7.3.16

Beberapa Resiko Jika Terlalu Memaklumi Anak


 Hai bunda,... ternyata terlalu memaklumi anak tidak baik lho, nah berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat ya?

Anak-anak memiliki energi lebih untuk mencoba banyak hal. Sayangnya, kadang-kadang aktivitas yang dipilih cenderung mengganggu orang lain. Misalnya, berlari-larian di lorong supermarket, menendang-nendang kursi depan saat naik pesawat, dan masih banyak lagi. Saat melihat kejadian tersebut, tak semua orangtua lantas mengoreksi perbuatan anaknya. Beberapa memilih ‘membiarkan’atau bergumam, “Ya, namanya juga anak-anak”. Tanpa disadari, sikap permisif ini menjadi tolok ukur batasan yang dipahami anak sebagai aturan sosial. Jangan heran, ketika dewasa nanti ia cenderung tak sensitif dengan kesalahannya sendiri.   

Lari-larian di Supermarket atau Mal
Anak-anak terutama balita senang bergerak bebas. Melihat supermarket, department store atau mall yang luas, anak langsung berinisiatif mengeksplorasinya sambil bermain. Pilihan termudah, berlari-larian ke sana ke mari.

Sebaiknya...
Ajak anak menerima ‘aturan ikut ibu berbelanja’. Misalnya, kalau di supermarket tidak boleh lari-larian, tapi boleh membantu ibu mengambilkan barang belanjaan. Buat perjanjian sebelum ke pusat perbelanjaan. Berikan alasan dan alternatif kegiatan yang boleh dilakukan.

Risiko...
Ada banyak bahaya mengintai seperti kemungkinan kecelakaan saat menabrak troli orang lain, tertimpa barang-barang yang ada di rak, dan lain-lain. Bahaya lain, anak jadi tidak kenal batasan. Ingat, masa kanak-kanak merupakan masa paling baik, di mana anak mulai mengenal dan terbiasa dengan batasan.

Berteriak-teriak & Main Petasan di Tempat Ibadah
Orangtua mengajak anak ke tempat ibadah karena ingin anak rajin beribadah. Sayangnya, ia justru main petasan dan berteriak-teriak di lingkungan tempat ibadah, sehingga mengganggu orang yang sedang beribadah. 

Sebaiknya...
Beri pengertian apa yang semestinya dilakukan di tempat ibadah dan makna tempat ibadah itu sendiri. Tanamkan jika anak harus menghormati orang lain yang sedang beribadah. Ingatkan berulang-ulang saat mengajaknya ke tempat ibadah maupun di lain hari.

Risiko...
Selain bahaya cedera terkena letusan petasan, kelak anak juga tidak mengenal batasan kesopanan di tempat ibadah.

Berlarian dalam Bus Saat Field Trip
Saat di perjalanan wisata bersama sekolah, anak berlarian di dalam bus. Bisa jadi karena anak belum paham batasan yang boleh dan tak boleh dilakukan dalam perjalanan tersebut.

Sebaiknya...
Baik orangtua maupun guru sebaiknya memberikan batasan tegas sebelum anak-anak mengikuti field trip. Selain itu, beri gagasan aktivitas yang dapat dilakukan selama di perjalanan seperti main tebak-tebakan atau bernyanyi bersama.

Risiko...
Anak yang berlarian di bus dapat mengganggu konsentrasi pengemudi sehingga dapat  mencelakai seluruh penumpang. Atau jika pengemudi mengerem mendadak, anak bisa jatuh dan cedera. Di luar itu, anak bisa kelelahan sebelum melakukan kegiatan utama saat field trip, sehingga jadi tak bisa menikmatinya.

Menendang-nendang Kursi Depan Saat di Bioskop atau Pesawat
Biasanya, anak melakukan hal ini karena terlalu bersemangat atau senang sehingga bereaksi dengan gerakan lebih aktif. Tentu saja hal ini mengganggu orang yang duduk di kursi tersebut.

Sebaiknya...
Beritahu anak batasan saat duduk di pesawat atau bioskop sebelum berangkat menonton atau naik pesawat. Di kesempatan lain, ajak anak membayangkan jika dirinya mendapat perlakuan yang sama. Tanamkan jika hal tersebut tidak menyenangkan bagi siapapun.

Risiko...
Jika tak diingatkan, ini bisa memicu konflik dengan orang lain. Dan jika tak diberitahu hal tersebut salah, anak tidak akan mampu mengendalikan diri maupun memenuhi tuntutan lingkungan di mana ia berada.

Menyerobot Antrean di Area Bermain
Umumnya, anak menyerobot antrean karena belum mengerti konsep antre atau belum bisa mengelola emosi dengan baik saat menginginkan sesuatu. Ingat, tidak sabaran merupakan sifat dasar anak yang muncul ketika ia terlalu ingin segera mendapatkan sesuatu. Kecuali pada beberapa anak dengan kebutuhan khusus ADHD, mereka memang kesulitan menunggu giliran.

Sebaiknya...
Ajarkan pada anak, jika memiliki kepentingan sama dengan anak lain sebaiknya ia rela mengantre agar bisa mendapatkan hal tersebut bersama-sama. Membiasakan anak mengantre bisa dimulai dari rumah. Misalnya mengantre untuk mendapatkan segelas susu atau puding cokelat kesukaan. Dengan mengajari anak tertib antre atau menunggu giliran, anak akan mendapat pelajaran penting tentang kepentingan bersama.

Risiko...
Anak bisa menjadi deviant child atau‘anak berbeda’yang sulit diterima lingkungan hingga dicap sebagai tukang serobot.

Berebut Mainan Sampai Mencakar
Anak-anak terutama balita, memiliki keterbatasan kata dan cara mengekspresikan pikiran. Makanya mereka mudah melakukan kekerasan fisik saat menginginkan sesuatu. Tentunya ini bukan perilaku yang bisa ditolerir.

Sebaiknya...
Segera tenangkan anak dan jauhkan dari temannya. Lalu, alihkan perhatiannya dengan mengajaknya melakukan hal lain yang disukai. Saat anak sudah tenang, ajarkan bagaimana menyelesaikan masalah rebutan mainan. Jika perkelahian kembali terjadi, orangtua perlu mengintervensi dengan tindakan tegas seperti mengambil mainan tersebut sampai mereka bisa bermain bersama atau bergantian.

Risiko...
Anak belajar cara yang salah dalam mengatasi konflik. Anak juga mendapat persepsi yang salah, jika ia akan selalu mendapat apa yang dimau.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment