Anda. Tentu saja ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Cari penyebabnya. Penyebab redupnya mata bayi bisa beragam. Untuk memastikannya, berkonsultasilah dengan dokter anak Anda. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan benar-benar tepat.

Siap-siap dulu sebelumnya.
  • Tangan Anda harus bersih. Ini untuk menjaga kuman-kuman yang nakal ikut-ikutan masuk ke mata mungilnya.
  • Gunakan kapas bulat yang lembut, sebab serpihan kapas tidak akan menempel di mata dan menimbulkan iritasi.
  • Celup kapas bulat dalam air hangat, agar tidak tidak terjadi iritasi.
  • Rajin-rajinlah membersihkan matanya, minimal berbarengan saat Anda membersihkan tubuhnya di pagi dan sore hari.
  • Ganti kapas setiap kali membersihkan mata bayi, agar kotoran mata yang sudah terambil tidak mengenai matanya lagi. Tindakan ini juga mencegah kontaminasi kuman dari satu mata ke mata lainnya.
Ini Dia Penyebabnya!
  • Sebelum berusia 48 jam. Biasanya akibat kontaminasi cairan ketuban atau darah seusai persalinan. Kotoran matanya akan berwarna kecokelatan, tapi tidak berbau.
  • Setelah usianya 48 jam. Ini karena infeksi. Umumnya, kotoran mata akan berwarna kuning kehijauan dan berbau. Infeksi bisa juga ditandai radang pada mata, berupa bengkak dan berwarna kemerahan.
  • Sumbatan pada saluran air mata . Terjadi karena ada sumbatan di saluran air mata, sehingga air mata menggenang dan debu yang beterbangan di udara lengket di mata.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Mencuci Rambut Bayi Yang Aman


 
 
 Hai bunda,... berikut ini tips mencuci rambut bayi yang aman, semoga bermanfaat...

Jika rambut dan kulit kepala bersih, kerak kepala pun enggan muncul. Untuk ibu baru, tak perlu bingung bagaimana cara mencuci rambut (keramas) bayi yang aman, berikut tip-tipnya.

Sejak hari pertama, bayi sudah dikeramasi, dan dianjurkan dilakukan setiap hari. Tujuannya, agar sel-sel kulit mati dan kotoran tidak menumpuk menjadi kerak di kulit kepalanya. Keramas bisa dilakukan saat memandikan bayi.

Berikut langkah-langkah mengeramasi bayi:
  1. Siapkan sampo, washlap, sisir sikat bayi, lotion rambut, dan perlengkapan mandi lain di dekat bak mandi. Anda bisa memandikan bayi dulu sebelum mencuci rambutnya.
  2. Bilas kepala bayi dengan air hangat dari arah depan ke belakang. Ambil washlap, tuang sampo bayi di atasnya, dan remas-remas sampai berbusa. Usapkan washlap sambil beri pijatan ringan di kepala bayi.
  3. Bilas rambut dan kulit kepala bayi sampai bersih secara perlahan. Arahnya tetap dari depan ke belakang. Usahakan agar air bilasan tidak menetes ke wajah bayi. Walau samponya tidak membuat pedih mata bayi, namun bayi tetap tidak nyaman jika ada air yang masuk ke dalam matanya.
  4. Keringkan tubuh dan kepala bayi. Pakaikan baju seperti biasa. Kalau perlu, oleskan lotion rambut agar harum dan lembut, lalu sisir rambutnya.
Gunakan sampo yang memang diformulasi khusus untuk bayi, yakni yang terbukti secara klinis aman dan tidak membuat pedih mata bayi.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Hal-hal Yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Ingin Minum Obat Disaat Masih Menyusui




Hai bunda,... berikut ini hal-hal yang perlu anda pertimbangkan ketika ingin minum obat disaat masih menyusui si kecil, semoga bermanfaat...
 
Bingung saat sakit ketika menyusui. Ingin minum obat, tapi bagaimana dengan ASI? Jangan sampai efek dari obat mempengaruhi ASI yang akan diminum bayi Anda.

Walaupun dosis senyawa tertentu dalam obat yang Anda konsumsi hanya 1 persen, tapi tetap saja senyawa itu bisa menjadi bagian dari ASI yang diminum si kecil. Coba, pertimbangkan dulu beberapa hal berikut sebelum Anda minum obat.
  • Sebelum memutuskan minum obat, yakinkan betul apakah tubuh Anda benar-benar membutuhkan obat? Siapa tahu ada cara lain yang lebih aman yang bisa digunakan untuk meredakan sakit Anda.
  • Tanyakan kepada dokter apakah konsumsi obat masih dapat ditunda hingga masa laktasi berakhir?
  • Kalaupun terpaksa minum obat-obatan ringan, pilihlah yang lambat masuk ke dalam ASI.
Namun bila Anda memang tidak bisa menghindar dari konsumsi obat, dan harus dikonsumsi secara rutin, atur jadwal pemberian ASI dengan jadwal minum obat.
  • Berikan ASI sebelum Anda minum obat agar ASI tidak tercemar.
  • Pompa dan simpan ASI yang layak untuk dikonsumsi sebanyak mungkin sebelum minum obat.
  • Minum obat pada malam hari tepat sebelum bayi tidur lama sepanjang malam.
  • Bila bayi Anda haus dalam 3 – 6 jam berikutnya, berikan ASI simpanan yang sudah dipompa sebelum Anda minum obat.
  • Bila tetap harus menyusui setelah minum obat, pompa dan buang ASI beberapa kali sampai Anda yakin kadar obat di dalamnya sudah jauh berkurang.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Perkembangan Motorik Halus Balita Bisa dilihat Dari Cara Anak Memegang Pensil

 
 
 

Hai bunda,...ternyata perkembangan motorik halus balita, bisa dilihat dari cara anak Anda memegang pensil. 
Simak urutannya : 

1 tahun
Anak berusia satu tahun dapat memegang pensil dengan cara menggenggamnya dalam telapak tangan. Untuk melatih motorik halusnya, Anda bisa mengajak anak belajar menjumput benda kecil—misalnya benang wol, dengan cara menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk, mengupas pisang, dan menyusun menara dari balok. “Memindahkan biji-bijian dengan cara menjumputnya juga bisa menjadi kegiatan menarik bagi si satu tahun. Tetapi awasi ya, jangan sampai biji-bijian tersebut masuk ke dalam hidung atau telinga si kecil,” Alzena mengingatkan. 

2 tahun
Sebagian anak berusia dua tahun sudah dapat memegang pensil di antara ibu jari dan telunjuk, meski ada pula yang masih melakukannya dengan cara menggenggam. “Anda bisa mengajak si dua tahun melatih kekuatan lengan bagian atasnya dengan cara bermain panjat-panjatan atau bermain bola. Selain itu, ajak pula ia bermain plastisin (play dough) dengan cara mencubit-cubit, menggulung plastisin menjadi sosis atau bakso, dan melakukan aktivitas berpakaian sendiri. Kegiatan tersebut akan membantu si kecil melatih ketrampilan motorik halusnya,” jelas Alzena.

3 tahun
Mayoritas anak berusia tiga tahun sudah mampu memegang pensil dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian menggambar bentuk-bentuk  yang diinginkannya. “Si tiga tahun juga biasanya sudah mulai suka mewarnai bentuk-bentuk dalam bidang kosong dengan menggunakan satu warna. Tidak apa-apa, tak perlu memintanya menggunakan aneka warna. Arahkan saja dengan kata-kata ‘Yang penuh ya, mewarnainya. Tidak ada putih-putihnya,’ Yang penting, ajak ia untuk latihan mewarnai sampai penuh,” kata Alzena.

4 tahun
Kemampuan motorik halus anak berusia empat tahun hingga menjelang lima tahun pada umumnya sudah semakin baik sehingga mulai dapat melakukan kegiatan “menggambar” huruf. Untuk melatih kemampuannya, Anda bisa mengajak si kecil berlatih mewarnai dengan tidak mengenai tepi gambar. Ini berguna untuk mengajarinya cara mengendalikan dan mengarahkan ujung pensil kelak.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

4.5.15

Beberapa Perbedaan Anak Laki-laki Dan Anak Perempuan




 Hai bunda,... berikut ini beberapa perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan, semoga bermanfaat...
Ada yang merasa energinya terkuras untuk mengasuh anak-laki-laki yang energik, lalu membayangkan punya anak perempuan yang manis? Berhenti membandingkan, inilah keunikan masing-masing yang perlu Anda tahu.   

Perbedaan biologis
  • Kromosomnya berbeda (anak laki-laki XY, anak perempuan XX)
  • Jenis hormon berbeda (anak laki-laki memiliki hormon testosteron anak perempuan hormon esterogen)
  • Struktur alat kelamin berbeda, antara penis dan vagina
  • Ada perbedaan tinggi dan berat badan: anak laki-laki akan lebih tinggi dan berat dibanding perempuan, terutama setelah melewati masa pubertas.
  • Ada  perbedaan usia pubertas: anak perempuan lebih cepat puber dibanding anak laki-laki.
Perbedaan motorik
  • Anak laki-laki lebih mengembangkan kemampuan motorik kasar karena pengaruh hormon testosteron, ditambah minat dan dorongan budaya.
  • Sebaliknya, anak perempuan lebih ke arah pengembangan motorik halus.
  • Jenis gerakan dan level aktivitas lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan, sehingga anak laki-laki terkesan lebih kasar, sedangkan anak perempuan lebih halus.
Perbedaan kognitif
  • Jenis kecerdasan berbeda,  meskipun secara umum kecerdasan anak laki-laki dan anak perempuan kurang lebih sama.
  • Daya ingat jangka panjang anak perempuan lebih baik, sedangkan anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek.  
  • Anak perempuan lebih cepat belajar berbicara, kata-katanya lebih bervariasi, struktur kalimatnya lebih teratur.  Hal ini disebabkan karena anak perempuan memiliki kebutuhan afeksi lebih tinggi, yang dapat terpenuhi lewat komunikasi.
  • Anak laki-laki lebih pintar secara spasial. Mereka lebih cepat ingat rute menuju rumah atau tempat favorit mereka. Mereka juga lebih cepat menangkap perbedaan bentuk dan perbedaan ukuran dari dua benda yang dibandingkan.
  • Kecerdasan dan nalar matematika anak laki-laki dan perempuan relatif sama.  Namun anak perempuan cenderung mengerjakan soal seperti yang diajarkan guru, sedangkan anak laki-laki lebih inovatif dan kreatif dalam memecahkan masalah matematika.  Ini juga disebabkan karena anak laki-laki jarang hafal apa yang diajarkan gurunya, sehingga mencari cara pemecahannya sendiri.
Perbedaan emosi
  • Anak perempuan lebih ekspresif menunjukan emosi sedih/kecewa, misalnya dengan menangis.
  • Anak laki-laki lebih ekspresif dalam mengungkapkan kemarahan, misalnya dengan membanting barang atau menendang mainannya.
  • Cara mengatasi stress berbeda.  Perempuan dengan menjalin relasi, laki-laki dengan segera mencari solusi.
  • Anak perempuan lebih sensitif terhadap perasaan orang, dibanding anak laki-laki.
Perbedaan perilaku
  • Anak perempuan lebih mudah berempati, sehingga lebih mudah mengulurkan bantuan dibanding anak laki-laki.
  • Anak laki-laki lebih banyak melakukan permainan fisik, dibanding anak perempuan.
  • Dalam pengambilkan risiko,  anak laki-laki lebih agresif. Anak laki-laki diuntungkan dengan kemampuannya melakukan permainan fisik ditambah pengaruh hormon testosteron. Tuntutan lingkungan juga mengakibatkan anak laki-laki lebih berani mengambil risiko.
  • Anak laki-laki dan anak perempuan kenakalan yang sama, namun anak perempuan lebih mengekspresikannya ke ekspresi verbal, misalnya menjelekkan orang lain, sedangkan anak laki-laki lebih ke perilaku.
Perbedaan kepribadian
  • Anak perempuan lebih banyak lahir dengan temperamen easy going atau mudah, sementara anak laki-laki lebih banyak masuk ke kategori difficult atau sulit.  Lihat saja waktu menyusui, anak perempuan lebih mudah dipuaskan, sedangkan anak laki-laki lebih rewel.
  • Beberapa gangguan psikologis lebih banyak diderita oleh anak laki-laki dibanding anak perempuan, seperti tuna grahita, atau spektrum autisme.  
  • Kesulitan belajar (learning disabilities) lebih banyak dialami laki-laki, misalnya  hambatan membaca (disleksia), hambatan menghitung (diskalkulia ) dan hambatan menulis (disgrafia).
(Sumber : ayahbunda.co.id)