Sebagai orang tua kita bener bener waspada dengan maraknya pornoaksi dan pornografi yang menyerang lingkungan masyarakat kita,berikut ini dari berita okezone...luar biasanya pergerakan hal hal yang berbau "porno" bisa dilakukan remaja bahkan anak anak untuk menyebarkan situs porno.....waspada Bunda,perhatian kita harus lebih ditingkatkan untuk buah hati dan keluarga tercinta....moga bermanfaat yaa....
Polri berhasil menangkap pelaku child pornography online di sebuah rumah kos di Jalan H Akbar Nomor 46, Cicendong, Bandung, Jawa Barat.
Direktur
Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Arief
Sulistyanto, mengatakan, pelaku ditangkap pada Senin 24 Februari 2014,
sekira pukul 03.00 WIB.
"Kami berhasil menangkap pelaku child pornography
online atas nama Deden Martakusumah (28) sebagai pengelola website
(situs) porno, nu****.com, bo*******.com dan sa*****.co***.com yang
berisi lebih dari 14 ribu video porno," ungkap Arief dalam keterangan
persnya, Selasa (25/2/2014).
Arief menambahkan, pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa dua buah handphone, satu buah laptop, satu buah modem, dan tiga buah ATM dari Bank BCA, BRI, serta Mandiri.
Jenderal
polisi bintang satu itu menerangkan, dalam menjalankan aksinya, pelaku
mendapat video porno dari internet, kemudian diunggah di website yang
dikelola.
"Di website itu pelaku mencantumkan cara mendaftar
sebagai member dengan penawaran paket seharga Rp30 ribu sampai Rp800
ribu. Sebagai konfirmasi paket, pelaku memberikan kode kepada pembeli
berupa angka di belakang harga paket," tegasnya.
Pelaku
diketahui sudah memulai kegiatannya ini sejak 2012. Atas tindakan
tersebut, pelaku akan dijerat Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2008 tentang Pornografi, dengan sanksi hukuman paling lama 12 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp6 miliar.
Kemudian, Pasal 27 Ayat
(1) juncto Pasal 52 UU ITE dengan sanksi hukuman maksimal 8 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar. "Terhadap kedua pasal tersebut
ditambah sepertiga dari maksimum ancaman pidana, karena pelaku
melibatkan anak-anak dalam kegiatan dan/atau menjadikan anak sebagai
objek," pungkasnya
26.2.14
Jika orang tua Koruptor,begini dampak bagi anak secara psikologis
Hindarkan sejauh jauhnya KORUPSI dari kehidupan kita....anak kita dan keluarga tidak jarang yang ikut menanggung akibatnya....seperti kasus berikut ini ....
ANAK selalu menjadi korban dari perilaku menyimpang kedua orangtuanya. Misalnya, anak yang terlahir dari keluarga korupsi. Mereka akan rentan sekali terhadap aksi bullying di masyarakat.
Hal ini disampaikan pakar jiwa anak dan keluarga Naomi Kirana. Mereka yang di bawah umur, mungkin tidak mengerti apa yang sedang dilakukan orangtuanya.
Namun, lingkungan dan masyarakat di sekeliling anak tersebut yang membuat mereka tersudutkan. Pasalnya, terus-menerus disodori berbagai celaan maupun sindiran karena perilaku orangtuanya.
“Kondisi psikologis mereka akan terganggu, sang anak akan menderita batinnya. Mungkin saat ini dia belum mengerti, tapi kalau teman sekolahnya, masyarakat membicarakan mereka, kemudian mendapatkan celaan atau menghardik anak tersebut, mereka akan menderita sepanjang hidupnya,” tuturnya kepada Okezone yang diwawancarai langsung via telefon, Rabu, 26 Februari 2014.
Seperti kasus yang dialami suami dari Airin Rachmi Diany Putri, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Suami dari Wali Kota Tangerang tersebut terjerat kasus Pemilukada Lebak Banten yang membuatnya menjadi tersangka korupsi. Kedua pasangan pejabat negara ini memiliki dua orang anak yang masih di bawah umur.
Anak Airin diprediksi akan terganggu kondisi psikologi sosialnya saat besar. Oleh sebab itu, pengawasan dan perhatian orangtua amat diperlukan untuk menjaga kestabilan pertumbuhan jiwanya.
“Dia akan terganggu dari segi psikologis sosialnya. Orang-orang akan men-judge dia sebagai anak koruptor dan itu amat menyakitkan. Saya berharap orangtuanya terus mendampingi,” tutupnya (sumber : okezone)
ANAK selalu menjadi korban dari perilaku menyimpang kedua orangtuanya. Misalnya, anak yang terlahir dari keluarga korupsi. Mereka akan rentan sekali terhadap aksi bullying di masyarakat.
Hal ini disampaikan pakar jiwa anak dan keluarga Naomi Kirana. Mereka yang di bawah umur, mungkin tidak mengerti apa yang sedang dilakukan orangtuanya.
Namun, lingkungan dan masyarakat di sekeliling anak tersebut yang membuat mereka tersudutkan. Pasalnya, terus-menerus disodori berbagai celaan maupun sindiran karena perilaku orangtuanya.
“Kondisi psikologis mereka akan terganggu, sang anak akan menderita batinnya. Mungkin saat ini dia belum mengerti, tapi kalau teman sekolahnya, masyarakat membicarakan mereka, kemudian mendapatkan celaan atau menghardik anak tersebut, mereka akan menderita sepanjang hidupnya,” tuturnya kepada Okezone yang diwawancarai langsung via telefon, Rabu, 26 Februari 2014.
Seperti kasus yang dialami suami dari Airin Rachmi Diany Putri, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Suami dari Wali Kota Tangerang tersebut terjerat kasus Pemilukada Lebak Banten yang membuatnya menjadi tersangka korupsi. Kedua pasangan pejabat negara ini memiliki dua orang anak yang masih di bawah umur.
Anak Airin diprediksi akan terganggu kondisi psikologi sosialnya saat besar. Oleh sebab itu, pengawasan dan perhatian orangtua amat diperlukan untuk menjaga kestabilan pertumbuhan jiwanya.
“Dia akan terganggu dari segi psikologis sosialnya. Orang-orang akan men-judge dia sebagai anak koruptor dan itu amat menyakitkan. Saya berharap orangtuanya terus mendampingi,” tutupnya (sumber : okezone)
Trik dan tips agar berat badan turun kurang lebih 14 hari
MENYEMPATKAN waktu untuk pergi ke tempat kebugaran atau
gym terkadang sulit dilakukan. Namun, ada cara yang lebih mudah untuk
menurunkan berat badan tanpa harus menahan lapar.
Cara ini dikembangkan oleh nutrisionist dan penulis Fiona Kirk yang mengembangkan rencana penurunan lemak dengan cepat hanya selama 14 hari. Tujuannya untuk menyehatkan sistem pencernaan, mengusir kembung, dan menghilangkan retensi air.
Berikut ini cara menurunkan berat badan dengan cepat selama 14 hari, seperti dilansir Express.
Makan tiga kali sehari
Kedengarannya memang mudah dilakukan, tetapi masih banyak orang yang menahan rasa lapar, terutama melewatkan sarapan. Padahal, sarapan dapat memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari.
Jangan terlalu banyak makan serat
Serat dapat membuat pencernaan menjadi lancar dan sehat, tetapi bila terlalu banyak bisa mengakibatkan perut kembung. Mengonsumsi makanan berserat secara berlebihan sering menjadi strategi yang disalahpahami.
Makan roti dan kentang
Makanan jenis karbohidrat seperti roti, kentang dan biji-bijian bukanlah musuh dalam menurunkan berat badan. Makanan karbohidrat tersebut hanya harus dikelola agar tidak menimbulkan makan yang berlebihan. Makanan jenis ini cukup dikonsumsi empat hari dalam sepekan dan bermanfaat untuk kesehatan otak.
Hindari makan terlalu cepat
Mengurangi jumlah kunyahan sering membuat kita makan terlalu cepat. Padahal, mengunyah adalah hal sangat penting dari proses pencernaan untuk mencegah gangguan pencernaan. Bila sudah mengalami gangguan pencernaan, maka itu akan mengganggu proses hilangnya lemak.
Konsumsi buah
Setiap diet harus mencakup konsumsi buah-buahan, tetapi sangat penting untuk mengetahui kapan harus mengonsumsinya. Hal ini untuk mencegah kadar gula melonjak dan mengakibatkan selera makan meningkat. Hal ini tentunya akan mengganggu upaya penurunan berat badan Anda.
Kurangi mentega
Akhirnya ada kesepekatan universal bahwa seseorang butuh lemak jenuh dalam makanan. Hal ini untuk membantu produksi hormon, kesehatan tulang, peningkatan kadar kolesterol baik, dan pemanfaatan lemak esensial. Bahkan, lemak jenuh dapat mendorong pembakaran lemak yang sangat membantu dalam upaya penurunan berat badan.
Hindari stres
Stres dapat mendorong tubuh memproduksi hormon yang berkontribusi dalam menyimpan lemak, yaitu kortisol. Ketika stres tidak kunjung hilang, maka hormon ini akan terus menyimpan lemak. Hal ini tentunya dapat menggagalkan upaya Anda menurunkan berat badan.
Cara ini dikembangkan oleh nutrisionist dan penulis Fiona Kirk yang mengembangkan rencana penurunan lemak dengan cepat hanya selama 14 hari. Tujuannya untuk menyehatkan sistem pencernaan, mengusir kembung, dan menghilangkan retensi air.
Berikut ini cara menurunkan berat badan dengan cepat selama 14 hari, seperti dilansir Express.
Makan tiga kali sehari
Kedengarannya memang mudah dilakukan, tetapi masih banyak orang yang menahan rasa lapar, terutama melewatkan sarapan. Padahal, sarapan dapat memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari.
Jangan terlalu banyak makan serat
Serat dapat membuat pencernaan menjadi lancar dan sehat, tetapi bila terlalu banyak bisa mengakibatkan perut kembung. Mengonsumsi makanan berserat secara berlebihan sering menjadi strategi yang disalahpahami.
Makan roti dan kentang
Makanan jenis karbohidrat seperti roti, kentang dan biji-bijian bukanlah musuh dalam menurunkan berat badan. Makanan karbohidrat tersebut hanya harus dikelola agar tidak menimbulkan makan yang berlebihan. Makanan jenis ini cukup dikonsumsi empat hari dalam sepekan dan bermanfaat untuk kesehatan otak.
Hindari makan terlalu cepat
Mengurangi jumlah kunyahan sering membuat kita makan terlalu cepat. Padahal, mengunyah adalah hal sangat penting dari proses pencernaan untuk mencegah gangguan pencernaan. Bila sudah mengalami gangguan pencernaan, maka itu akan mengganggu proses hilangnya lemak.
Konsumsi buah
Setiap diet harus mencakup konsumsi buah-buahan, tetapi sangat penting untuk mengetahui kapan harus mengonsumsinya. Hal ini untuk mencegah kadar gula melonjak dan mengakibatkan selera makan meningkat. Hal ini tentunya akan mengganggu upaya penurunan berat badan Anda.
Kurangi mentega
Akhirnya ada kesepekatan universal bahwa seseorang butuh lemak jenuh dalam makanan. Hal ini untuk membantu produksi hormon, kesehatan tulang, peningkatan kadar kolesterol baik, dan pemanfaatan lemak esensial. Bahkan, lemak jenuh dapat mendorong pembakaran lemak yang sangat membantu dalam upaya penurunan berat badan.
Hindari stres
Stres dapat mendorong tubuh memproduksi hormon yang berkontribusi dalam menyimpan lemak, yaitu kortisol. Ketika stres tidak kunjung hilang, maka hormon ini akan terus menyimpan lemak. Hal ini tentunya dapat menggagalkan upaya Anda menurunkan berat badan.
18.2.14
Kisah inspiratif yang membuat " hati " menangis
SALAH SATU KISAH DALAM CD INSPIRASI AYAH EDY YANG BISA DI UNDUH GRATIS DI www.ayahedy.tk
Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.
Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.
Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.
Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.
Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.
Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".
Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.
Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.
Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.
Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.
Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.
Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.
Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.
Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna.
Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.
Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, "Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?" Dengan sigap Dewi menjawab, "Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna". "Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !" begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.
Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. "Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda". Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.
Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ''memahami'' orangtuanya.
Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya," Bunda aku ingin mandi sama bunda...please...please bunda", pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.
Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. "Bunda, mandikan aku !" Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja...?" kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.
Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency".
Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.
Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata "Ini Bunda Nak...., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya...sayang....! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak.." . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya, "Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia juga tidak perlu hiburan dari orang lain.
Sementara di sebelah kanannya, Suaminya berdiri mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat pasi dengan bibir bergetar tak kuasa menahan air mata yang mulai meleleh membasahi pipinya.
Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan kuat.
Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja yang menusuk hidung hingga ke tulang sumsum. Tak lama setelah itu tanpa di duga-duga tiba-tiba saja Dewi jatuh berlutut, lalu membantingkan dirinya ke tanah tepat diatas pusara anaknya sambil berteriak-teriak histeris. "Bayu maafkan Bunda ya sayaang..!!, ampuni bundamu ya nak...? serunya berulang-ulang sambil membenturkan kepalanya ketanah, dan segera terdengar tangis yang meledak-ledak dengan penuh berurai air mata membanjiri tanah pusara putra tercintanya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya.
Sepanjang persahabatan kami, rasanya baru kali ini saya menyaksikan Dewi menangis dengan histeris seperti ini.
Lalu terdengar lagi Dewi berteriak-teriak histeris "Bangunlah Bayu sayaaangku....Bangun Bayu cintaku, ayo bangun nak.....?!?" pintanya berulang-ulang, "Bunda mau mandikan kamu sayang.... Tolong Beri kesempatan Bunda sekali saja Nak.... Sekali ini saja, Bayu.. anakku...?" Dewi merintih mengiba-iba sambil kembali membenturkan kepalanya berkali-kali ke tanah lalu ia peluki dan ciumi pusara anaknya bak orang yang sudah hilang ingatan. Air matanya mengalir semakin deras membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Bayu.
Senja semakin senyap, aroma bunga kamboja semakin tercium kuat manusuk hidung membuat seluruh bulu kuduk kami berdiri menyaksikan peristiwa yang menyayat hati ini...tapi apa hendak di kata, nasi sudah menjadi bubur, sesal kemudian tak berguna.
Bayu tidak pernah mengetahui bagaimana rasanya dimandikan oleh orang tuanya karena mereka merasa bahwa banyak hal yang jauh lebih penting dari pada hanya sekedar memandikan seorang anak.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya.
13.2.14
Tips Para Bunda Melarang Buah Hati Tanpa Kata "jangan" dan "Tidak"
Coba simak...info menarik ini buat kita Bunda,...apakah tindakan kita udah tepat apa blum ketika komunikasi dengan buah hati kita menggunakan kata kata "jangan" dan " tidak"....:),monggo disimak...moga bermanfaat yaaa...:)
Ketika anak ingin melakukan sesuatu yang kurang baik atau justru berbahaya, sudah sepatutnya orang tua melarang si kecil, biasanya dengan menggunakan kata tidak atau jangan. Tapi, yang jadi masalah, terlalu sering mengeluarkan kata tidak atau jangan pada anak pun bisa mempengaruhi perkembangannya.
Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata jangan atau tidak. Ada pula beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk melarang anaknya tanpa menggunakan kata tidak atau jangan, seperti dilansir Boldsky, Rabu (12/2/2014) berikut ini:
1. Berikan alasan
Gunakan kalimat 'mama atau papa tahu kamu menyukainya, tapi..." dengan begitu, Anda bisa memberi alasan pada anak mengapa ia tidak boleh melakukan hal itu. Dengan begini, anak bisa mengerti apa hal yang tidak tepat yang suah ia lakukan. Selain itu, anak juga bisa menasihati temannya ketika si teman melakukan hal yang serupa.
2. Pakai isyarat berhenti
Untuk berkomunikasi tak harus secara verbal bukan? begitu juga ketika melarang anak, selain menggunakan kata jangan atau tidak dengan intonasi yang lebih tinggi pastinya, Anda bisa menggunakan isyarat. Cara ini membantu Anda untuk melarang anak menghentikan aksinya saat berada di tempat yang Anda tak bisa menegurnya langsung, seperti saat berada di tempat ibadah.
3. Cari larangan pengganti yang kreatif
Akan lebih baik saat melarang anak Anda menggunakan kalimat yang kreatif, bukan kalimat langsung dan jelas berupa tidak atau jangan. Anda bisa saja memilih kalimat 'itu kotor dan nanti bisa membuatmu sakit', 'ini bukan untuk anak-anak', atau 'kamu nanti bisa dapat yang lebih bagus'. Kalimat seperti itu membuat anak lebih nyaman ketika dilarang tanpa ia harus mendengar kata tidak atau jangan secara langsung.
4. Alihkan perhatiannya
Salah satu cara terbaik untuk mengatakan tidak pada anak yakni dengan mencoba mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang lebih menarik. Anak, khususnya balita memiliki memori jangka pendek sehingga mereka akan melupakan permintaan mereka sebelumnya setelah melakukan aktivitas lain.
5. Jangan terlalu sering melarangnya
Hindari mengatakan tidak atau jangan terlalu sering. Jika memang apa yang ia lakukan tak terlalu bermasalah, tanggapilah anak dengan respons yang positif. Langkah ini membantu mereka memahami bahwa seyoiyanya apa yang dilarang oleh orang tua adalah sesuatu yang benar-benar berbahaya dan merugikan baginya.
SSsssssssstttttt awasss...jus buah bisa berdampak buruk juga ternyata...:)
Yang suka bikin jus buah...semoga info dari detik health ini bisa menjadi bahan renungan buat kita yaa...semoga bermanfaat....:)
Jus buah selama ini sering dijadikan sebagai alternatif makanan sehat. Namun sebuah studi mengungkapkan bahwa buah yang diolah menjadi jus justru bisa mengandung gula dalam jumlah tinggi dan membuat jenis minuman ini jadi tak lagi sehat.
Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology ini bahkan mengungkapkan bahwa jika dikonsumsi berlebihan, jus buah bisa menjadi sama berbahayanya dengan minuman manis dan berkarbonasi.
Tim peneliti yang terlibat, Jason Gill, MD, dan Naveed Sattar, profesor kedokteran metabolik, serta tim dari Institute of Cardiovascular dan University of Glasgow, Skotlandia, menyerukan perubahan dalam pedoman sehat makanan dalam sehari. Dalam seruan tersebut mereka tak mencantumkan jus buah sama sekali, hanya asupan buah-buahan segar yang dikonsumsi langsung.
Mereka mengungkapkan asupan jus buah yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 150 ml per hari. Jumlah ini setara dengan kurang dari secangkir.
"Sepertinya ada kesalahan persepsi, di mana sebelumnya disebutkan bahwa jus buah dan smoothie bisa dijadikan alternatif pengganti minuman manis dan soda. Tapi kini fakta berkata lain. Jus buah tetap tak sehat jika terlalu banyak dikonsumsi," papar Dr Gill, seperti dikutip dari News Max Health, Kamis (13/2/2014).
Sattar menambahkan bahwa secangkir jus apel rata-rata mengandung 26 gram gula, hampir sama seperti secangkir minuman berkarbonasi. "Faktanya satu gelas jus buah mengandung gula secara substansial lebih banyak dari sepotong buah. Selain itu banyak kebaikan dalam buah, misalnya serat, yang jumlahnya menjadi sedikit atau bahkan hilang sama sekali dalam jus," ungkapnya.
Pada tahun 2012, peneliti dari Harvard University melaporkan dalam jurnal Circulation bahwa konsumsi harian minuman berperisa manis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada pria sebesar 20 persen. Nah, Dr Gill menyebutkan bahwa meskipun jus buah mengandung vitamin dan mineral, namun tingkat nutrisi tersebut tetap tidak cukup untuk mengimbangi efek buruknya jika dikonsumsi berlebihan terhadap metabolisme.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan jika Anda memang ingin mendapatkan manfaat buah secara maksimal, maka sebaiknya Anda mengonsumsinya secara langsung tanpa tambahan apapun.
Jus buah selama ini sering dijadikan sebagai alternatif makanan sehat. Namun sebuah studi mengungkapkan bahwa buah yang diolah menjadi jus justru bisa mengandung gula dalam jumlah tinggi dan membuat jenis minuman ini jadi tak lagi sehat.
Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology ini bahkan mengungkapkan bahwa jika dikonsumsi berlebihan, jus buah bisa menjadi sama berbahayanya dengan minuman manis dan berkarbonasi.
Tim peneliti yang terlibat, Jason Gill, MD, dan Naveed Sattar, profesor kedokteran metabolik, serta tim dari Institute of Cardiovascular dan University of Glasgow, Skotlandia, menyerukan perubahan dalam pedoman sehat makanan dalam sehari. Dalam seruan tersebut mereka tak mencantumkan jus buah sama sekali, hanya asupan buah-buahan segar yang dikonsumsi langsung.
Mereka mengungkapkan asupan jus buah yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 150 ml per hari. Jumlah ini setara dengan kurang dari secangkir.
"Sepertinya ada kesalahan persepsi, di mana sebelumnya disebutkan bahwa jus buah dan smoothie bisa dijadikan alternatif pengganti minuman manis dan soda. Tapi kini fakta berkata lain. Jus buah tetap tak sehat jika terlalu banyak dikonsumsi," papar Dr Gill, seperti dikutip dari News Max Health, Kamis (13/2/2014).
Sattar menambahkan bahwa secangkir jus apel rata-rata mengandung 26 gram gula, hampir sama seperti secangkir minuman berkarbonasi. "Faktanya satu gelas jus buah mengandung gula secara substansial lebih banyak dari sepotong buah. Selain itu banyak kebaikan dalam buah, misalnya serat, yang jumlahnya menjadi sedikit atau bahkan hilang sama sekali dalam jus," ungkapnya.
Pada tahun 2012, peneliti dari Harvard University melaporkan dalam jurnal Circulation bahwa konsumsi harian minuman berperisa manis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada pria sebesar 20 persen. Nah, Dr Gill menyebutkan bahwa meskipun jus buah mengandung vitamin dan mineral, namun tingkat nutrisi tersebut tetap tidak cukup untuk mengimbangi efek buruknya jika dikonsumsi berlebihan terhadap metabolisme.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan jika Anda memang ingin mendapatkan manfaat buah secara maksimal, maka sebaiknya Anda mengonsumsinya secara langsung tanpa tambahan apapun.
10.2.14
Tips Sikap Ibu Ketika Buah Hati Menjalani Kemoterapi
Info dari detik health ini mungkin saja bermanfaat buat para bunda yang buah hatinya sedang dan akan menjalani kemoterapi.....:)
Orang tua mana yang tak terkejut ketika anaknya didiagnosa terkena penyakit kronis seperti kanker. Wajar jika mereka merasakan kesedihan yang mendalam, tapi demi kesembuhan buah hati, ada hal yang perlu dilakukan para orang tua.
“Usahakan orang tua jangan pernah nangis di depan anak karena anak nanti akan terbawa dan dia jadi tidak semangat kemoterapi. Orang tua harus beri anak semangat karena masih ada jalan keluar sebab kanker bukan penyakit yang nggak bisa disembuhkan kok,” papar kepala ruangan anak RS Kanker Dharmais, Lukitowati S.Kep saat ditemui detikHealth di rumah singgah sementara dan edukasi bagi anak dengan kanker, Rumah Anyo, Jl. Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat dan ditulis pada Senin (10/2/2014).
Selama dua puluh tahun berkecimpung di bagian kemoterapi anak, diakui wanita yang akrab disapa Luki ini orang tua memang bisa shock ketika mendengar kondisi tentang si anak yang sesungguhnya. Sebab, Luki sendiri pernah pingsan ketika menghadapi kenyataan bahwa ayahnya terkena kanker nasofaring.
Meski demikian, ia tetap menyemangati para orang tua agar tidak putus asa dan harus tetap yakin anaknya bisa sembuh ketika menbawa si anak ke tempat yang memang sudah tepat untuk menyembuhkan kanker yang dialami, misalnya saja di rumah sakit.
Selama ini, saat anak pertama kali didiagnosis kanker, Luki dan tim medis yang lain biasanya akan membicarakannya dengan orang tua terkait siapa yang akan memberi tahu anak tentang kondisinya. Biasanya hal ini berlaku untuk pasien usia tujuh tahun ke atas yang dianggap sudah mengerti.
Jika memang orang tua tidak sanggup, perawat atau dokterlah yang akan memberitahukan pada anak. Bahakan, jika dibutuhkan, psikolog pun akan membantu. Luki sendiri punya cara untuk mengkomunikasikan kondisi anak yakni dengan melakukan refleksi. Jika pasien berusia lima tahun ke bawah, ia akan menggunakan penjelasan yang sesuai.
“Saya katakan ada sel jahat di dalam tubuh kamu makanya perlu dibunuh. Caranya dengan diberi bom (obat saat kemoterapi-red). Tapi, kalau anak berusia di atas tujuh tahun aya atau dokter akan memberi informasi sejauh mana yang dibutuhkan anak,” kata Luki.
“Anak itu sebenarnya kan tahu kenapa dia sering dateng ke RS kanker. Pasti dia sudah browsing tentang apa itu kanker dan bagaimana. Jadi kita beri info sesuai yang dia butuhkan sehingga pemberitahuannya ini secara bertahap,” tandasnya.
Orang tua mana yang tak terkejut ketika anaknya didiagnosa terkena penyakit kronis seperti kanker. Wajar jika mereka merasakan kesedihan yang mendalam, tapi demi kesembuhan buah hati, ada hal yang perlu dilakukan para orang tua.
“Usahakan orang tua jangan pernah nangis di depan anak karena anak nanti akan terbawa dan dia jadi tidak semangat kemoterapi. Orang tua harus beri anak semangat karena masih ada jalan keluar sebab kanker bukan penyakit yang nggak bisa disembuhkan kok,” papar kepala ruangan anak RS Kanker Dharmais, Lukitowati S.Kep saat ditemui detikHealth di rumah singgah sementara dan edukasi bagi anak dengan kanker, Rumah Anyo, Jl. Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat dan ditulis pada Senin (10/2/2014).
Selama dua puluh tahun berkecimpung di bagian kemoterapi anak, diakui wanita yang akrab disapa Luki ini orang tua memang bisa shock ketika mendengar kondisi tentang si anak yang sesungguhnya. Sebab, Luki sendiri pernah pingsan ketika menghadapi kenyataan bahwa ayahnya terkena kanker nasofaring.
Meski demikian, ia tetap menyemangati para orang tua agar tidak putus asa dan harus tetap yakin anaknya bisa sembuh ketika menbawa si anak ke tempat yang memang sudah tepat untuk menyembuhkan kanker yang dialami, misalnya saja di rumah sakit.
Selama ini, saat anak pertama kali didiagnosis kanker, Luki dan tim medis yang lain biasanya akan membicarakannya dengan orang tua terkait siapa yang akan memberi tahu anak tentang kondisinya. Biasanya hal ini berlaku untuk pasien usia tujuh tahun ke atas yang dianggap sudah mengerti.
Jika memang orang tua tidak sanggup, perawat atau dokterlah yang akan memberitahukan pada anak. Bahakan, jika dibutuhkan, psikolog pun akan membantu. Luki sendiri punya cara untuk mengkomunikasikan kondisi anak yakni dengan melakukan refleksi. Jika pasien berusia lima tahun ke bawah, ia akan menggunakan penjelasan yang sesuai.
“Saya katakan ada sel jahat di dalam tubuh kamu makanya perlu dibunuh. Caranya dengan diberi bom (obat saat kemoterapi-red). Tapi, kalau anak berusia di atas tujuh tahun aya atau dokter akan memberi informasi sejauh mana yang dibutuhkan anak,” kata Luki.
“Anak itu sebenarnya kan tahu kenapa dia sering dateng ke RS kanker. Pasti dia sudah browsing tentang apa itu kanker dan bagaimana. Jadi kita beri info sesuai yang dia butuhkan sehingga pemberitahuannya ini secara bertahap,” tandasnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)