Dermatitis susu atau dermatitis atopik yang muncul di sekitar wajah bayi yang baru lahir sering membuat panik para ibu. Seringkali, bintik kemerahan yang muncul di kulit bayi dianggap sebagai reaksi alergi bayi terhadap ASI.
Padahal menurut konsultan tumbuh kembang anak dari RSCM, dr Rini Sekartini, SpA(K), ASI yang terciprat di sekitar mulut bayi tidak akan menyebabkan alergi. Ruam atau bintik kemerahan muncul karena makanan yang dikonsumsi ibu mengandung alergen.
"Jadi ASI-nya tidak menyebabkan alergi ya. Tapi kalau ibunya makan makanan yang mengandung alergen, seperti kacang atau minum susu sapi, nah bayinya bisa alergi karena hal ini, zat alergennya masuk ke bayi melalui ASI dan akhirnya menyebabkan reaksi kemerahan tadi," tutur dr Rini, ditemui dalam seminar media di Hongkong Cafe, Jl Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, seperti ditulis pada Jumat (19/12/2014).
Oleh karena ini, dr Rini mengatakan bahwa penggunaan istilah bayi alergi ASI sangat tidak tepat. "Makanya saya bilang nggak ada bayi yang alergi ASI, ASI kan paling bagus," ungkapnya lagi.
Dijelaskan dr Rini bahwa kulit bayi sangat berbeda dengan kulit orang dewasa. Epidermis atau bagian terluar kulit bayi 20-30 persen lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Akibatnya, kulit bayi memang rentan mengalami masalah atau infeksi.
"Penyerapan iritan (bahan penyebab iritasi) dari luar lebih mudah karena kulitnya lebih tipis, makanya bayi mudah sekali merah-merah, gatal-gatal atau mengalami kelainan lain," paparnya.
Jika ruam atau bintik kemerahan muncul setelah anak meminum ASI, ibu diharapkan untuk tidak lagi mengonsumsi makanan yang dapat memicu alergen, seperti kacang atau susu sapi misalnya. Namun jika ruam tak kunjung hilang, ada baiknya segera hubungi dokter.
"Kalau 4-5 hari ibu sudah setop minum susu sapi atau makanan pemicu alergi, tapi anak masih ruam cek ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya," pungkasnya.
(Sumber : detik.com)
0 komentar:
Post a Comment