Hai bunda,.. berikut ini akan dibahas tentang perkembangan emosi pada balita, semoga bermanfaat ya?
Balita dengan berbagai tingkah yang mengngemaskan dan seringkali membuat anda kebingungan dalam menghadapi perubahan perilakunya. Ya, pada masa balita selain memiliki tubuh-kembang yang pesat juga memiliki perkembangan emosi yang dapat dipengaruhi di dalam diri dan lingkungannya. Kali ini kami akan mengajak bunda untuk mengenal perkembangan emosi pada balita sehingga anak anda mampu menjadi anak yang memiliki kesiapan psikis yang baik.
Seringkali anda direpotkan dengan tingkah laku anak yang tiba-tiba marah-marah, mengamuk hingga membanting-banting barang, bahkan pada situasi tertentu anak anda menangis hingga berguling-guling ketika keinginannya tidak terpenuhi. Apakah hal ini merupakan perkembangan emosi balita? Seperti apa tahapan emosi pada balita?
Sebelum mengenal lebih jauh emosi balita, kita ketahui bersama bahwa emosi merupakan aspek yang mendasar yang dimiliki oleh manusia. Dengan emosi maka manusia dapat mengukur kondisi baik secara internal maupun eksternal dirinya.Dalam teori psikologi perkembangan , bahwa usia dini anak merupakan tahapan awal dalam mencapai kepribadian yang stabil sehingga dengan kata lain bahwa perkembangan emosi, perilaku dan sikap anak harus mendapatkan perhatian yang optimal untuk dapat menunjang aspek kehidupannya.
Taukah anda bahwa kecerdasan emosi yang berhubungan dengan kemampuan anak anda untuk mengenali, mengolah emosi, dan mengontrol emosi akan mampu memberikan respon yang positif yang akan menimbulkan emosi. Sehingga anak yang memiliki kemampuan emosi yang optimal akan berpengaruh pada kecerdasan emosi yang tinggi.
Untuk mengenali tahapan emosi pada balita, berikut adalah uraian tahapan tingkatan emosi sesuai dengan usia balita :
1. Usia < 6 bulanPada usia dibawah 6 bulan merupakan periode anak lekat dengan ibu dan berusaha membangun ikatan batin yang kuat dengan ibu. Anak sudah dapat tersenyum dan memiliki ikatan sosial dengan orang yang seringkali ditemuinya. Unsur fisik akan diungkapkan anak dengan menangis ketika merasakan lelah, lapar, atau perubahan suasana lainnya. Pada usia dibawah 6 bulan anak anda belum mengenal rasa takut.
2. Usia 6-13 bulan
Selanjutnya periode yang sangat menggemaskan seringkali membuat anda terkagum dengan perilakunya. Anak anda sudah dapat bercermin dan mengembangkan kemampuannya dengan beberapa perilakunya. Anak anda sudah dapat mengeksporasi emosi seperti gembira, takut atau keinginin dirinya yang kuat (egosentris). Pada periode ini anak anda sudah dapat bermain mandiri dan mengantisipasi suasana hati.
3. Usia 2-3 tahun
Pada usia ini anak anda sudah mulai bersosialisai. Pada usia ini merupakan usia yang tepat dalam menanankan nilai agamis, pola peniruan perilaku dan memberikan nasehat sederhana. Jangan lupa untuk menanamkan disiplin. Berikan hadiah untuk keberhasilannya dan hukuman yang mendidik untuk kesalahan sehingga mampu membedakan perilaku yang baik dan salah.
4. Usia 3-5 tahun
Usia ini anak sudah dapat diajak bekerjasa meskipun pada usia ini anak anda belum bisa membedakan fantasi dan realita. Dalam memasuki usia ini peran ibu harus dapat memberikan pola asuh yang optimal sehingga pengayoman dan contoh yang positif. Pada usia inilah anak anda dapat memiliki ragam emosi seperi marah, sedih , bahagia dan cemburu .
Dengan demikian peranan orang tua sangat membantu perkembangan perkembangan emosi anak sehingga dapat mengarahkan kecerdasan emosi pada anak usia dini. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua misalnya yaitu dengan mengatasi kekecewaan anak, hindari membantu terlalu banyak ketika anak anda menginginkan sesuatu yang masih dalam daya jangkau anak anda, menetepkan aturan yang tegas dan konsisten, menunjukan empati dan tidak juga melindungi anak secara berlebihan.
0 komentar:
Post a Comment