22.1.16

Tips Mengobati Luka Lecet Pada Anak




Hai bunda,... berikut ini beberapa langkah mengobati luka lecet pada anak, semoga bermanfaat ya?

Lecet adalah luka dangkal terbuka yang menimbulkan perdarahan dan kerusakan ujung-ujung saraf di kulit, yang menimbulkan rasa perih. Lecet biasanya karena bergesekan dengan permukaan tanah atau benda keras lainnya. Anak-anak usia 1-3 tahun sering mengalami lecet ketika mereka belajar berjalan, berlari dan mengeksplorasi sekitarnya. Anak-anak yang lebih besar juga sering mengalaminya ketika mereka bermain dan berolahraga. Bila anak Anda mengalami lecet, apa yang sebaiknya dilakukan? Berikut adalah 7 langkah mengobati luka lecet pada anak:

1. Tenangkan anak

Anak-anak biasanya akan menangis ketika mengalami luka, sebagian bahkan akan meraung-raung atau menjerit-jerit. Tangisan itu merupakan kombinasi dari rasa sakit, rasa takut/cemas dan minta perhatian. Sebelum dapat mengatasi lukanya, tenangkan dulu anak Anda agar secara psikologis merasa aman dan terlindungi. Setelah tenang, barulah Anda bisa melakukan tindakan selanjutnya.

2. Cuci tangan Anda

Sebelum melakukan perawatan, basuh kedua tangan Anda dengan air bersih dan sabun. Hal ini mencegah penularan kuman dari tangan Anda.

3. Bersihkan luka

Bila anak jatuh di tanah atau tempat berpasir, kemungkinan lukanya kotor. Bersihkan luka dengan air agar semua pasir dan tanah yang mengotori terbasuh sepenuhnya untuk mencegah infeksi. Lakukan dengan perlahan dari bagian dalam luka ke luar. Air yang digunakan bisa air jernih dari kran atau lebih baik lagi bila air matang yang steril. Anda dapat membuang kotoran yang tersisa menggunakan kasa steril yang dibasahi.

4. Terapkan antiseptik

Setelah luka benar-benar bersih, terapkan cairan antiseptik pada luka. Antiseptik yang biasa dipakai umumnya adalah yang berbasis povidone iodine. Sebaiknya tidak memakai antiseptik yang mengandung alkohol karena dapat membuat luka terasa lebih perih.

5. Perban luka bila perlu

Luka biasanya lebih cepat sembuh jika dibiarkan terbuka. Namun, seringkali luka perlu juga ditutup untuk menghindari terkena kotoran, terutama bila anak Anda sangat aktif dan lingkungannya banyak debu dan kotoran. Gunakan perban yang tidak lengket pada luka agar mudah dilepaskan dan diganti tanpa menimbulkan luka baru. Perban yang kedap air dapat membuat anak tetap bisa mandi. Perban harus diganti minimal setiap dua hari sekali agar tidak kotor dan lembab/basah.

6. Biarkan luka mengering

Jaga luka dari benturan. Jangan mencabut atau menggaruk keropeng setelah terbentuk, meskipun penampilannya terlihat jelek. Itu adalah lapisan steril yang melindungi luka dari infeksi ketika dalam proses penyembuhan. Gatal di sekitar luka adalah hal yang baik, karena menandakan bahwa proses penyembuhan sedang berlangsung.

7. Bawa ke dokter bila infeksi

Keenam langkah di atas biasanya sudah cukup untuk menyembuhkan luka. Namun, ada kalanya anak perlu dibawa ke dokter untuk perawatan lebih lanjut bila menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti:
  • Pembengkakan di daerah luka
  • Nanah terbentuk di daerah luka
  • Kulit kemerahan yang menyebar di sekitar luka
  • Peningkatan rasa sakit pada luka
  • Penampilan lesu dan kurang sehat
  • Suhu tubuh tinggi (demam ) yaitu 38 ° C atau lebih
  • Kelenjar limfa membengkak
Luka yang terinfeksi biasanya dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik untuk beberapa hari.

Waspada tetanus

Meskipun kini sudah semakin langka, ancaman bahaya tetanus masih tetap ada. Bakteri tetanus (clostridium tetani) dapat masuk ke dalam luka yang tidak terawat dengan baik. Setelah berkembang biak, mereka mengeluarkan racun yang membuat otot-otot menjadi kejang. Otot pertama yang kejang adalah di bagian rahang, sehingga mulut tidak dapat dibuka. Itulah mengapa tetanus sering disebut sebagai “kejang mulut “. Otot-otot lain dalam tubuh juga akan kejang sehingga penderita tidak bisa bergerak. Bahaya mengancam ketika kejang membuat organ-organ vital tubuh gagal berfungsi.
Bila Anda mendapati tanda-tanda infeksi tetanus, segeralah membawa anak Anda ke rumah sakit. Tetanus perlu dirawat secara intensif di rumah sakit yang memiliki alat bantu pernapasan dan peralatan penunjang lainnya.
(Sumber : majalahkesehatan.com)

0 komentar:

Post a Comment