9.4.16

Tips Agar Anak Mencintai Allah

Bunda,apakah Anda ingin anak belajar cara mencintai Allah? Tentu tidak mudah, akan tetapi bukannya hal mustahil juga. Berikut ini beberapa tips untuk mengajarkan anak mencintai Allah: Semoga info dari majalah Ummi ini bermanfaat yaa.....:)














1.    Hindari Menebar Pesan Benci
“Awas nak jika kamu suka berbohong nanti lidahmu dipotong oleh Allah SWT!”
“Awas nak kalau mencuri nanti tanganmu dipotong oleh Allah SWT!”




“Awas nak, jika tidak mau shalat, tidak mau puasa nanti Allah marah, Allah akan murka kepadamu!.”
“Hati-hati nak jika suka nakal, suka mengganggu orang lain nanti dimasukkan Allah ke neraka, dineraka itu apinya panas membara dan menyala-nyala, orang yang hidup didalam neraka hidup tidak matipun tidak!”
Itulah contoh Pesan Benci dari orang tua keada anaknya. Niat awalnya mungkin bagus yaitu mengharapkan anaknya jujur dan tidak nakal.
Akan tetapi tanpa disadari didalam nasehat tersebut ternyata mengandung Pesan Benci, adalah sesuatu yang sangat mengerikan bagi masa depan anak-anak usia dini, karena jika sering mendengar ancaman seperti diatas maka akan terekam dalam ingatan sang anak bahwa Allah itu kejam, suka menghukum, seperti memotong lidah dan tangan serta menyediakan tempat penyiksaan yaitu api neraka yang menyala-nyala.
Yang terjadi kepada anak-anak yang terserang pesan benci tersebut, bukannya takut lalu mendekat kepada Allah SWT, melainkan memang takut tapi menjauh dari Alllah SWT. Selanjutnya di alam bawah sadar anak tersebut akan terjadi penolakan-penolakan terhadap perintah Allah swt. Ketika di ajak mendirikan shalat tentu sang anak akan menolak kalaupun mau akan melaksandengan sangat terpaksa.
Apalagi jika diajak berpuasa, harus bangun malam-malam untuk makan sahur ketika mata mengantuk dan perut kenyang, dan menahan lapar dan haus selama seharian, tentu hal ini menambah perbendaharaannya, setelah potong lidah, masuk neraka lalu di dunia sudah mengalami penyiksaan awal yaitu berlapar dan berhaus-haus.
Akibatnya bukan hanya menolak perintah yang sifatnya ibadah tapi ia akan selalu berburuk sangka terhadap apa yang datangnya dari Allah SWT, ia akan berburuk sangka dan alergi kepada Al-Qur’an, kepada Nabi-Nabi, kepada para ulama dan akan berburuk sangka, melecehkan, menolak, dan bahkan memusuhi Islam.

2.    Tanamkanlah Pesan Cinta.           
     Jika anak usia dini sedang bermain bola kaki atau permainan yang menimbulkan rasa haus lainnya maka siapkanlah air minum didalam sebuah gelas. Setelah ia merasa lega dan puas menikmati air minum tersebut maka berdialoglah!
Ibu : ”Nak, siapa yang menciptakan air tersebut?
Anak : “Allah.”
Jika ia ingin memakan buah-buahan maka carikan buah yang paling enak sesuai seleranya, misalnya buah durian. Ketika ia memakan buah durian tersebut temani dan perhatikan dengan seksama, setelah menikmati manis dan renyahnya buah durian tersebut lalu?
Ibu :”Siapa sayang yang menciptakan buah durian ini? 
Anak : ”Allah.”
Malam-malam ketika cuaca cerah, ajak ia keluar rumah untuk menikmati indahnya bintang-bintang yang bertaburan, lalu tanyakan kepadanya.
Ibu : “Siapa yang menciptakan bintang-bintang nun jauh diujung langit sana, nak?
Anak :”Allah.”
Subhaanallah, inilah contoh Pesan Cinta. Jika didalam pikiran dan hatinya telah tertanam bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang maka pasti akan tumbuh dan berkembang rasa cintanya kepada Allah swt.
Ketika rasa cinta kepada Allah swt telah tumbuh, maka jangankan diajak shalat, berpuasa atau perbuatan baik lainnya, di sembelihpun ia siap karena ia berbaik sangka, ia yakin bahwa Allah SWT tidak akan berbuat zolim dan pasti memperlakukan dirinya dengan baik, sebagaimana nabi Ismail kecil yang patuh kepada orang tuanya dan siap mengikuti perintah Allah swt meskipun harus berdarah-darah.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya (Ibrahim) berkata, 
“Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. 
Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”
Dia (Ismail) menjawab,
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu!
Insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar.”
(As-Shaffat : 102).

0 komentar:

Post a Comment