19.9.15

Beberapa Penyebab Balita Menangis Pada Hari-hari Pertama Sekolah Dan Cara Mengatasinya


Hai bunda,... balita anda menangis di Sekolah pada hari-hari pertama sekolah? Nah berikut ini beberapa penyebabnya dan cara mengatasinya, semoga bermanfaat....

Si kecil menangis tersedu-sedu di gerbang sekolah? Tentu saja, sebagian besar anak balita yang baru masuk sekolah membutuhkan bantuan untuk berdaptasi dengan lingkungan dan aktivitas  yang serba  baru itu. Namun, untuk memberi bantuan yang tepat kepadanya, ketahui terlebih dulu makna di balik tangis si kecil.
Inilah beberapa alasan mengapa anak menangis pada hari-hari pertama sekolah, beserta bantuan yang dapat Anda berikan.

1. Dia takut tidak punya teman.
          Meskipun melihat dan bertemu dengan banyak teman sebaya, si kecil ternyata menangis karena ia khawatir tidak dapat bergabung atau tidak disukai dan atau diterima oleh teman-teman barunya itu, sehingga ia akan sendirian dan kesepian.
Bantuan Anda… Ketika mengantarnya ke sekolah,  pertemukan di kecil dengan staf pengajar yang selalu standby di kelas atau di playground, lalu sampaikan padanya kekhawatiran si kecil. Biasanya miss akan sangat mengerti, sehingga akan mempertemukan anak  dengan salah seorang teman, agar mereka bisa bermain bersama.  Hal ini merupakan awal bagi anak untuk mengembangkan pertemanan, dimulai dari  satu teman, menjadi dua teman, dan seterusnya hingga menjadi satu kelompok bermain dengan kesamaan jenis kelamin, minat atau hobi.    Untuk membuat proses ini lancar, Anda bisa meminta bantuan miss untuk memastikan anak memiliki teman setiap hari di awal sekolah.

2. Ia berpikir, tidak bisa melakukannya tanpa Bunda.
          Banyak anak 3-4 tahun merasa tidak berdaya tanpa Bunda, sehingga membayangkan untuk berada di sekolah selama beberapa jam tanpa kehadiran Bunda, akan membuat air matanya jatuh bercucuran.
Bantuan Anda… Mulailah hari dengan optimis serta sikap positif tatkala mengantar anak ke sekolah. Katakan, yakinkan dan ulangi, bahwa ia bisa melewati hari ini dengan baik. “Kamu akan bertemu dengan banyak teman yang baik, mendengarkan dongeng dari ibu guru, dan banyak kegiatan seru yang sudah menunggu.” Selain itu, buka dan ingatkan memorinya, saat si kecil bisa mengatasi masalah tanpa Anda. “Ingat nggak,  waktu kamu playdate di rumah temanmu tanpa Bunda, kamu tetap bisa bersenang-senang dan tidak menangis, kan?” dan cerita sukses lainnya, demi memberikan suntikan energi keberanian pada si kecil.

3. Ia takut, Anda tidak akan kembali.
          Tentu saja, Anda akan kembali mendatangi si kecil saat jam sekolah berakhir. Namun ternyata ia ragu akan hal itu, karena mungkin, sebelumnya Anda pernah melanggar suatu janji kepadanya, sehingga ia khawatir kali ini pun Anda cuma lip service.
Bantuan Anda… Terus mengingatkan bahwa Anda pasti kembali, termasuk sewaktu Anda meninggalkannya dengan staff pengajar di pagi hari. “Bunda akan menjemputmu kembali sesegera mungkin. Semoga harimu menyenangkan, ya,  Nak!”  Pesan sederhana namun tegas ini, diharapkan dapat membuatnya merasa aman. Yang terpenting adalah, penuhi janji Anda, dan usahakan tidak terlambat menjemputnya di sekolah.

4.  Ia berpikir sesuatu yang buruk akan menimpanya.
          Sekolah merepresentasikan dunia luar yang baru bagi anak. Bisa jadi anak memiliki ketakutan di dunia baru ini ada mara bahaya mengintai selepas Bunda pergi, seperti orang jahat yang akan menyakitinya di sekolah atau teman yang nakal. Bayangan-bayangan buruk itu bisa  menghilang, atau sebaliknya bertambah menakutkan, tergantung pada reaksi Anda saat menyikapinya.
Bantuan Anda… Tetap tenang dan percaya diri ketika si kecil menangis atau menunjukan kecemasan. Katakan, “Jangan takut, Nak. Kamu aman kok, di sekolah, semuanya akan baik-baik saja.”  Berikan ia salam perpisahan dengan peluk dan cium yang hangat. Tidak lupa, pasang senyum lebar pada wajah Anda.

5. Ia percaya sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada Anda.
          Sebaliknya, ada juga balita yang menangis ketika akan berpisah dengan Bunda di sekolah, karena khawatir sesuatu yang buruk akan menimpa Bunda saat tidak bersama anak, misalnya  anak berhalusinasi Bunda mengalami kecelakaan, sakit atau mati. Ketakutan ini akan semakin menjadi apabila saat mengantarnya ke sekolah, Anda tampak kurang sehat, atau Anda sedang sedih gara-gara bertengkar dengan ayah si kecil tadi pagi.
Bantuan Anda… Sebaiknya memang ciptakan pagi yang ceria dan bebas dari konflik pada hari-hari pertama sekolah, agar mood Anda bagus, sehingga “menular” kepada anak menghasilkan suasana hati yang baik pula.  Jadi, bila terpaksa berselisih paham dengan suami di pagi hari, usahakan tidak terdengar anak. Isilah waktu perjalanan ke sekolah dengan  percakapan yang riang dan gembira, bukan omelan terhadap lalu lintas yang macet, misalnya.

6. Ia mengalami masalah di sekolah, dan tak bisa mengatasinya.
          Anda musti jeli mengamati, sebab kadang-kadang tangisan merupakan kode yang mengarahkan bahwa si kecil tengah menghadapi masalah. Misalnya, kemarin ada temannya yang menginjak sepatunya dengan sengaja, atau ia tidak menyukai salah satu staff pengajar atau orang dewasa lainnya di sekolah.
Bantuan Anda… Temui dan bicarakan hal ini dengan wali kelas. Bila sudah menemukan titik permasalahanya, segera ambil tindakan untuk membantu si kecil keluar dari masalahnya.

(Sumber : ayahbunda.co.id)

0 komentar:

Post a Comment