22.2.16

Anak Anda Pendiam? Ini Cara Menangani Anak Pendiam.....



 Hai bunda,... berikut ini penyebab anak menjadi pendiam dan cara menanganinya, semoga bermanfaat ya?

Saat menemani anak ke arena bermain, ia nampak lebih diam dibandingkan anak-anak lainnya. Jika anak-anak seumurannya berlarian, berceloteh, bercanda hingga menjerit-jerit, anak justru memilih duduk diam di kursi taman. Melihat fakta tersebut, jangan panik, Bunda. Belum tentu balita bermasalah dalam berkomunikasi atau bersosialisasi.

Tahukah Bunda, banyak tokoh dunia yang tumbuh sebagai anak pendiam, namun mereka sukses dalam bidangnya. Sebut saja, CEO Yahoo Marissa Mayer, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pendiri Microsoft Bill Gates, guru para enterpreneur dunia Warren Buffet, aktris Courteney Cox, hingga presiden AS Barrack Obama. Mereka bisa tampil di depan orang banyak, kendati tumbuh menjadi anak pendiam. Yang perlu Anda lakukan adalah:

1. Cari tahu alasannya
DR. William Sears, profesor Ilmu Kesehatan Anak di University of Southern California School of Medicine, dan University of California menemukan ada balita usia 2 tahun yang mudah bergaul dengan orang asing, kemudian berubah drastis menjadi pendiam saat usianya 3 tahun. Hal ini disebabkan karena anak usia di atas 2 hingga 4 tahun memasuki fase kecemasan baru terhadap orang asing sehingga mereka takut terhadap orang yang tidak dikenalnya. Dr. Sears juga menemukan alasan lain, yaitu anak lebih memilih untuk mendengarkan, sedang lelah atau sakit, merasa suaranya lebih kecil dibandingkan teman-temannya, sedang asyik berimajinasi, dan penuh pertimbangan. Sarannya, hindari memaksa anak untuk keluar dari ‘dunia diamnya’, terlebih jika ia sedang lelah atau sakit.

2. Ajak anak untuk berinteraksi sesuai minatnya
 “Anak pendiam cenderung memiliki minat yang unik dan kuat. Beri kesempatan anak menjalani minatnya. Saat orang tua ikut terlibat dan mendukung, anak yang bahagia dan percaya diri akan bersosialisasi dengan anak lain,” ungkap Christine Fonseca, penulis buku Quiet Kids: Help Your Introverted Child Succeed in an Extroverted World. Untuk mengikuti minat diamnya, ajak anak untuk berkenalan dengan apa yang ada di lingkungannya. Awali terlebih dahulu dengan benda-benda mati, tumbuhan atau hewan. Jika ia sudah mau bergerak dan bercerita, barulah ajak ia berinteraksi dengan teman sebayanya. Atau ajak anak bermain -yang tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain-, misalnya bermain lego atau balok-balok kayu, buku interaktif, action figure atau mobil-mobilan. Saat ia mulai asyik dengan mainannya, minta balita cerita apa yang sedang ia lakukan.

3. Tetap minta anak bicara
Berikan pengertian penuh pada anak bahwa menjadi pendiam tidak apa-apa. Jelaskan bahwa ia tidak harus seperti si A atau si B yang banyak bicara. Tetapi jelaskan bahwa ia tidak boleh diam jika ia ingin meminta sesuatu,  mengungakapkan perasaannya (seperti sedih atau bahagia), merasa tidak nyaman, merasa sakit atau disakiti oleh orang lain. Katakan bahwa dengan bicara, maka Bunda, Ayah, dan orang lain akan mengerti apa yang ia inginkan.

4. Bantu anak belajar mengungkapkan
Pendiam tidak selalu berarti cuek atau tidak peduli. Bisa jadi anak tidak mengerti bagaimana caranya untuk mengungkapkan apa isi pikiran dan perasaannya. Yuk, bantu anak! Caranya sering-seringlah ajak anak ngobrol lalu berikan juga ia kesempatan untuk bicara. Hindari memotong ucapannya karena hal tersebut dapat mengecilkan hatinya. Kelak, ia enggan untuk bicara lagi, dan memilih untuk diam. Usai ngobrol, coba untuk ajukan pertanyaan. Gunanya untuk melihat apa yang sudah ditangkap anak lewat obrolan tadi. Kegiatan membaca buku dan bernyanyi juga dapat membantu balita untuk mengenali bagaimana cara mengungkapkan sesuatu.

(Sumber : ayahbunda.co.id)

Beberapa Aktivitas Yang Bisa Membahayakan Kepala Balita



Hai bunda... berikut ini beberapa aktifitas yang bisa membahayakan kepala balita, semoga bermanfaat ya?

Di masa transisinya, si kecil terlihat senang membenturkan kepalanya. Apalagi ketika Anda tidak memberikan apa yang ia minta atau memberikan larangan saat ia bermain, ia akan semakin melakukannya. Ternyata, selain itu ada beberapa aksi lain yang dilakukan balita usia ini yang menarik perhatian Anda. Biasanya, hal ini ia lakukan karena si kecil masih egois serta belum memiliki kemampuan bahasa yang baik sehingga kurang mampu mengekspresikan perasaannya.

1. Menarik rambut
Suka menarik-narik rambut dapat membuat rambut si kecil rontok dan menyebabkan kebotakan. Biasanya, si kecil suka melakukannya untuk memberikan rasa tenang saat ia merasakan cemas. Kecemasan yang dirasakan bisa datang dari keluarga, lingkungan, dan juga konflik emosi di dalam diri balita sendiri, lho. Cari tahu penyebabnya dan alihkan anak pada kegiatan lain seperti menggambar atau bermain. Jika si kecil masih suka menarik-narik rambut, Anda bisa mencoba untuk memotong rambutnya lebih pendek agar ia tidak terlalu mudah menarik rambut.

2. Memukul kepala
Yang satu ini tak perlu terlalu mengkhawatirkan. Normal dan umum terjadi, kok karena anak sedang belajar motorik khas hingga usia 3 tahun nantinya. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena anak merasa nyaman saat memukul kepala, ada infeksi telinga yang menimbulkan rasa sakit atau perasaan frustasi atau tidak nyaman secara emosi. Jadi, ada baiknya jika Bunda memeriksakan si kecil ke dokter anak untuk melihat kemungkinan terjadinya infeksi telinga atau gangguan lainnya. Berikan kenyamanan pada si kecil dan pastikan tidak ada benda berbahaya di sekitarnya yang dapat melukai kepala anak.

3. Menjedotkan kepala
Anak sering membenturkan kepala ke dinding, tetapi tenang saja, karena rasa sakit yang ia alami justru menahan ia membenturkan kepalanya lebih keras. Ia akan melakukannya sesuai rasa sakit yang bisa ia toleransi. Alasan balita melakukan ini biasanya karena frustasi. Selain itu, anak yang kurang terstimulasi dengan baik, bosan dan kesepian juga kerap menjedotkan kepalanya sebagai usaha mendapatkan stimulasi dan perhatian. Saat ia membenturkan kepala, pastikan ia tidak melukai dirinya dan ajak si kecil mengungkapkan perasaannya. Jika ia masih terus melakukannya, segera konsultasikan pada dokter.

4. Suka memutar kepala
Pernahkah balita Anda memutar-mutar kepalanya bahkan menghentak-hentak seperti mengikuti irama musik saat sedang tidak ada musik? Faktanya, anak laki-laki melakukannya tiga kali lebih banyak daripada perempuan. Waspadai jika anak suka melakukannya, karena bisa saja si kecil mengalami guncangan otak, gangguan keseimbangan, atau akibat terbentur benda-benda keras. Tapi jika tidak ada gangguan serius, siasati dengan musik. Katakan, “Kamu boleh berputar tetapi sesuai dengan iringan musik ya…” atau buat lingkaran besar dan minta si kecil mengelilingi garis tersebut membentuk gerakan berputar. Nah, bisa sambil melatih motoriknya, juga, kan?

5. Garuk-garuk
Menggaruk-garuk kepala sendiri mungkin memberikan sensasi yang menyenangkan. Tetapi, karena si kecil belum tahu ukuran kekuatannya hal ini bisa saja menyebabkan goresan dan membuat kulit kepalanya terluka. Coba Bunda cek penyebabnya, apakah karena sensasinya, karena ia kebingungan, karena keringat di kepalanya sehingga menyebabkan gatal dan berketombe. Selain itu, balita yang mengantuk juga suka menggaruk kepalanya sambil menangis. Jadi, pastikan Anda tahu pasti penyebabnya.

(Sumber : ayahbunda.com)

4.2.16

Tips Mengatasi luka Bakar Pada Anak




Hai bunda berikut tips mengatasi luka bakar pada anak, semoga bermanfaat...

Luka bakar dapat disebabkan oleh cairan panas, radiasi dan uap panas, sengatan listrik, atau bahan kimia yang bersifat asam kuat. Luka bakar berbahaya karena merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari kotoran dan infeksi. Kulit juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh dan pembuangan limbah melalui keringat. Jika banyak permukaan tubuh yang terbakar, ada banyak bahaya yang mengancam jiwa karena kerusakan pembuluh darah, obstruksi jalan pernapasan, ketidakseimbangan elektrolit dan suhu tubuh, serta gangguan fungsi saraf.
Selain mengakibatkan bahaya fisik, luka bakar juga dapat menimbulkan masalah emosional dan psikologis yang bertahan lama karena trauma dan ketidaksempurnaan penampilan.

Bila anak Anda mengalami luka bakar

  • Kebanyakan kecelakaan yang menyebabkan luka bakar terjadi di rumah. Untungnya selalu ada air di sekitarnya. Segeralah mendinginkan kulit terbakar anak Anda dengan air dingin, tetapi tidak terlalu dingin (bukan air es). Untuk area yang lebih luas, rendamlah atau guyurlah anak dengan air di kamar mandi selama minimal lima menit.
  • Jangan mengoleskan pasta gigi, salep, minyak atau mentega ke area yang terbakar. Mengoleskan bahan tersebut akan membatasi keluarnya panas dari kulit. Setelah luka bakar memiliki cukup waktu untuk mendingin, silakan menggunakan salep untuk membantu mencegah infeksi.
  • Jika Anda harus membuka pakaian yang lengket di kulit, jangan menariknya. Siramkan air dalam kondisi anak tetap berpakaian. Lepaskan pelan-pelan pakaian dan tutuplah luka dengan perban steril. Untuk luka bakar yang parah, segeralah memanggil bantuan ambulans atau dokter.

Kapan harus memeriksakan diri ke dokter?

Tergantung pada tingkat keparahan luka bakar, yang dinyatakan dalam derajat.
  • Derajat 1:  cedera dangkal yang hanya melibatkan lapisan luar kulit (epidermis), misalnya karena berjemur di bawah terik matahari. Kulit memerah dan sangat menyakitkan. Luka bakar akan sembuh sendiri tanpa jaringan parut dalam waktu dua sampai lima hari.
  • Derajat 2: terjadi ketika kulit terbakar hingga lapisan kedua. Kulit tampak melepuh dan lecet berwarna merah sehingga terlihat belang-belang dan terasa sangat perih menyakitkan. Luka bakar derajat dua dianggap belum berbahaya jika melibatkan kurang dari 15 persen dari permukaan tubuh pada orang dewasa dan kurang dari 10 persen pada anak-anak. Bila ditangani dengan benar, luka bakar derajat dua akan sembuh tanpa banyak menimbulkan jaringan parut. Penyembuhan biasanya memakan waktu hingga tiga minggu.
  • Derajat 3: melibatkan semua lapisan kulit sehingga kulit rusak parah berwarna coklat, kadang-kadang diselingi kelupasan putih atau hitam.  Luka bakar derajat tiga mungkin sangat menyakitkan, namun beberapa pasien dapat sedikit atau tidak merasa sakit karena ujung-ujung sarafnya telah hancur. Penyembuhan sempurna luka bakar derajat ini mungkin memerlukan pencangkokan kulit.
Derajat luka bakar tergantung pada lama pemaparan dan suhu cairan, udara atau benda yang mengenainya. Jenis sumber yang mengenai juga berpengaruh. Misalnya, minyak panas biasanya menyebabkan derajat luka bakar lebih parah daripada air panas karena suhunya lebih tinggi dan lebih lengket di kulit.
Jika anak Anda mengalami luka bakar derajat 2 atau lebih pada bagian tubuh yang luas atau berbahaya, segera periksakan ke dokter.

Pencegahan luka bakar

  • Banyak luka bakar yang disebabkan oleh air panas. Jauhkanlah ceret, panci, wajan berisi air panas dari jangkauan anak-anak.
  • Luka bakar juga bisa diakibatkan ledakan kompor gas. (Terutama dari gas bersubsidi yang belakangan ramai dibicarakan orang). Jika Anda mencium bau gas atau melihat jilatan api dari kompor, segera cabut selang gas, buka jendela lebar-lebar, dan bawa tangki gas ke ruangan terbuka.
  • Jangan pernah berjalan membawa panci berisi masakan panas tanpa penutup yang aman.
(Sumber : majalahkesehatan.com)

Kejang Demam Pada Anak Dan Cara Penanganannya

Hai bunda, berikut  ini penjelasan tentang kejang demam
pada anak dan penanganannya, semoga bermanfaat ya? 

Kejang demam atau step (dari bahasa Belanda, koortsstuipen) adalah kejang yang dipicu oleh demam. Ini adalah kondisi yang cukup umum pada anak-anak. Sekitar 3-5% anak-anak usia di bawah 6 tahun pernah mengalaminya. Paling sering, kejang demam terjadi pada usia 18 bulan s.d. 3 tahun. Anak-anak di bawah 6 bulan dan di atas 6 tahun jarang yang mengalaminya.

Gejala kejang demam

Pada saat kejang dimulai, tubuh anak Anda tiba-tiba kaku dan bola matanya berputar ke belakang. Tak lama kemudian dia kehilangan kesadaran. Tubuh, tangan dan kaki kemudian mengejang (kelojotan) dengan kepala terdongak. Kulit anak menjadi gelap, mungkin kebiruan. Napasnya tidak beraturan. Kondisi ini biasanya tidak berlangsung lama. Dalam beberapa detik sampai menit anak Anda akan berangsur-angsur kembali mendapatkan kesadaran. Anak Anda mungkin akan terlihat mengantuk untuk beberapa saat sebelum kembali normal. Meskipun hanya berlangsung beberapa menit, serangan kejang mungkin terasa sangat lama bagi Anda yang menyaksikan. Kejang pada anak-anak memang selalu merupakan pengalaman menakutkan.

Penyebab

Kejang demam terjadi karena aktivitas listrik di otak terganggu oleh demam. Kejang demam dapat merupakan tanda pertama penyakit. Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama penyakit dan tidak selalu saat demam tertinggi. Penyakit yang dapat menyebabkan kejang demam adalah flu, pilek, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasanya tidak serius. Namun, penyakit serius seperti pneumonia atau meningitis juga dapat menjadi penyebabnya. Kecenderungan untuk mendapatkan kejang demam diwariskan dalam keluarga. Risiko anak memiliki kejang demam adalah 10-20% bila salah satu orangtuanya pernah mendapatkannya. Risiko meningkat menjadi sekitar 30% jika kedua orangtua dan saudara kandung pernah mendapatkannya.

Penanganan

Bila anak Anda mengalami kejang demam, lakukan beberapa hal berikut:
  • Rebahkan anak Anda di lantai atau matras yang beralas lembut. Jangan merebahkan anak di ranjang atau meja yang sempit sehingga berisiko terjatuh. Anda dapat menaruh bantal di kepalanya.
  • Jika anak mulai muntah atau mengumpulkan air liur di mulutnya, pelan-pelan miringkan tubuhnya agar dia tidak tersedak.
  • Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher.
  • Singkirkan benda-benda berbahaya yang dapat melukai dia.
  • Jangan menahan gerakan anak Anda selama kejang.
  • Jangan menaruh benda apa pun ke dalam mulutnya. Dahulu orang biasa menempatkan batang kayu di mulut anak untuk mencegahnya menggigit lidah, tapi itu adalah gagasan yang buruk karena berisiko merusak gigi dan cedera mulut lain.
  • Cobalah untuk tetap tenang. Kejang akan berhenti sendiri dalam beberapa menit.
  • Fokuskan perhatian Anda untuk menurunkan demamnya:
    • Bila tersedia, masukkan diazepam dalam bentuk supositoria semi padat ke dalam anus anak Anda untuk mempercepat penurunan demam.
    • Kompres kepala dan tubuhnya dengan air hangat (bukan air dingin). Air dingin atau alkohol justru akan meningkatkan demam.
    • Jangan mencoba untuk menurunkan demam anak Anda dengan menempatkannya ke ruangan dingin. Anda dapat membuka jendela, namun ruangan tidak boleh terlalu dingin.
  • Setelah kejang berakhir dan anak Anda terjaga, langkah yang paling penting adalah mengidentifikasi penyebab demamnya. Hubungi dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan saran perawatan lebih lanjut.
  • Hubungi dokter segera bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit, terjadi lebih dari sekali di hari yang sama atau anak Anda terlihat lemah atau sakit setelah kejang berakhir.

Akankah kejang demam berulang?

Sebagian besar kejang demam tidak berulang (hanya terjadi sekali seumur hidup anak). Namun, riset menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak yang mengalami kejang demam mengalaminya untuk kedua kali. Risiko kejang demam berulang meningkat jika anak Anda lebih muda dari 18 bulan, jika ada riwayat keluarga kejang demam atau jika penyebabnya demam yang tidak terlalu tinggi (38,5 derajat atau kurang).

Apakah kejang dapat menyebabkan kerusakan otak?

Kejang demam tidak akan menyebabkan kerusakan otak. Bahkan kejang yang berlangsung satu jam atau lebih pun hampir tidak pernah menyebabkan kerusakan otak. Kejang juga tidak berarti anak Anda memiliki epilepsi. Kejang epilepsi tidak disebabkan atau disertai oleh demam. Namun, kemungkinan epilepsi berkembang pada anak yang telah beberapa kali mengalami kejang demam memang sedikit lebih tinggi daripada yang tidak pernah mengalaminya. Peluang epilepsi berkembang pada anak yang pernah mengalami kejang demam adalah 2% sampai 4%.

 (Sumber : majalahkesehatan.com)

1.2.16

Sianida,apa itu?


Apakah Sianida ?
Semoga bermanfaat buat kita semua Bunda....



Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung (C=N), terdapat dalam bentuk gas seperti hidrogen sianida (HCN) atau cyanogen chloride (CNCl), atau bentuk kristal seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN).

Sianida adalah racun yang bekerja cepat dan mematikan. Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuknya ke dalam tubuh, dapat melalui pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak.

Paparan dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal (Utama, 2006).

Dosis minimum yang dapat menyebabkan kematian berkisar 200 mg dari potasium atau sodum sianida, dan dapat diabsorpsi melalui kulit (Olson 2007 & Meredith 1993).

Di mana Sianida Ditemukan?

1. Sianida ditemukan pada bahan alami seperti singkong, dan almond. Bagian pangkal batang dan biji buah-buahan, seperti aprikot, apel, dan buah persik, mungkin memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dimetabolisme untuk sianida, namun bagia yang biasa dimakan dari tanaman ini mengandung sianida dalam jumlah yang jauh lebih rendah.

2. Sianida juga terkandung dalam asap rokok dan produk pembakaran bahan sintetis seperti plastik.

3. Pada industri manufaktur, sianida digunakan untuk membuat kertas, tekstil, dan plastik.

4. Sianida digunakan pada proses pencetakan foto.

5. Garam sianida digunakan dalam metalurgi untuk elektroplating, pembersihan logam, dan menghapus emas dari bijih.

6. Gas sianida digunakan untuk membasmi hama di kapal dan bangunan.

7. Sianida dapat ditemukan dalam produk-produk berbasis asetonitril yang digunakan untuk menghapus kuku palsu.

Cara Kerja Sianida:

1. Sianida mencegah penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh sehingga terjadi kematian  sel.

2. Sianida lebih berbahaya bagi jantung dan otak dari organ-organ lain karena jantung dan otak menggunakan banyak oksigen.

3. Keparahan keracunan yang disebabkan oleh sianida tergantung pada jumlah paparan sianida pada seseorang, rute keracunan, dan lamanya waktu terpapar.

4. Gas sianida yang terhirup melalui pernapasan paling berbahaya, tapi sianida yang tertelan dapat menjadi racun juga.

Tanda dan Gejala Paparan Sianida Langsung:

1. Dalam jumlah kecil, sianida yang terpapar melalui rute  pernapasan atau diabsorpsi melalui kulit, atau melalui makanan yang mengandung sianida, dalam beberapa menit akan menimbulkan beberapa atau semua tanda-tanda berikut:

Pusing
Sakit kepala
Napas cepat
Denyut jantung cepat
Mual dan muntah
Kegelisahan
Kelemahan

2. Paparan sianida dalam jumlah besar melalui setiap rute di atas, dapat menyebabkan efek berikut:

Kejang
Hilang kesadaran
Tekanan darah rendah
Cedera paru
Gagal pernapasan menyebabkan kematian
Denyut jantung yang lambat

3. Namun tanda-tanda dan gejala-gejala ini tidak selalu berarti bahwa seseorang telah terkena sianida.

Bagaimana Anda bisa melindungi diri sendiri, dan apa yang harus dilakukan jika Anda terkena sianida

a. Bila kita diperkirakan bernapas di area/ruangan yang mengandung gas sianida, segera tinggalkan area tersebut dan berpindah ke  area di mana udara segar cukup tersedia, hal ini angat efektif dalam mengurangi paparan gas sianida.

b. Menjauhlah dari area terbuka yang diperkirakan mengandung sianida.

c. Jika Anda tidak bisa keluar dari area di mana gas sianida diperkirakan ada, ambil posisi serendah mungkin, mendekati tanah.

d. Jika Anda berpikir Anda mungkin telah terpapar sianida, Anda harus mengganti pakaian Anda, cepat mencuci seluruh tubuh Anda dengan sabun dan air, dan mendapatkan perawatan medis secepat mungkin.

Melepas Pakaian Anda:

1. Cepat melepas pakaian yang mungkin terpapar sianida.

2. Jika Anda membantu orang lain melepas pakaiannya, setiap pakaian yang harus melalui kepala harus digunting di badan dan tidak dilepas melalui kepala. Hindari menyentuh daerah yang terkontaminasi, dan
melepas pakaian secepat mungkin.

Mencuci Bagian yang Terpapar:

1. Secepat mungkin, mencuci sianida yang terpapar di kulit dengan sejumlah besar sabun dan air. Mencuci dengan sabun dan air akan membantu melindungi dari setiap bahan kimia yang terpapar pada tubuh kita.
2. Jika mata Anda terbakar atau penglihatan Anda kabur, bilas mata Anda dengan air biasa selama 10 sampai 15 menit. Jika Anda memakai kontak lens, lepas dan satukan dengan pakaian yang terkontaminasi. Jangan memakai kembali kontak lens tersebut, Jika Anda mengenakan kacamata, cucilah dengan sabun dan air, kemudian dapat dipakai kembali setelah dicuci.
3. Jika Anda mengenakan perhiasan, jika perhiasannya dapat dicuci, cucilah dengan sabun dan air, dan dapat dipakai kembali. Namun jika tidak dapat dicuci, maka satukan dengan pakaian yang terkontaminasi.

Membuang Pakaian yang Terkontaminasi Sianida:
1. Tempatkan  pakaian yang terkontaminasi  dalam kantong plastik. Hindari menyentuh daerah yang terkontaminasi menyentuh pakaian. Gunakan sarung tangan saat mengemas atau hindari  kontak langsung dengan pakaian yang terkontaminasi, dengan menggunakan penjepit atau sarung tangan plastik atau sekadar plastik untuk melindungi tangan. Kemudian alat bantu apa pun yang menyentuh pakaian yang terkontaminasi juga harus dimasukkan ke dalam tas.

2. Segel tas dan kemudian masukkan tas dalam kantong plastik yang lain. Membuang pakaian Anda dengan cara ini akan membantu melindungi Anda dan orang lain dari setiap bahan kimia yang mungkin terpapar di pakaian Anda.

Bagaimana Perlakuan Pasien Keracunan Sianida?

Keracunan sianida diperlakukan dengan penangkal spesifik dan perawatan medis di rumah sakit.Penangkal untuk keracunan sianida diberikan sesegera mungkin setelah paparan. Dokter harus segera menangani dan tidak menunggu konfirmasi laboratorium. Hal yang paling penting adalah bagi korban untuk mendapat perawatan medis sesegera mungkin
(sumber : detikhealth,2016).