21.1.16

Beberapa Kondisi Yang Membuat Balita Nempel Terus



 Hai bunda,... berikut ini beberapa kondisi yang membuat balita maunya nempel terus dengan kita dan cara menyikapinya, semoga bermanfaat ya?

Anda sudah siap berangkat ke kantor, namun anak menangis, menolak melepaskan lengannya yang dilingkarkan ke sekeliling leher Anda, tidak membolehkan Anda meninggalkan dia? Atau, sekolah sudah hampir mulai, tetapi dia hanya mau masuk kelas bersama Anda?

Wajar saja kalau balita merasa cemas saat dia harus berpisah dari Anda, meski untuk sementara waktu atau beberapa jam. “Tidak mau berpisah adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang. Anak secara fisik mampu pergi dari Anda, namun secara emosional tidak cukup siap berpisah,” kata Alexandra Barzvi, PhD, psikolog anak di New York University Langone Medical Centre.

Walaupun biasanya terjadi di usia 8 bulan, fase yang disebut separation anxiety itu terjadi secara bervariasi di setiap anak. Beberapa anak akan mengalaminya baru pada usia 18 bulan, bahkan sudah berusia 2 tahun. Dan seiring dengan pertambahan usia, biasanya separation anxiety akan menghilang begitu anak memasuki usia 3 atau 4 tahun.

Walaupun demikian, jangan dibiarkan begitu saja, ya, Bunda. Anda dan suami tetap perlu melakukan penanganan yang tepat, agar tidak berkembang menjadi gangguan yang lebih berat, disebut separation anxiety disorder, yang umumnya memerlukan penanganan profesional. Tetap bersama dan bimbinglah buah hati Anda agar dapat melalui tahap tumbuh kembang ini dengan lancar.

Saat Pertama Masuk Sekolah…
Ini bisa menjadi salah satu hal asing bagi buah hati Anda. Jika Anda mengantar anak ke sekolah, sebelum Anda pergi, kenalkanlah dia dengan situasi di sekitar sekolah, mulai dari lapangan bermain, guru dan teman-temannya. Jika waktu perkenalan sudah selesai, jangan main kabur saja, Bunda. Usahakan bermain dengan balita selama beberapa menit. Lalu, mundur perlahan, dan biarkan guru mengambil alih perhatian anak. Ucapkan selamat tinggal dengan cepat dan riang, ya, Bunda. Setelah itu, baru Anda pergi. “Jangan menyerah dengan sebuah tangisan, karena anak akan belajar bahwa dia bisa membuat Anda kembali hanya dengan menangis,” saran Dr. Paul Horowitz, MD, juru bicara American Academy of Paediatrics.

Saat Punya Adik…
Untuk hal ini, anak membutuhkan waktu, perhatian dan bantuan yang besar dari Anda, dalam mengalami perubahan menjadi kakak. Berikan dia perhatian khusus semampu Anda, seperti mengajak dia bermain berdua selama si adik bayi tidur siang. Berikan si kakak peran aktif dalam kehidupan adiknya. Misalnya, Anda bisa mengatakan begini, “Kayaknya Bunda butuh bantuan Kakak, nih, supaya adik bisa tidur. Tolong ambilkan botol susu itu, ya, Nak.” Memberi anak tanggung jawab seperti itu bisa membuat dia tetap merasa menjadi bagian penting dalam keluarga. Jangan lupa memuji juga setelah anak membantu Anda, ya, Bunda.

Saat Hendak Pergi…
Anda dan suami siap pergi ke kantor, ia ditinggal di rumah bersama nenek atau pengasuhnya. Sebelum Anda pergi, ajak dia melakukan permainan sederhana, seperti cilukba, lalu lanjutkan dengan bermain petak umpet. Ucapkan “sampai jumpa”, lalu Anda sembunyi di belakang kursi. Lakukan hal itu hingga 2-3 kali, lantas Anda benar-benar menghilang. Anda juga dapat mengatakan ini sambil memeluk dan mengecup balita dengan hangat, kemudian melambaikan tangan, “Bunda akan segera kembali, Nak. Bunda sayang kamu.” Lakukan hal itu setiap kali Anda hendak pergi. Dengan begitu, dia akan terbiasa.

Saat Sakit…
Saat sakit, biasanya anak memang akan lebih rewel daripada biasanya. Tentu saja dia membutuhkan perhatian yang lebih. Untuk itu, Anda dapat menemani dia di tempat tidur sepanjang waktu. Namun pastikan Anda tidak meninggalkan pekerjaan yang lain, seperti menyiapkan makanan bagi anak dan anggota keluarga lain. Berikan pengertian kepada anak bahwa Anda akan meninggalkan dia sebentar untuk menyiapkan makanan, dan segera kembali. Jika dia tetap menolak ditinggal, Anda bisa membawa dia ke ruang keluarga, dan biarkan dia tiduran di sofa atau bermain dengan mainannya, selagi Anda mengerjakan pekerjaan lain.

Saat Bertemu Orang Banyak…
Menghadiri pertemuan keluarga dan berjumpa dengan banyak orang bisa menimbulkan kegelisahan dalam diri anak, dan ketakutan bahwa dia akan kehilangan Anda di tengah keramaian. Hindari memaksa dia berinteraksi atau bermain tanpa Anda di sisinya. Temani dia terus sampai dia tertarik dengan sesuatu, dan Anda bisa meninggalkan dia sejenak untuk menyapa anggota keluarga lain atau menyantap makanan. Jika dia sudah mau mulai berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, tetap temani anak sampai dia merasa nyaman dan aman untuk Anda tinggal sejenak.

Saat Mau Tidur…
Biasakan Anda melakukan beberapa kegiatan bersama anak sebelum tidur, misalnya membacakan cerita atau bernyanyi. Hal itu akan membantu dia memperkirakan bahwa waktu tidur akan segera tiba. Pasang CD dengan lagu atau irama yang menenangkan ketika Anda hendak keluar dari kamarnya. Saat tidur siang dan dia terbangun, usahakan sebisa mungkin menahan diri Anda agar tidak buru-buru menghampiri balita. Biarkan dia sendirian sejenak di ranjangnya dan bermain, karena hal itu dapat membantu memompa kepercayaan diri dan kemandiriannya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment