Bagi Anda Para ibu yang buah hatinya sering nangis tengah malam,jangan kuatir.Info dari detikhealth berikut ini semoga membuat Anda lebih tenang bila mendapati anak Anda nangis tengah malam.,monggo disimak :)
Hampir setiap bayi tentu memiliki satu kebiasaan yang sama di malam hari
yaitu terbangun dan menangis sekencang-kencangnya, entah itu karena
lapar atau ngompol. Kalau sudah begini biasanya para orang tua langsung
kelabakan dan bergegas bangun untuk menenangkannya. Padahal sejumlah
pakar menyarankan agar para orang tua menahan diri dan membiarkan si
anak menenangkan dirinya sendiri.
"Ketika para ibu bangun dan
menenangkan bayinya, maka bayi ini justru takkan belajar bagaimana
caranya menenangkan dirinya sendiri, padahal itu penting untuk
melatihnya agar memiliki pola tidur yang teratur," terang peneliti
Profesor Marsha Weinraub dari Temple University, Philadelphia, AS
seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (5/1/2013).
"Rekomendasi
terbaiknya adalah menidurkan bayi pada waktu tertentu secara rutin di
malam hari, membiarkan mereka tertidur sendiri dan menahan diri untuk
merespons atau menenangkan mereka ketika terbangun di malam hari,"
tambahnya.
Kesimpulan ini diperoleh setelah Weinraub mengamati
pola tidur lebih dari 1.200 bayi, termasuk pola bangun si bayi di malam
hari. Caranya, peneliti meminta orang tua melaporkan kebiasaan bangun
anak mereka di malam hari saat si anak mencapai usia 6, 15, 24 dan 36
bulan.
"Hasilnya, ketika mencapai usia enam bulan, sebagian besar
bayi akan tidur sepanjang malam dan hanya membangunkan ibu-ibunya satu
kali dalam seminggu. Tapi tak semua anak mengikuti pola tidur semacam
ini," terang Profesor Weinraub.
Nyatanya, 33 persen bayi lainnya
terbangun selama tujuh malam perminggunya, lima malam perminggu ketika
mencapai usia 15 bulan dan satu kali perminggu saat usianya telah
memasuki 24 bulan.
Secara khusus peneliti menemukan bahwa
sebagian besar bayi yang susah tidur atau gampang terbangun di malam
hari adalah bayi laki-laki.
Bayi yang suka terbangun di malam
hari juga dikatakan memiliki temperamen yang lebih sulit seperti mudah
terganggu atau teralihkan perhatiannya. Begitu juga mereka lebih suka
disusui dan memiliki ibu yang lebih cenderung depresi dan mempunyai
sensitivitas keibuan yang lebih besar daripada ibu yang anaknya tidur
tenang semalaman.
"Jika diperhatikan pola tidurnya, setiap bayi,
sama halnya dengan orang dewasa, akan melalui siklus tidur setiap 1,5
hingga 2 jam lalu terbangun tapi kemudian bisa kembali tidur lagi,"
tandas Profesor Weinraub.
Dengan kata lain, penting bagi bayi
untuk belajar tidur dengan sendirinya jika mungkin terbangun di tengah
malam seperti ini. Hal itu dapat tercapai jika orangtua juga
'tega-tegaan' dan membiarkan anaknya berhenti menangis atau
berteriak-teriak dengan sendirinya.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Developmental Psychology.
0 komentar:
Post a Comment