Hai bunda, balita senang dan gemar bereksplorasi? Meski membuat berantakan, bereksplorasi memberinya kesempatan untuk banyak belajar tentang dunia sekitar. Perhatikan beberapa hal ini, agar anak aman bereksplorasi.
- Amankan ruangan. Bagi balita, dapur, kamar mandi, laci-laci lemari adalah tempat menarik! Namun, tanpa pengawasan Anda, dia bisa terluka. Pastikan rumah adalah tempat yang aman untuk anak bereksplorasi. Beri kesibukan bereksplorasi. Jangan terlalu banyak melarang, sejauh hal-hal yang dieksplorasi anak tidak berbahaya. Sediakan material yang diperlukan. Tahan keinginan untuk selalu mengatur kecuali jika aktifitas tersebut memang perlu bimbingan.
- Koreksi bila balita Anda sudah melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak sehat atau merusak. Misalnya dia sudah mulai melemparkan mainan atau memukul orang lain dengan sendok. Jelaskan padanya, “sendok itu untuk makan bukan untuk memukul orang.” Usahakan untuk tidak bereaksi berlebihan, tetap tenang ketika menghadapi hal tersebut. Jika dia tetap melakukannya, alihkan perhatiannya dengan aktifitas atau benda lainnya.
- Ajak anak mengeksplorasi dunia luar, jangan hanya di dalam rumah. Seperti, taman, pantai, atau playground. Selain mengenal dunia luar, anak juga bisa bertemu dengan anak-anak lain dan belajar sosialisasi.
- Ajak balita beraktifitas fisik. Menurut National Association for Sports & Physical Education, anak usia 1-2 tahun disarankan untuk melakukan kegiatan terstruktur selama 30 menit sehari. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan yang dirancang dan diarahkan oleh orang tua yang bertujuan mengasah keterampilan tertentu. Misalnya melompat 5 menit sehari untuk menguatkan otot batang tubuh. Bermain puzzle setiap hari selama 10 menit untuk mengasah keterampilan motorik halus. Bermain di taman selama 30 menit setiap sore untuk mengasah keterampilan sosial. Selain itu, anak juga perlu setidaknya 60 menit untuk aktivitas tidak terstruktur atau bermain bebas.
- Sabar. Ikuti irama anak. Jangan paksa anak untuk melakukan berbagai hal dengan cepat sesuai waktu Anda, karena otak anak tidak mampu menyerap informasi yang diberikan dalam waktu singkat. Tak perlu mengomel saat anak membuat berantakan. Dan tak perlu panik jika sesekali anak terbentur atau tergores karena jatuh. Jatuh dan sakit akan membuat anak lebih berhati-hati.
0 komentar:
Post a Comment