21.10.15

Tips Menghadapi Anak Yang Posesif Dan Suka Cemburu



 Hai bunda,.. berikut ini tips menghadapi anak yang posesif dan suka cemburu, semoga bermanfaat...

Saat balita berusia 2-3 tahun, ia merasa menjadi pusat perhatian sehingga sering cemburu jika tidak diperhatikan. Hal pertama penyebab kecemburuannya timbul adalah kepemilikan ayah bunda yang dianggap hanya miliknya seorang. Fase kecemburuan ini sebenarnya bukan sesuatu yang buruk.

Menghadapi anak yang suka cemburu adalah proses pembelajaran bagi anak tentang arti berbagi. Pada dasarnya balita Anda tidak menyadari perasaan cemburu yang dialaminya, oleh karena itu peran ayah bunda menjadi sangat penting. Hal terpenting adalah libatkan ia dengan orang atau sesuatu yang menjadi sumber kecemburuan. Jika tidak, anak-anak cenderung akan kurang menghargai dan cenderung tidak bisa berbagi.

Cemburu dengan Orangtua

Jika balita Anda cemburu melihat ayah dan bundanya mesra, itu hal yang normal. Inilah fase kecemburuan yang paling sering terjadi. Hal yang membuatnya cemburu adalah ketika ia tidak diikutsertakan saat ayah dan bundanya sedang berdua.
Solusi: Sertakan ia saat ayah bunda sedang berpelukan, atau lakukan kegiatan bersama. Jika ayah memeluk bunda, maka ajak balita  masuk dalam pelukan. Ini sebagai tanda juga bahwa yang sayang padanya bukan bunda saja atau ayah saja. Jika ayah bunda memang ingin menghabiskan waktu hanya berdua untuk sementara, maka jangan lupa beri pengertian pada balita, “Tadi bunda sudah main sama kamu, sekarang bunda ingin ngobrol sama ayah dulu, ya.” Untuk Ayah, jangan lupa mengatakan padanya bahwa Anda juga menyayanginya sama seperti bunda sayang padanya.

Cemburu dengan Adik Baru
Kehadiran adik baru atau bayi baru di rumah Anda merupakan hal yang baru untuk dirinya . Seakan-akan ada yang menyainginya di rumah. Apalagi ia akan melihat Anda seakan-akan lebih perhatian pada adik baru. Dia belum memahami kalau adiknya masih butuh banyak bantuan.
Solusi: Kenalkan pada balita bahwa ia kini sudah mejadi kakak. Akan lebih baik perkenalan itu dilakukan ketika adik bayinya masih dalam kandungan bunda. Ajari dan libatkan anak saat Anda merawat adik bayi. Ajak pula dia bermain bersama adik bayinya, seperti bermain ciluk-ba. Jangan lupa selalu mengucapkan terima kasih dan memberinya pujian sebagai kakak yang baik.
Cara menghadapi kecemburuan kakak dan adik dengan jarak berdekatan. Usahakan punya waktu spesial atau “waktu kencan” untuk masing-masing anak secara bergantian. Ayah bunda pun harus bergantian. Akan lebih sulit memang menghadapi kakak dan adik yang berdekatan dan sedang menjalani fase kecemburuan, karena keduanya sama-sama belum memahami dan masih belajar berbagi.

Cemburu dengan Binatang Peliharaan
Banyak penelitian yang menemukan memelihara binatang peliharaan mengurangi tingkat stres manusia. Tidak salah jika Anda pun menyayangi binatang peliharaan. Dengan catatan, balita Anda tidak alergi atau punya masalah kesehatan terhadap bulu-bulu binatang.
Solusi: Mengajarkan anak cinta pada binatang terutama binatang peliharaan di rumah menjadi salah satu cara agar ia tidak terus menerus cemburu pada binatang peliharaan. Tidak salah juga jika Anda ingin bermain dengan binatang peliharaan. Ketika balita tidak bisa bermain bersama binatang peliharaan, jangan lupa berikan pengertian padanya.

Cemburu dengan Kakek dan Nenek
Kakek dan nenek merupakan manula (manusia lanjut usia) yang pasti membutuhkan banyak bantuan. Terlebih ketika kakek dan nenek sedang sakit. Anak akan melihat bahwa kakek dan neneknya seakan-akan merebut perhatian Anda. Bagaimana cara mengatasinya?
Solusi: Sebenarnya hal ini sangat bergantung bagaimana kakek dan nenek berinteraksi dengan anak. Akan sangat menyenangkan jika balita bisa bermain dengan kakek dan neneknya. Menceritakan berbagai kisah-kisah bisa menjadi salah satu pilihan. Anda sebagai orangtua sekaligus anak dari kakek dan nenek harus bisa membuat interaksi antara kakek nenek dan balita Anda.

Cemburu dengan Gadget
Ketika perhatian Anda ternyata banyak memandang gadget, ia merasa bahwa benda itu telah memalingkan perhatian bunda terhadapnya.
Solusi: Jika Anda menggunakan gadget sebatas pekerjaan kantor, maka ada cara yang bisa Anda gunakan dengan menggunakan “teori jam analog”. Anda bisa memberikan pengertian pada dirinya, “Nak, bunda mau telepon dulu, ya. Lihat sekarang jarum jam ada di angka 2, bunda janji selesai saat jarum jam di angka 5.” Ketika Anda sedang menelepon, balita berteriak dan menangis untuk mencari perhatian, Anda harus konsisten dengan janji Anda. Ini merupakan proses pembelajaran dan pemahaman bagi anak Anda bahwa Anda betul-betul tidak bisa diganggu saat itu.

(Sumber : ayahbunda.com)

0 komentar:

Post a Comment