6.3.15

Cara Menghadapi Balita Yang Suka Mengkhayal


Hai bunda... balita anda suka mengkhayal? Bagaimana menghadapinya? Nah berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...
Balita usia  2-3 tahun mulai mengaktifkan daya imajinasinya. Bakat imajinasi ditambah dengan semakin akrabnya dia dengan lingkungan sekitar, membuat dia mulai berkhayal. Berkhayal melihat sesuatu, seperti santa claus di perapian, padahal di rumah tidak ada perapian, bahkan sampai punya teman khayalan. Bagaimana menghadapinya?
  • Dengarkan imajinasi anak. Biarkan anak menceritakan imajinasinya agar ia merasa dihargai. Biarkan dia mengarahkan respon Anda dengan menanyakan “apa yang terjadi selanjutnya?” Jangan katakan kalau ceritanya tidak bagus, aneh atau hal tersebut mustahil terjadi. Biarkan anak merasa nyaman berbicara mengutarakan pikirannya.  
  • Jangan mendramatisasi imajinasi anak. Jangan menambahkan ide cerita dalam plot imajinasinya agar anak tidak ‘terjerumus’ ke dalam dunia khayalannya.  Sebaliknya bawa dia ke dunia nyata.
  • Ajak main pura-pura. Dengan berpura-pura menjadi sesuatu, balita bisa puas berimajinasi tanpa ada yang membatasinya. Bebaskan anak melakukan aktivitas yang dia sukai dan biarkan dia menggunakan imajimasinya dengan barang-barang yang ada disekelilingnya.
  • Ada aturannya. Segala barang yang ada di sekeliling anak bisa jadi bahan imajinasinya. Namun, Anda tetap perlu menjelaskan dan menetapkan aturan tentang guna sebuah barang, bila anak menggunakan barang sebagai sarana khayalannya.
  • Tidak menyalahkan imajinasinya. Pada usia ini anak biasanya punya teman imajinasi. Namun, tidak jarang ketika dia melakukan kesalahan anak tidak mengaku kalau dia yang melakukannya, melainkan menyalahkan teman imajinasinya tersebut. Gunakan kesempatan tersebut untuk mengajarinya sesuatu yang baik. Misalnya, anak mengaku kalau teman imajinasinya, Rocket, yang menumpahkan jus. Katakan, “Setiap orang bisa melakukan kesalahan, yuk bantu Rocket membersihkan tumpahan jus ini.” Cara ini bisa membantu anak merasa lebih berani untuk mengatakan yang sejujurkan dan tidak menyalahkan pihak lain.
  • Alihkan khayalan yang menakutkan. Tidak selamanya khayalan anak adalah hal-hal yang menyenangkan. Saat khayalannya adalah sesuatu yang seram seperti monster, segera ganti sosok monster jahat itu dengan sesuatu yang baru dan menyenangkan. Misalnya, katakan pada anak bahwa Anda melihat kelinci bukan monster. Jangan biarkan khayalan yang menakutkan berkembang berlarut-larut. Hindari juga mengajaknya menceritakan cerita seram pada anak. Rasa takut pada anak biasanya disebabkan karena dia tidak bisa mengatasi imajinasi tersebut.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment