3.3.15

Pola Asuh Yang Terlalu Mengatur Anak Bisa Berbahaya Bagi Perkembangan Mental Anak

 Hai bunda,... ternyata terlalu mengatur anak itu bisa berbahaya bagi perkembangan mental anak, berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat... 

Pada beberapa kasus yang ditemukan, cukup banyak orangtua yang memegang teguh pola asuh yang 'terlalu mengatur' pada anaknya. Selain itu, para orangtua yang menerapkan tipe pengaturan seperti ini mempercayai bahwa cara pengasuhan yang mereka terapkan pada anak-anaknya merupakan pola asuh yang paling tepat untuk mendidik anaknya menjadi anak yang baik dan penurut. Mereka juga meyakini bahwa dengan menjalankan pola asuh yang banyak memberikan aturan kepada anak, maka akan membentuk seorang anak menjadi pribadi yang taat aturan dan disiplin.
Hanya saja penting untuk diketahui bahwa pola pengasuhan anak yang serba mengatur seperti diatas akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi perkembangan mental anak. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sikap orang tua yang serba mengatur dan terlalu banyak memberikan batasan akan menyebabkan gangguan kepribadian terhadap anak yang membuat anak mudah merasa bersalah, tidak dapat menerima dan menghadapi perbedaan pendapat.
Selain itu, anak-anak yang berada dalam pola asuh seperti ini juga cenderung akan menampilkan sikap 'memusuhi' terhadap orang lain ketika berada pada situasi yang berbeda pendapat. Hal ini timbul sebagai dampak dari terlalu diatur dan terlalu dikekangnya segala hal dalam kehidupan anak oleh orangtuanya. Yang mana hal ini tentu saja akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak terutama di lingkungan sosialnya yang membuat anak kesulitan membangun relasi (hubungan) bersama dengan teman-teman sebayanya, terutama ketika anak beranjak dewasa. Selain itu, perilaku anak yang cenderung mengatur terhadap lingkungannya ketika ia dewasa nanti akan semakin besar.
Sebuah penelitian mengungkapkan, pola asuh yang terlalu mengekang dan mengatur yang diterapkan orangtua terhadap anaknya, akan lebih mungkin menggangu mentalnya yang membuat anak mengalami resiko depresi dan kesepian saat ia dewasa, meskipun ia telah mencoba bergabung atau dalam kondisi yang ramai.
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini mungkin akan lebih mudah membuat anak menjadi seorang yang penurut dan baik. Namun sebenarnya, mereka tidak menikmati apa yang didapat dari orantuanya. Anak-anak juga cenderung tidak akan merasakan kehangatan dari interaksinya bersama dengan orangtua. Hal inilah yang pada akhirnya akan membuat anak akan mengalami kesulitan untuk menunjukan kehangatan saat berinteraksi dengan oranglain. Anak juga akan mengalami kesulitan dalam memutuskan masalah sendiri sebab kertegantungan mereka terhadap aturan dan pendapat orang lain. Tak saja itu, anak yang lahir dari pola asuh yang 'terlalu mengatur' lebih cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Nah, melihat dampak buruk yang timbulkan dari pola asuh seperti ini, tentu akan lebih bijak jika para orangtua tidak menerapkan pola asuh demikian. Namun ini bukan berarti para orangtua harus menerapkan pola asuh yang bebas atau tanpa peraturan. Hal ini juga tentunya tidak disarankan sebab akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang manja dan tak kenal aturan. Alangkah jauh lebih baik jika orangtua dapat menerapkan susana yang demokratis dan nyaman dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya.
(Sumber : Bidanku.com)

0 komentar:

Post a Comment