6.2.15

Mengatasi Balita Yang Berperilaku Impulsif




 Hai bunda... balita anda suka berlaku impulsif? berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...
Usia 1-2 tahun, balita kerap berperilaku impulsif atau perilaku yang dilakukan secara sadar/tidak sadar untuk mendapatkan respon cepat dari lingkungannya. Balita impulsif ingin dilihat eksistensinya. Ia ingin menunjukkan dirinya adalah yang nomor satu, apalagi bila sudah memiliki keinginan.

Rasa cemas. Perilaku impusif biasanya ditandai dengan tidak mampu mengontrol diri, tidak sabar menunggu giliran, bila menginginkan sesuatu harus segera memperolehnya, dan cenderung agresif. Umumnya perilaku impulsif disebabkan oleh rasa cemas, sehingga tanpa ragu melakukan apa yang terpikir saat itu, meskipun sebenarnya anak usia 1-2 tahun masih belum paham hukum sebab akibat. Untuk menghilangkan perilaku ini, Anda harus melatih balita mengontrol diri.

Pahami proses tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan yang mereka miliki, untuk membantu Anda menghadapi balita dengan dorongannya yang meluap-luap. Memang tak mudah melatihnya mengendalikan dorongannya, tapi Anda wajib melakukannya, agar anak anak belajar  perilaku yang lebih halus  dan positif. Berikut beberapa situasi yang dapat Anda manfaatkan untuk melatih anak untuk mengarahkan impuls  yang kuat itu ke arah yang lebih positif.

Pemarah Bukan Impulsif
Impulsif:
  • Dorongan yang didasarkan pada keinginan atau untuk memuaskan keinginan yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.  
  • Bertindak impulsif  berarti bertindak tanpa  memikirkan tindakan itu terlebih dahulu, yang terpenting keinginannya segera tercapai.
  • Dalam perilaku impulsif, keinginan  belum diungkapkan, namun perilaku untuk segera memuaskan keinginan tersebut secara spontan dan secara sadar atau tidak, telah dilakukannya. Misalnya, saat melihat temannya bermain mobil-mobilan, tiba-tiba anak datang merebutnya. Hal itu dilakukan tanpa didahului dengan menangis, ngomel, berteriak ataupun mengamuk.
Marah:
  • Luapan emosi atas perasaan tidak senang, tidak nyaman, dan kecewa.
  • Tindakan yang dilakukan anak akibat merasa tidak berdaya dan sangat frustrasi saat usaha untuk mendapatkan sesuatu, tidak membuahkan hasil. Misalnya, saat ia menunjuk mainan atau makanan yang diinginkan dan Anda menolak membelikannya, maka anak akan memukul Anda dan menangis hingga bergulingan di lantai. Hal itu juga berkaitan dengan kemampuan verbalnya, karena anak belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakan.  
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment