16.3.15

Panduan Cerdas Memilih Acara Kartun Untuk Balita


Hai bunda,... balita anda hobi nonton film kartun? Nah berikut ini panduan memilih yang baik bagi mereka, semoga bermanfaat...

Imajinasi! Itulah tawaran yang teramat menggiurkan dari sebuah film kartun bagi pemirsa anak. Imajinasi pemirsa anak seakan tergali sedalam-dalamnya ketika menyaksikan film kartun. Tak heran  anak pun  mengikuti gerakan bela diri, setelah ia menonton film animasi berisi adegan tersebut.    

Lihat saja perilaku kucing dan tikus Tom & Jerry saling mengumbar dendam. Segala macam cara mereka lakukan agar lawan mendapat balasan setimpal. Kata-kata kasar, makian dan berbagai bentuk kekerasan menjadi bumbu yang 'menyedapkan' jalannya cerita.

Anda rela anak berimajinasi ala dua tokoh populer itu? Tak cuma itu, seksualitas, baik dalam bentuk halus maupun kasar, terselubung atau pun terang-terangan, menjadi bagian dari film kartun yang patut Anda waspadai.

Tentu  tak semua film kartun penuh muatan negatif seperti itu. Ada juga film kartun yang dipersiapkan oleh tim khusus untuk perkembangan anak, sehingga layak tonton bagi balita Anda.

Ada Dora atau Diego yang menampilkan tokoh anak-anak yang penuh rasa ingin tahu dan berani. Bermacam pelajaran baru bisa memperkaya anak jika menonton film-film semacam ini. Tak hanya soal isi dan metode penyampaian yang dilakukan berulang-ulang, film pendidikan semacam ini juga mempertimbangkan soal warna, nada dan syair  untuk pemirsa anak.

Diet televisi. Kini saatnya Anda tengok kembali apakah tetap membiarkan anak menguasai remote control teve di rumah. Jika pun ada orang dewasa di rumah, yang mengawasi anak, apakah orang dewasa tersebut punya perhatian sama dengan Anda soal tayangan untuk anak? Jika tidak, ini saatnya untuk mulai berdiet televisi.

Ada beberapa hal yang patut Anda khawatirkan jika buah hati Anda menonton televisi sendirian, meski  tayangannya cocok untuk anak:
  • Daya kritis anak belum tumbuh, sementara televisi membuat simbol yang disampaikan sebagai absolut. Posisi anak rentan karena ia cenderung menganggap apa yang dilihat adalah benar. Bagaimana jika anak melihat dalam film kartun orang yang membuat kesal bisa dimatikan layaknya membunuh nyamuk?
  • Anak belum bisa membedakan fantasi dan dunia nyata.
  • Jika dicermati, film kartun seringkali menampilkan tokoh abu-abu padahal anak perlu panduan jelas mana yang baik dan mana yang tidak, agar tidak membingungkannya.
  • Selama anak menonton, berapa banyak iklan yang dilihatnya? Tidakkah bombardir iklan bisa mendorongnya konsumtif?  Apakah Anda yakin, iklan produk/acara televisi  saat jeda film/acara patut dilihat dan didengar anak?
  • Apakah Anda yakin anak bisa mencerna apa yang ada di layar kaca tanpa bantuan Anda? 
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment