Hai bunda,... ternyata terlalu mengatur anak itu bisa berbahaya bagi perkembangan mental anak, berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...
Pada beberapa kasus yang ditemukan, cukup banyak orangtua yang
memegang teguh pola asuh yang 'terlalu mengatur' pada anaknya. Selain
itu, para orangtua yang menerapkan tipe pengaturan seperti ini
mempercayai bahwa cara pengasuhan yang mereka terapkan pada anak-anaknya
merupakan pola asuh yang paling tepat untuk mendidik anaknya menjadi
anak yang baik dan penurut. Mereka juga meyakini bahwa dengan
menjalankan pola asuh yang banyak memberikan aturan kepada anak, maka
akan membentuk seorang anak menjadi pribadi yang taat aturan dan
disiplin.
Hanya saja penting untuk diketahui bahwa pola pengasuhan
anak yang serba mengatur seperti diatas akan menimbulkan dampak yang
berbahaya bagi perkembangan mental anak. Sebuah penelitian mengungkapkan
bahwa sikap orang tua yang serba mengatur dan terlalu banyak memberikan
batasan akan menyebabkan gangguan kepribadian terhadap anak yang
membuat anak mudah merasa bersalah, tidak dapat menerima dan menghadapi
perbedaan pendapat.
Selain itu, anak-anak yang berada dalam pola
asuh seperti ini juga cenderung akan menampilkan sikap 'memusuhi'
terhadap orang lain ketika berada pada situasi yang berbeda pendapat.
Hal ini timbul sebagai dampak dari terlalu diatur dan terlalu
dikekangnya segala hal dalam kehidupan anak oleh orangtuanya. Yang mana
hal ini tentu saja akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak
terutama di lingkungan sosialnya yang membuat anak kesulitan membangun
relasi (hubungan) bersama dengan teman-teman sebayanya, terutama ketika
anak beranjak dewasa. Selain itu, perilaku anak yang cenderung mengatur
terhadap lingkungannya ketika ia dewasa nanti akan semakin besar.
Sebuah
penelitian mengungkapkan, pola asuh yang terlalu mengekang dan mengatur
yang diterapkan orangtua terhadap anaknya, akan lebih mungkin menggangu
mentalnya yang membuat anak mengalami resiko depresi dan kesepian saat
ia dewasa, meskipun ia telah mencoba bergabung atau dalam kondisi yang
ramai.
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini
mungkin akan lebih mudah membuat anak menjadi seorang yang penurut dan
baik. Namun sebenarnya, mereka tidak menikmati apa yang didapat dari
orantuanya. Anak-anak juga cenderung tidak akan merasakan kehangatan
dari interaksinya bersama dengan orangtua. Hal inilah yang pada akhirnya
akan membuat anak akan mengalami kesulitan untuk menunjukan kehangatan
saat berinteraksi dengan oranglain. Anak juga akan mengalami kesulitan
dalam memutuskan masalah sendiri sebab kertegantungan mereka terhadap
aturan dan pendapat orang lain. Tak saja itu, anak yang lahir dari pola
asuh yang 'terlalu mengatur' lebih cenderung memiliki rasa percaya diri
yang rendah.
Nah, melihat dampak buruk yang timbulkan dari pola
asuh seperti ini, tentu akan lebih bijak jika para orangtua tidak
menerapkan pola asuh demikian. Namun ini bukan berarti para orangtua
harus menerapkan pola asuh yang bebas atau tanpa peraturan. Hal ini juga
tentunya tidak disarankan sebab akan membuat anak tumbuh menjadi
pribadi yang manja dan tak kenal aturan. Alangkah jauh lebih baik jika
orangtua dapat menerapkan susana yang demokratis dan nyaman dalam
mendidik dan mengasuh anak-anaknya.
0 komentar:
Post a Comment