11.9.15

Trik Untuk Menyikapi Perilaku Balita yang Suka Meminta Imbalan



 Hai bunda,... balita anda suka meminta imbalan jika anda memintanya melakukan sesuatu? Nah berikut ini trik untuk menyikapi perilaku tersebut, semoga bermanfaat ya?

Kemampuan bicara anak 3 tahun kini semakin baik, disertai dengan logika berpikir dan memorinya. Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang menonjol di usia ini adalah bernegosiasi. Akibatnya, tidak jarang saat Anda meminta anak melakukan sesuatu, bukannya langsung melakukan, ia justeru bernegosiasi terlebih dulu meminta imbalan kepada Anda. Seperti, “Aku mau mandi, tapi Bunda beliin es krim dulu, ya!” Jika kebiasaan itu tidak segera dikoreksi, anak bisa jadi akan tumbuh menjadi kurang bertanggung jawab, kurang berempati dan sukar menolong orang lain tanpa pamrih. Berikut trik yang dapat Anda lakukan untuk menyikapi perilaku tersebut:

- Bedakan tujuan Anda memberi hadiah, sebagai penghargaan atau untuk menyogok anak. Menyogok berarti Anda menawarkan atau mengiming-imingi hadiah sebelum anak melakukan sesuatu yang Anda inginkan. Sebaliknya, penghargaan berarti hadiah yang diberikan setelah balita Anda menyelesaikan kewajibannya, ia mau melakukan sesuatu dengan kesadarannya sendiri.

- Perkenalkan anak pada beragam jenis penghargaan yang tidak selalu berbentuk material. Misalnya dengan memberikan pelukan, ciuman, ucapan terimakasih atau two thumbs up setelah anak menuruti permintaan Anda. Katakan pada anak bahwa hal-hal tersebut Anda ucapkan atau lakukan sebagai ‘hadiah’ karena ia telah membuat Anda senang dan bangga. Tanamkan padanya bahwa jenis penghargaan non material tersebut tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan imbalan berupa barang.

- Beri contoh pada anak bahwa dalam kehidupan sehari-hari Anda dapat melakukan sesuatu tanpa pamrih. Misalnya saat melihat sampah berserakan di jalan, Anda segera memungut lalu membuangnya ke tempat sampah. Perlahan anak akan mengerti bahwa hal-hal yang dilakukannya tidak semata-mata bertujuan untuk mendapat hadiah atau imbalan.

- Beri alasan, setiap kali Anda memberi penghargaan berupa hadiah maupun pujian. Hal ini penting dilakukan untuk memperkaya identitas diri balita. Jangan memberinya pujian kosong, seperti “Kamu pintar, deh!” Beri pujian yang membuat anak paham akan perbuatannya. Misalnya, “Kamu pintar, sekarang sudah doyan makan sayur”. Anak akan mudah memahami alasan mengapa dirinya dikatakan pintar oleh orangtuanya. Sehingga di kemudian hari, hal tersebut akan memotivasinya untuk kembali ‘unjuk gigi’ di hadapan Anda.

- Hindari memberi hadiah bila anak mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi tanggung-jawabnya. Di saat Anda baru memperkenalkan anak dengan tanggung jawab, hadiah perlu diberikan untuk memotivasi anak. Namun selanjutnya, motivasi dalam diri anak harus dibangun dengan atau tanpa hadiah.

- Jangan terlalu royal, berikan penghargaan sesuai pencapaian atau apa saja yang sudah dilakukan oleh anak. Akan lebih efektif untuk menghapus sikap anak yang selalu berharap mendapatkan hadiah setiap kali dia melakukan sesuatu. Biarkan ia merasakan kepuasan saat menerima sesuatu yang sebanding dengan perjuangan dan usahanya. Misalnya, saat anak menuruti permintaan Anda untuk mandi selalu tepat waktu, Anda tak perlu memberikannya sepatu baru. Cukup berikan satu kali tambahan 10 menit bermain tablet atau handuk baru dengan gambar tokoh kartun favorit anak agar waktu mandinya terasa menyenangkan.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment