29.1.15

4Cara Agar Bayi Mudah Tidur Lelap

Beginilah cara membuat bayi tidur dengan kondisi lelap

Liputan6.com, Jakarta - Tidur sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi. Maka itu, bayi diharuskan tidur dengan waktu yang berkualitas. Bila bayi tidur nyenyak, ibu pun dapat melakukan aktivitas lainnya, atau ibu dapat melakukan hal yang sama.

Berikut cara yang dapat dilakukan seorang ibu agar si bayi dapat tidur dengan lelap, dikutip dari Boldsky, Rabu (28/1/2015).

1. Hindari kontak mata

Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk membuat bayi tidur adalah menghindari kontak mata. Bila ini terjadi, anak akan menikmati kehadiran ibunya yang membuatnya terjaga.

2. Suhu yang nyaman

Menjadi seorang ibu, seringlah mengukur suhu kamarnya. Suhu yang nyaman akan membuat bayi merasa lebih hangat dan nyaman.

3. Matikan lampu

Mematikan lampu kamar membantu anak memahami waktu yang tepat bagi mereka untuk tidur. Anak juga harus dapat memahami perbedaan antara siang dan malam.

4. Perut penuh

Seorang bayi dengan kondisi lapar tidak akan membuat tidurnya menjadi nyenyak. Bila dia kelaparan, dia akan sering kebangun.

28.1.15

Suka boleh,Tapi Jangan Kecanduan !

 Moga bisa memberi manfaat yaa :)
Seorang teman bercerita bahwa ada seorang teman anaknya yang “tergila-gila” meng-update statusnya di Facebook. Kata teman saya, paling lambat, remaja yang duduk di kelas 1 SMA itu meng-update statusnya 15 menit sekali. Bayangkan, itu juga dilakukannya di sekolah! Jadi, di kelas, selama guru mengajar, anak itu terus “bergerilya” ber-Facebook-ria.
Itu cerita sekitar setahun yang lalu. Sekarang, anak itu sudah beralih ke Twitter. Ia rajin ber-Twitter-ria, persis dengan pola yang sama seperti dulu ia menggunakan Facebook.

Bagian dari kehidupan
Memang, bagi sebagian remaja masa kini, internet adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka adalah Digital Natives, generasi yang lahir sesudah tahun 1990, yang sejak lahir sudah mengenal teknologi media baru. Mereka umumnya sangat fasih berselancar di dunia maya.
Dengan teknologi handphone yang makin canggih, yang memungkinkan internet dapat diakses dengan mudah, maka internet pun makin dekat dengan kehidupan anak. Bisa dikatakan, internet sekarang ada di genggaman anak (melalui HP yang selalu ada di tangan anak).
Twitter, Facebook, Youtube adalah tiga social media yang menjadi favorit remaja sekarang. Dengan Facebook, mereka meng-upload foto, berbagi link, menulis status,  memberikan comment, dan lain-lain. Dengan Twitter, remaja banyak melakukan aktivitas menulis status (tweet), menyapa teman (mention), menjawab sapaan teman (reply), meneruskan tweet yang menarik, dan sebagainya. Sedangkan melalui Youtube, mereka mengunggah video, mengunduh video, menonton video, belajar sesuatu dari video, berbagi ilmu melalui video, dan lain-lain.
Anak dan remaja dapat mengambil manfaat dari berbagai social media ini. Namun, masalahnya, seperti media lain yang juga memiliki dua sisi (positif dan negatif), media-media ini pun memiliki potensi dampak negatif. Salah satunya yang sering dipermasalahkan adalah kecanduan.

Potensi mencandu
Cerita di awal tulisan ini adalah salah satu ilustrasi tentang remaja yang kecanduan internet. Anak-anak dan remaja memang menyukai internet. Cuma, harus dibedakan antara kesukaan (preference) dan kecanduan (addiction).
Ketika anak masih bisa menikmati harinya tanpa ada atau tanpa gadgets-nya itu artinya anak masih pada taraf suka. Namun, ketika anak mulai mengeluh, “Saya tidak bisa tenang tanpa memeriksa Facebook di HP,” itu tandanya anak mulai kecanduan.
Ketika anak masih bermain game di komputer dengan batasan waktu yang masih bisa ditolerir, anak dapat dikatakan masih sebatas “suka”. Namun, saat ia ingin terus-menerus bermain game, marah-marah saat ditegur untuk berhenti, maka itu tandanya anak mulai kecanduan.
Potensi anak untuk kecanduan sangat besar. Salah satu ciri teknologi adalah menghapus batas-batas. Pada dekade yang lalu, anak-anak kita bermain game di tempat tertentu. Sebut saja di rumah, karena game yang ada tidak bisa dibawa ke mana-mana. Kini, di mana pun dan kapan pun anak-anak bisa mengakses game dengan mudah. Beberapa perangkat game sudah bersifat portable alias bisa dibawa ke mana pun. Apalagi, sekarang teknologi HPmakin canggih.
Pada situasi tertentu, anak dan remaja mungkin tidak lagi bisa membedakan batas-batas penggunaan media-media baru itu. Misalnya, kebiasaan bermain game di rumah yang tidak dibatasi berujung pada kebiasaan bermain game di kelas menggunakan HP

8 Bahaya Anak Kecanduan Game


Beberapa tahun terakhir video game, baik offline maupun online, berkembang pesat. Peminatnya tidak hanya anak-anak di kota besar, namun juga di kota kecil dan desa.
Sayangnya, orangtua sering memiliki pandangan yang keliru tentang game. Banyak yang mengira anaknya jenius karena pintar bermain game dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Sebagian beralasan lebih baik anak bermain game daripada terjerat narkoba, atau lebih baik menyediakan game di rumah ketimbang anak harus pergi ke warnet.

BERDAMPAK NEGATIF
Bermain game awalnya tidak bersifat patologis atau mengganggu aktivitas sehari-hari, namun jika kecanduan dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Hingga Januari 2013, RS Jiwa Soeharto Heerdjan, Jakarta telah merawat lebih dari 11 pasien anak dan remaja yang kecanduan game. Lima orang di antaranya dirawat secara intensif karena mengalami gangguan kejiwaan yang serius.
Game dapat membuat anak dan remaja kecanduan, seperti obat narkotika atau judi. Awalnya mungkin sekadar hiburan, santai atau rileks dari padatnya akivitas sekolah, namun dapat berkembang sebagai arena kompetensi atau persaingan. Perasaan senang yang muncul dari kepuasan menaklukkan tantangan membuat anak ingin terus mengulang hingga akhirnya ia lupa waktu dan tempat karena terus berkonsentrasi pada permainan tersebut.
Banyak pemain game (gamer) mendapat dampak serius dari aktivitas ini. Data dari penelitian di Amerika serikat menyatakan 1 dari 10 gamer (85%) mengalami gangguan kehidupan sosial, prestasi belajar, sekolah dan juga pekerjaan bagi orang dewasa. Beberapa penelitian di Cina  (10,3 %), Australia (8,0 %), Jerman (11,9 %),Taiwan (7,5 %), dan Singapura (7,6-9,9%) juga menunjukan hasil yang serupa. Sayang sekali belum ada data tentang hal ini di Indonesia.

PENGARUHNYA
Kecanduan bermain game mempengaruhi tumbuh kembang anak, di antaranya:
  1. Menyebabkan perilaku agresif, terutama bagi anak laki-laki karena kecenderungan memainkan game dengan tema kekerasan.
  2. Mengabaikan kebutuhan lain, misalnya belajar, makan, mandi, tidur, dan lebih suka bermain game sendiri di depan komputer atau televisi daripada bergaul dengan saudara atau teman di lingkungan sekitar.
  3. Mengganggu kesehatan, berupa gangguan pencernaan, kram tangan dan lain-lain karena sering mengabaikan kebutuhan makan dan istirahat.
  4. Memicu masalah emosi, seperti sering marah, murung, merasa sendiri, dan marah ketika mendapat teguran karena terlalu lama bermain game.
  5. Mengalami obsesi, yaitu perasaan tertekan ketika tidak bermain sehingga anak terus berpikir tentang game dan ingin bermain untuk waktu yang cukup lama. 
  6. Mendorong ketidakjujuran, biasanya mengenai waktu dan uang yang telah mereka habiskan untuk bermain game. Mereka melakukan ini karena kebohongan merupakan cara untuk melindungi kesenangan bermain game.
  7. Tidak mampu mengendalikan diri, seorang pecandu game awalnya berencana bermain selama satu jam, akan tetapi ia melakukannya selama dua jam atau lebih, bahkan mungkin sepanjang malam. Mereka melakukan ini karena mengalami kesenangan saat bermain dan kehilangan rasa itu saat berhenti. Untuk mengatasi rasa kehilangan itu pecandu memilih bermain game lebih banyak lagi. Proses ini merupakan lingkaran setan seperti yang dialami pecandu rokok, narkotika, dan judi.
  8. Mempengaruhi otak. Permainan yang  terus-menerus dilakukan menjadi pengalaman baru, seperti proses belajar dan mengingat. Pengalaman baru yang menyenangkan dapat memberikan motivasi bagi otak untuk terus melakukannya dan  akhirnya menimbulkan perubahan pada struktur dendrit sel-sel di otak. Perubahan tersebut mengakibatkan masalah pada anak dalam mengontrol perilaku sehari-harinya. Perubahan struktur otak akibat kecanduan game dapat dilihat melalui pemeriksaan MRI (Magnetic Resonansi Imaging). Pecandu game mengalami peningkatan metabolisme glukosa dalam gyrus orbitofrontal kanan tengah, nukleus caudatus kiri, dan insula kanan dari otak, dibanding anak normal.
Orangtua hendaknya berhati-hati dan mengontrol perilaku anak dalam bermain game, apakah mereka masih dalam kategori normal/nonpatologis atau kecanduan/patologis. Pengisian kuesioner kecanduan game berikut dapat membantu mengenali perilaku buah hati tercinta kita.

Tips Atasi Anak Yang Pemarah


Anak lelaki saya, usianya 10 tahun, mudah sekali marah. Saat marah dia meninju, menendang, dan memukul pintu, kakak, adik, atau mainannya.  Apakah ini wajar? Bagaimana mengatasinya?
NUR, TANGERANG

Sebaiknya kita pahami dulu penyebab agresivitas pada anak. Perilaku agresif pada anak dipicu faktor genetik, kepribadian, dan pola asuh. Adanya respons hormonal dan komposisi kromosom XYY (supermale) dapat memicu agresivitas pada seseorang. Faktor genetik ini diturunkan dari orangtuanya.
Sedangkan faktor kepribadian, adanya “id” yang berfungsi sebagai pertahanan diri berlebih, serta mengalahkan sisi “ego” dan “superego”, dapat memunculkan perilaku agresif. Nah, pola asuh yang kerap membandingkan dengan anak lain, tidak konsisten, kurang perhatian juga dapat memicu terjadinya agresivitas pada anak. Faktor-faktor ini sebaiknya dikenali orangtua seraya mereka menyusun strategi mengubah perilaku sang buah hati.
Pada anak usia 4 tahun, biasanya perilaku agresif ini muncul. Bahkan terkadang mereka bersikap agresif kepada anak-anak lain yang usianya satu atau dua tahun lebih tua, dan hal ini masih bisa dikatakan wajar.
Di usia 5 dan 6 tahun, anak masih memiliki pemahaman yang minim mengenai penerimaan sosial dan moralitas. Ego mereka masih terlalu tinggi dan belum memahami arti emosional serta bagaimana mengontrol gejolak emosi. Mereka sering kali berperilaku agresif tanpa mereka sadari. Butuh kesabaran yang ekstra, dan itu tidak bisa terjadi dalam semalam.
Pada umur 10 tahun seharusnya seorang anak sudah bisa membedakan hal yang baik dan buruk, karena value atau norma sosial serta nalar juga sudah terbentuk. Jika di usia ini anak masih agresif/tantrum, kita boleh mengatakan hal itu tidak wajar dan di luar kendali. Untuk itu, orangtua harus mengenali kenapa anak menjadi agresif. Berikut kiat mengenali dan mengatasi agresivitas pada buah hati.
  1. Cari tahu penyebabnya, apakah kemarahan tersebut muncul sendiri  tanpa ada sebab, misalnya membela teman yang diperlakukan kurang adil oleh teman lain, mereka tidak ingin dan tidak suka diusik, mungkin juga saking bersemangat dan lepas kendali karena kurangnya kontrol perilaku. Jika agresivitas muncul sendiri tanpa penyebab, sebaiknya segera konsultasikan kepada ahlinya.
  2. Jangan beri label "anak bandel" atau "anak nakal".
  3. Jauhkan anak dari visualisasi kekerasan yang bisa ia tiru, misalnya tayangan televisi, permainan atau games, atau pertengkaran Anda dan pasangan. Jika tanpa sengaja atau anak telanjur pernah menyaksikan adegan kekerasan, ajak ia bicara untuk meluruskan pemahamannya mengenai kekerasan.
  4. Beri contoh dan coba koreksi perilaku Anda dengan pasangan, upayakan jangan pernah bertengkar di depan anak, baik dengan pasangan maupun orang lain.
  5. Hindari hukuman fisik karena dapat menyebabkan anak meniru “hukuman” fisik tersebut kepada teman-temannya.
  6. Beri penghargaan saat anak berlaku baik. Ia akan senang dan merasa dihargai jika perilaku mereka yang baik dan tidak agresif  akan diganjar penghargaan.
  7. Bersikap tenang, minta anak untuk masuk ke kamar dan menenangkan diri saat marah. Memeluk adalah cara untuk mengendalikan emosinya dan jauhkan atau ambil alat-alat yang dapat menjadi sasaran ia meluapkan amarahnya.
  8. Beri lingkungan yang nyaman. Bisa saja rumah atau sekolah menjadi lingkungan yang mempengaruhi agresivitas anak.
  9. Segera berkonsultasi ke ahli bila Anda menganggap atau melihat perilaku anak sangat mengganggu, sehingga dapat dicari solusi terbaik.(sumber : Ummi)

Tips Agar AnakCerdas


Bunda,siapa yang tidak ingin memiliki anak cerdas? Sifat cerdas merupakan salah satu sifat wajib kenabian, tentu saja setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas sesuai dengan sunah Rasulullah.
Ironisnya, sering kali orangtua tanpa sadar malah membuat anak menjadi bodoh, baik secara intelektual maupun secara emosional.
Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mendidik anak menjadi cerdas?
1. Luangkan waktu untuk berinteraksi dan bermain dengan anak, sesibuk apapun kita!
Ingat, yang namanya interaksi tidak mungkin dilakukan satu arah, melainkan dua arah yakni dari orangtua dan juga anak!
Orangtua kebanyakan hanya berinteraksi untuk basa-basi atau sekadar rutinitas layaknya robot: “Sudah makan belum?”/ “Tadi tidur siang, nggak?”/ “Bagaimana tadi di sekolah? Dapat nilai bagus?”/ “Mainan sudah diberesin?”/ “Sudah mandi sore belum?”
Padahal semakin seringnya orangtua berinteraksi, bermain, berbagi cerita dengan anak, sudah pasti akan meningkatkan kecerdasan intelektual sekaligus emosional anak kita.
Sahabat Ummi, apakah kita sudah cukup sering berinteraksi dengan anak? Atau kita lebih banyak menanyakan kondisi anak kita pada mbak pengasuhnya? Atau jangan-jangan, kita 24 jam di rumah bersama anak, tapi tak pernah benar-benar menikmati interaksi intens dengan anak-anak?
Ayoo perbaiki interaksi dengan anak-anak kita mulai hari ini!
2. Menjaga makanan yang halal dan thoyib untuk anak!
Sudahkah kita memastikan anak-anak kita mengonsumsi makanan halal? Apakah uang gaji dan harta yang kita bawa pulang ke rumah sudah pasti harta yang halal?
Sudahkah kita memastikan cemilan yang anak kita beli di warung sebelah memiliki label halal?
Makanan tentu saja sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak, juga kesehatannya.
3. Mengenalkan anak pada Allah, Rasulullah, dan Al Quran!
Apakah anak kita lebih hafal cerita kartun Frozen daripada kisah Rasulullah Muhammad Shalallaahu alaihi wassalam? Lebih hafal lagu Let It Go dibandingkan ayat Quran? Lebih takut ketinggalan film Upin Ipin daripada shalat menghadap Allah?
Kalau iya, sebagai orangtua kita perlu sekali introspeksi dan evaluasi diri!
4. Doa!
Sahabat Ummi, doa orangtua untuk anaknya in syaa Allah diijabah oleh Allah, maka sudahkah kita bersabar mendoakan kecerdasan dan kebaikan untuk anak-anak kita di setiap sujud di akhir shalat kita?

Anak yang cerdas tak sekadar pintar menghafal informasi, tapi juga mampu menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menganalisa dan menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapinya. Semoga generasi muda Islam ke depannya semakin banyak yang memiliki kecerdasan luarbiasa untuk kemajuan bangsa dan Agama.

Bermain,Kembangkan Kreatifitas Buah Hati Anda


Tumbuh kembang anak mencakup dua hal yaitu perkembangan dan pertumbuhannya. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah dan ukuran yang bisa diukur dengan ukuran berat dan ukuran panjang.
Sedangkan perkembangan mencakup bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, antara lain emosi anak, intelegensi, serta tingkah laku dan sosial, sebagai hasil interaksi faktor genetik (bawaan) dengan faktor lingkungan—yang juga mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak dilahirkan.

MANFAAT BERMAIN
Untuk tumbuh dan berkembang, anak perlu bermain. Bermain membuat anak mendapatkan stimulus guna mengembangkan potensi kecerdasannya. Fungsi bermain, pertama, untuk perkembangan sensorik dan motorik. Perkembangan sensori motorik ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus, seperti stimulus visual, pendengaran, taktil (sentuhan), dan kinestetik (gerak).
Stimulus visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan. Anak akan meningkatkan perhatian pada lingkungan sekitar melalui penglihatan. Maka, orangtua disarankan memberikan anak mainan warna-warni di usia 3 bulan pertamanya.
Stimulasi pendengaran penting untuk perkembangan bahasa terutama pada tahun pertama kehidupan. Sedangkan stimulus taktil diberikan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang serta sentuhan yang menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga lebih responsif. Stimulasi kinestetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berbeda.
Kedua, perkembangan intelektual, yaitu memberikan sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna, pengalaman dengan angka dan konsep abstrak. Orangtua memperluas keterampilan berbahasa yang akan melatih meningkatkan daya ingat anak dalam upaya meningkatkan memori terhadap hal-hal yang didapat. Pada akhirnya, anak memahami dunia, dan dapat membedakan fantasi dan realita.
Ketiga, perkembangan sosialisasi dan moral. Ini bermula sejak bayi menunjukkan ketertarikan dan kesenangan terhadap orang lain, terutama ibu.
Bermain juga dapat mengembembangkan Dengan bermain, anak dapat mengembangkan dan memperluas sosialisasi, serta belajar mengatasi persoalan terkait nilai moral dan etika.
Pada tahun pertama, anak hanya mengamati objek di sekitarnya. Di usia 2-3 tahun, anak suka bermain peran seperti peran ayah, ibu, dokter, polisi, dan lain-lain. Sedangkan usia pra-sekolah, anak lebih banyak bermain dengan kelompok sebayanya.
Keempat, kreativitas, anak belajar berkreasi, bereksperimen dan mencoba ide-idenya. Kelima, memahami diri sendiri dan menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain.
Keenam, terapi. Bermain akan membantu anak mengekspresikan emosi serta dapat mengurangi tekanan dari lingkungan.
Manfaat lain dari bermain adalah anak juga akan mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya. Gardner mengelompokkan kecerdasan menjadi 8 kelompok yang dikenal dengan multiple intelegence atau kecerdasan majemuk.
Kecerdasan bahasa, kemampuan anak menggunakan kata-kalimat secara efektif, lisan dan tulisan. Kecerdasan logika-matematika, mampu melakukan eksperimen, hipotesa, serta hitungan secara efektif. Memahami informasi dalam bentuk gambar dan ruang adalah bagian kecerdasan visual-spasial, sementara kemampuan mengekspresikan ide dan perasaan lewat gerak tubuh termasuk kecerdasan kinestetik. Lainnya, kecerdasan musik, intrapersonal (mengenali diri sendiri), interpersonal (berhubungan dengan orang lain), dan kecerdasan naturalis (terkait pemahaman akan tanaman, hewan, dan fenomena alam).

Artikel ini ditulis oleh dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ, Kepala Instalansi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr Soeharto Herdjan, Grogol. (sumber : Ummi)

27.1.15

Tips Memilih Baju Yang Nyaman Untuk Bayi


 
Hai bunda... berikut ini tips memilihkan baju buat bayi anda agar nyaman, semoga bermanfaat...
Memilih baju untuk bayi harus yang nyaman. Baik bahan, ukuran maupun modelnya. Dan sesuaikan dengan berat badannya, karena usia belum tentu bisa jadi patokan ukuran bajunya.
  • Lengkap dalam sekali pakai seperti baju kodok (overall atau onesis). Pilih selangkangan, agar tidak terlalu lama memakaikan baju kepada bayi.  Tapi baju model lain sah-sah saja, asalkan tidak membuat Anda terlalu lama memakaian baju kepadanya.
  • Yang mudah dikenakan dan dilepas, agar bayi tidak gelisah dan menjadi rewel. Maklum, buah hati Anda masih sering buang air kecil, pup dan kemungkinan muntah. Bila model baju bayi kecil rumit, menggantinya pun repot.
  • Sesuai situasi dan cuaca. Untuk di rumah tentunya berbeda jika saat bepergian baik di situasi panas maupun dingin.
  • Sesuaikan dengan berat badan bayi, pilih baju berdasarkan berat badan bayi, bukan usia bayi. Karena usia belum tentu bias jadi patokan ukuran bajunya.
  • Cuci sebelum dipakai. Meski dikemas dengan baik di took, tapi sepotong baju harus melalui proses kimiawi saat produksi. Pada proses pengiriman dari produsen ke distributor, baju-baju tersebut bersentuhan dengan debu.
  • Posisi label berada di bagian luar. Posisi label yang baik letaknya jauh di kulit bayi, mislanya di samping bagian luar baju. Hal ini untuk menghindari kulit bayi lecet dan iritasi akibat gesekan label.
  • Aman, tidak luntur saat terkena keringat. Perhatikan zat pewarna yang bisa luntur ketika bayi berkeringat. Risikonya, zat pewarna bisa masuk ke dalam tubuh bayi melalui kontak kulit atau melalui mulut. 
(Sumber : ayahbunda.co.id)

26.1.15

Tips Cara Melatih Balita Membaca


 
 Hai Bunda berikut ini tips cara melatih balita membaca, semoga bermanfaat...
Kegiatan membaca buku tak selalu berjalan mulus. Rentang perhatian anak usia ini masih pendek. Kadang-kadang sebelum cerita berakhir, dia bosan dan mulai jungkir balik. Jaga emosi Anda, jangan gusar kemudian enggan bercerita lagi.

Lakukan kiat berikut:
  1. Sabar. Mungkin anak bosan dengan posisinya. Perhatikan, apakah dia bergerak untuk memeragakan adegan-adegan dalam cerita yang bisa menandakan ia antusias. Bila dia benar-benar bosan, ditandai dengan diam saja, hentikan cerita dan lakukan kegiatan lain.
  2. Bacakan lagi dengan cara lebih menarik. Anak-anak yang aktif selalu sibuk ketika Anda membacakannya buku atau bercerita. Ada anak yang suka melihat halaman-halaman buku, kemudian beralih ke kegiatan lain. Mungkin kemudian dia akan kembali minta dibacakan.  Bacakan lagi dengan cara yang lebih menarik.
  3. Hindari memaksa anak duduk diam sampai cerita berakhir. Sesekali anak ingin bergerak, biarkan saja. Sementara anak bergerak, Anda berhenti bercerita. Setelah anak kembali tenang, lanjutkan cerita. Bisa juga, biarkan anak mendengarkan Anda sambil bermain boneka sebagai bagian dari kegiatan membaca.  
  4. Jangan berasumsi anak suka ceritanya. Ada anak yang bisa tenang mendengarkan cerita sambil mewarnai gambar. Jangan anggap dia memerhatikan cerita, karena dia tidak melihat ke arah buku atau duduk di sebelah Anda untuk mendengarkan. Jangan lanjutkan membaca.  Anda harus mengondisikan anak untuk bersikap baik terhadap bacaan. Kalau anak tak berminat, hentikan dan ulangi lain kali.
  5. Sediakan kertas dan krayon sebelum membacakan cerita. Begitu anak bosan dengan bacaan, arahkan dia untuk mencoret-coret dan minta anak menceritakan coretannya.
Memupuk Keinginan Membaca
  • Bacakan buku apa saja yang diminta anak, meski itu buku yang sama setiap malam selama berminggu-minggu!  
  • Baca atau bercerita secara perlahan supaya anak paham isi cerita.  
  • Ekspresikan isi bacaan. Gunakan suara yang berbeda untuk setiap karakter, naikkan dan rendahkan suara sesuai konteks.
  • Gunakan boneka tangan atau boneka jari dan properti lain yang mendukung cerita. 
  • Dorong anak bertepuk tangan dan menyanyi saat Anda membacakan bagian cerita yang berisi lagu.  
  • Bahas bersama anak tentang ilustrasi buku cerita. Tunjuk gambar dan sebutkan namanya. Selanjutnya minta anak mengulang dan beri tepuk tangan bila dia bisa menceritakannya kembali dengan baik.  
  • Lontarkan pertanyaan terbuka, misalnya “Kenapa ya, singa kok sembunyi di balik pohon? Kalau dia nggak sembunyi, apa yang terjadi?” Pertanyaan terbuka  mendorong anak berpikir tentang isi cerita dan bertanya.
  • Ganti nama tokoh cerita dengan nama anak.  
Anak ingin terlibat dan terlihat pintar. Dorong dia memilih buku yang ingin dibacanya sendiri. Pertahankan minat anak terhadap buku dengan buku bergambar besar. Ajak membuat scrap book dilengkapi foto. Dorong anak membaca scrap book itu.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Anak Tidak Pernah Merasa Lapar? Apa Penyebabnya dan Bagaimana Mengatasinya?



Hai Bunda mempunyai balita yang hampir tidak pernah minta makan jika tidak disuapi? Benarkah dia tidak pernah merasa lapar? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...

Penyebabnya:
  • Masalah emosi, misalnya tengah mencari perhatian Anda atau dia pernah mengalami situasi yang melukai perasaan pada jam makan.  
  • Meniru perilaku anggota keluarga yang sedang diet. Anak mengira orang itu tidak pernah makan.
  • Penyebab lain, karena pengaturan jadwal makan yang kurang baik, yaitu makan berlama-lama –lebih dari 30 menit– sehingga jarak waktu makan terlalu dekat.
  • Anak terlalu banyak makan snack, sehingga perutnya tidak lapar.
Atasi dengan...
  • Buat jadwal makan teratur yang memberi kesempatan perut anak kosong sehingga dia lapar.
  • Jangan biasakan makan lebih dari 30 menit. Hentikan acara makan meski anak belum selesai menghabiskan makanannya. Beri kembali makan pada jadwal makan berikutnya atau jadwal makan selingan.
  • Hindari pemberian makanan manis menjelang makan agar perutnya tidak kenyang.
  • Ciptakan suasana makan yang nyaman dan santai.
  • Temani anak makan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap perhatian.
  • Sajikan menu harian yang variatif, membangkitkan selera dan perhatikan menu favoritnya.
  • Pastikan kebutuhan kalori dan zat gizi hariannya terpenuhi.
  • Makan tak berarti harus nasi. Arem-arem atau kroket isi daging cincang dan sayuran bisa menggantikan nasi dan lauk pauk.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

16.1.15

Tips Menyusui Bayi Kembar Agar Bayi Nyaman



 Hai bunda... memiliki bayi kembar? Nah berikut ini tips Menyusui bayi kembar, semoga bermanfaat...
Merawat bayi kembar memang membutuhkan tenaga ekstra terlebih dalam rutinitas sehari-harinya. Salah satu aktivitas yang tidak terlepas dari merawat bayi adalah memberikan ASI. Pemberian ASI dilakukan secara ekslusif selama 6 bulan kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI meskipun demikian anda harus tetap memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan biasanya pada usia 24 bulan.
Dalam memberikan ASI pada bayi yang kembar memang terkesan repot akan tetapi apabila anda sudah mengetahui trik dalam memberikan ASI yang tepat maka anda akan merasakan kenyamanan dan tidak sama sekali merasakan kerepotan dalam pemberian ASI.

Berikut adalah cara menyusui bayi kembar sehingga kedua bayi anda merasakan kenyamanan :

1.    Memberikan ASI dengan cara menggendong (The Cradle Hold)
Pemberian ASI pada bayi kembar memang tidak mudah, anda harus memiliki cara tersendiri sehingga bayi dan anda merasakan nyaman. Kondisi nyaman dalam pemberian ASI akan mempengaruhi kelancaran proses menyusui.Anda dapat memeluk kedua bayi dengan posisi kepala ditempatkan pada lekuk tangan anda kemudian arahkan bayi anda mendapatkan ASI dari payudara sebelah kanan lakukan secara bergantian.
2.    Memberikan ASI dengan Posisi Menyangga Kepala Bayi (The Clutch or Football Hold)
Anda dapat menyangga kedua kepala bayi dengan telapak tangan anda sementara tubuh bayi anda diselipkan di bawah kedua tangan anda apabila menyusui bayi dengan payudara kanan maka anda akan memegang dengan tangan kanan. Sedangkan apabila anda akan memberikan ASI pada payudara kiri maka akan memegang dengan tanga kiri. Anda dapat meletakan bayi di atas bantal atau dipangkuan kemudian sangga bagian bahu, leher dan kepala bayi anda dengan kedua tangan. Arahkan pula mulut bayi sehingga membiarkan kaki bayi anda menjulur ke belakang.
3.    Memberikan ASI dengan posisi gabungan
Anda dapat memberikan ASI pada satu bayi dengan posisi mengendong sedangkan pada bayi yang satunya lagi dengan posisi menyangga kepala. Lakukan dengan cara bergantian sehingga anda memberikan kenyamanan pada bayi. Selain itu posisi yang nyaman dapat melancarkan proses pemberian ASI.
Pada intinya kunci dalam pemberian ASI pada bayi kembar adalah kenyamanan ibu dalam memberikan ASI sehingga dapat rileks. Anda dapat menggunakan bantal penyangga atau menimangnya sehingga bayi anda aman dan nyaman apalagi bila anda merawat bayi kembar setidaknya anda akan memerlukan waktu adaptasi yang jauh lebih lama ketimbang memberikan ASI pada bayi tunggal. Dalam pemberian ASI pada bayi kembar maka anda dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Salah satunya penambahan kalori, protein, kalsium dan juga tambahan mineral.

Sumber : Bidanku.com

Tips Merangsang Bayi Agar Mau Merangkak

 
 Hai bunda... berikut ini tips untuk merangsang bayi agar mau dan gemar merangkak, semoga bermanfaat...
Anda memang harus khawatir bila bayi tidak merangkak atau cara merangkaknya tidak benar hingga lewat usia 8 bulan. Tidak bisa merangkak disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari malnutrisi, obesitas, kurang stimulasi merangkak, hingga keterlambatan perkembangan, kelainan gerakan kasar, gangguan keseimbangan dan lainnya. Berikut, tips merangsang bayi agar mau dan gemar merangkak.
  • Sering tengkurapkan (tummy time) bayi sejak dini, yang merangsangnya untuk mengangkat tubuh, mengangkat kepala dan bergerak dengan perutnya, yang merupakan cikal bakal merangkak.
  • Hindari baby walker dan sering turunkan bayi dari stroller atau gendongan untuk diletakkan di ruangan luas dan bersih untuk merangsangnya merangkak. Sediakan alas matras atau karpet dan aman dari benda-benda berbahaya, seperti stop kontak.
  • Letakkan mainan di hadapan bayi. Mainkan agar dia tertarik meraihnya, tepuk tangan atau beri pujian meski bayi baru bisa menggeser posisi sedikit dnegan perut atau malah mundur ke belakang. Jika ia berhasil meraioh mainan, beri pujian ia pintar.
  • Sediakan mainan yang ‘mempromosikan’ merangkak, seperti drum yang bisa menggelinding, bola atau boneka yang bisa memantul. Bayi suka ‘mengejar’ benda yang menarik hatinya.
  • Beri ia contoh, maka merangkaklah bersama bayi.
  • Tidak terburu-buru distimulasi untuk berjalan (berdiri, merambat, atau titah).
  • Rencanakan untuk melakukan terapi pijat, senam, fisioterapi atau terapi okupasi karena adakalanya stimulasi saja tidak cukup untuk mengembangkan kemampuan merangkak. Konsultasikan pada dokter anak Anda.
Bila bayi merangkak dengan cara kurang tepat, misanya bear crawl atau merangkak dengan kedua kaki diluruskan, maka harus dikoreksi. Bila bayi mengesot terus, mungkin karena otot-ototnya lemah sehingga dia tidak bisa mengangkat perut. Hal ini banyak dialami anak yang mengidap sindroma down. Fisioterapi dapat membantu memperbaiki keterlambatan atau gangguan merangkak dnegan cara meningkatkan kemampuan motorik kasar bayi secara  khusus, membantu meningkatkan koordinasi, stabilisasi dan keseimbangan, mencegah dan mengoreksi kelainan bentuk tubuh, bila ada.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Kepribadian Balita Berbeda Ketika Dirumah dan Di sekolah?? Kenapa??


Hai bunda... memiliki balita yang pribadinya menjadi berbeda ketika disekolah? Kenapa ya?? Berikut ini penjelasannya, moga bermanfaat...

Balita menjadi pribadi yang berbeda di sekolah! Di rumah cerewet , di sekolah menjadi anak yang tenang.

Beda perilaku di rumah dan di sekolah bisa saja terjadi.  Anak-anak usia ini, yang baru saja ‘keluar’ dari sarang nyamannya yaitu rumah, memasuki dunia lain – kelompok bermain atau taman kanak-kanak yang mengajarkan banyak hal yang baru. Setiap anak punya kesiapannya masing-masing. Anda patut berbangga bila anak Anda justru menjadi tenang di sekolah, karena hal itu pertanda dia matang dan siap mengikuti instruksi guru untuk melakukan berbagai kegiatan.   Tapi Anda yang mendapat laporan dari guru bahwa perilaku anak  justru ‘mengganggu’ di sekolah, sebaiknya coba langkah-langkah berikut:
  • Jangan menyangkal laporan guru. Dengarkan dan catat laporan dari guru tentang perilaku anak. Saat menyangkal, Anda menutup diri untuk melihat kenyataan dan menutup diri bagi pengembangan kepribadian anak. Tanyakan pada guru, perilaku anak seperti apa yang diharapkan agar tidak mengganggu anak lain.   
  • Luangkan waktu, amati perilaku anak di sekolah. Tanpa sepengetahuan anak, hadirlah di sekolah untuk mengamati perilaku anak. Minta guru kelas untuk diijinkan ‘mengintip’ ke dalam kelas. Amati  perilaku anak, kemudian berikan koreksi di rumah bila memang anak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya, misalnya mencoret buku temannya. Jangan marahi anak di sekolah. Anak merasa tidak nyaman karena merasa dimata-matai.
  • Minta anak bercerita pengalamannya di sekolah. Mengorek keterangan dari anak mengapa di sekolah suka mendorong teman atau merampas mainan temannya, bukan soal mudah. Anak biasanya akan menyangkal karena  bicara Anda bernada curiga. Sebaiknya minta anak bercerita tentang pengalamannya di sekolah. Berbekal informasi dari guru anak, jelaskan pada anak bahwa merampas mainan teman atau mendorong teman bukan perilaku yang baik. Cobakan pada anak, rebut mainannya saat dia sedang memegang mainan. “Ingin marah ya rasanya, kalau mainan kita direbut. Kalau kita sering merebut mainan teman, besok kita tak punya teman.”
  • Kompak, guru dan orang tua. Usahakan agar peraturan di rumah dan di sekolah  seirama. Misalnya, di sekolah anak tidak boleh mencoret buku temannya. Sebaiknya, di rumahpun anak dibiasakan untuk tidak seenaknya mencoret buku Anda atau kakaknya. Ini akan membuat anak merasa nyaman baik saat di rumah maupun di sekolahnya karena ada aturan yang konsisten.  
  • Jalin komunikasi yang baik dengan guru prasekolahnya. Manfaatkan buku komunikasi, minta guru memberi laporan mingguan tentang perubahan perilaku anak Anda. Laporkan pula pada guru anak, apa saja yang telah Anda lakukan untuk memperbaiki perilaku anak Anda.  
  • Jalin komunikasi terbuka dengan anak. Jelaskan pada anak bahwa guru di sekolah adalah pengganti orang tua yang akan mengajarkan anak tentang apa saja termasuk cara berteman dengan baik. Anda sebagai orang tua akan tahu apa saja yang dia lakukan di sekolah, karena gurunya dan Anda bersama-sama akan membantunya belajar agar menjadi anak yang disukai teman.
  • Adakan playdate secara rutin. Bantu anak mendapatkan teman seusianya di luar sekolahnya. Amati perilakunya saat dia bermain bersama teman sebayanya,  sehingga Anda mengetahui perkembangan  anak. Sesekali Anda boleh saja bergabung, misalnya menjadi tamu yang disuguhi hasil masak-masakan mereka. Di rumah, Anda dapat membahas permainan yang dilakukan bersama tadi. Bicarakan dengan anak, contoh-contoh perilaku baik yang ditunjukkan teman-temannya dan patut dilakukan juga oleh anak. Berilah pujian terhadap sikapnya yang baik selama bermain.
  • Menjadi panutan atau role model bagi anak. Anak merekam perilaku Anda, bukan kata-kata Anda. Setelah itu dia akan meniru perilaku Anda, karena bagi anak, Anda adalah guru yang penting.   Oleh karena itu, jaga perilaku Anda saat bergaul bersama teman-teman Anda sementara anak-anak Anda dan anak-anak mereka bermain bersama. Berikan contoh perilaku dan berbicara dengan baik dan sopan. 
(Sumber : ayahbunda.co.id)

14.1.15

Penyebab Dehidrasi Pada Balita dan Cara Mengatasinya

 
 
 Hai bunda... jangan biarkan anak kita dehidrasi, nah berkut ini penyebab dehidrasi dan cara mengatasinya..., semoga bermanfaat...
Ada beberapa gangguan kesehatan yang sering dialami balita. Salah satunya, dehidrasi atau kekurangan cairan. Jadi, kenali gejala dan cara tepat mengatasinya.

Umumnya, balita mengalami dehidrasi karena kurang minum atau kurang banyak cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh mungilnya. Bisa jadi, ini akibat anak terlalu asyik bermain sehingga lupa untuk minum.

Kenali penyebabnya. Disamping kurang cairan, ada juga penyebab lain terjadinya dehidrasi pada balita
  • Flu atau pilek. Dehidrasi bisa terjadi pada saat balita sedang sakit flu atau pilek. Walaupun tidak muntah dan tidak sering pipis, dia akan tetap merasa lemas seperti orang kelaparan dan kehausan. Biasanya, hal ini terjadi karena dia menolak untuk makan atau minum.
  • Kelelahan, sekalipun ia tidak terlalu banyak bermain dan cukup tidur. Ini terjadi akibat banyaknya keringat atau energi yang keluar.
  • Terinfeksi virus penyebab muntah dan diare. Walaupun cukup tidur dan tidak kelelahan bermain, dia bisa saja mengalami dehidrasi akibat muntah-muntah dan diare yang dialaminya.
Berikan cairan. Tindakan utama yang harus Anda lakukan untuk mengatasi balita yang mengalami dehidrasi adalah sesegera mungkin mengganti cairan tubuhnya yang banyak keluar. Caranya, beri balita minum yang sebanyak-banyaknya.

Cairan yang Anda berikan dapat berupa air putih biasa, jus buah, es krim, atau bentuk cairan lainnya. Yang penting, berikan jenis cairan yang sesuai dengan kondisi kesehatan tubuhnya. Misalnya, kalau ia sedang pilek, jangan berikan es krim.

Kapan ia harus dibawa ke dokter? Bila balita diare dan muntah-muntah. Jika ia mengalami diare dan tetap memuntahkan cairan yang Anda berikan, maka tubuhnya akan tetap mengalami dehidrasi. Keadaan ini jelas tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Biasanya, dokter akan menggantikan cairan tubuh balita melalui infus.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Bolehkah Menyusui Padahal Sudah Hamil Lagi???



Hai Bunda jika anda hamil lagi padahal masih menyusui anak pertama, masih boleh anda melanjutkan untuk menyusui lho, berikut ini penjelasannya, semoga bermanfaat...

Tubuh Anda mampu memproduksi ASI, sekali pun kini Anda hamil. Kelak saat anak kedua lahir, bila si kakak masih belum cukup ASI atau belum mau disapih, tubuh Anda tetap mampu menghasilkan air susu untuk kebutuhan si adik dan kakak.

Tetap berikan ASI. Selama kondisi tubuh Anda “baik-baik saja” artinya, Anda tidak mengalami kelelahan selama menjalani kehamilan sekaligus menyusui serta tidak ada kontraksi– tidak ada alasan bagi Anda untuk menghentikan pemberian ASI kepada anak
.
Pada awal kehamilan, puting payudara Anda sangat sensitif karena kadar hormon di dalam tubuh mulai mengalami perubahan sejalan dengan proses kehamilan. Keadaan ini dapat menyebabkan Anda lebih mudah mengalami puting lecet dan nyeri karena anak terus mengisap ASI. Anda biasanya juga akan lebih sering buang air kecil akibat terjadi peningkatan volume cairan darah karena mengalirkan zat-zat gizi untuk janin. Sementara itu, ukuran rahim juga terus bertambah besar seiring pertambahan usia janin, dan ini akan mendesak kandung kemih Anda.

Volume ASI. Pada usia kehamilan antara 4-5 bulan, secara alami produksi ASI Anda mengalami perubahan. Volume ASI berkurang dan rasanya berubah karena kandungannya mulai menyerupai kolostrum. Ini dilakukan tubuh Anda sebagai persiapan dalam memproduksi ASI dan kolostrum yang dibutuhkan bagi bayi kedua Anda kelak di hari-hari pertamanya setelah lahir. Perubahan ASI ini tidak jarang membuat bayi secara bertahap berkurang keinginannya minum ASI, sampai akhirnya dia benar-benar tak mau menyusu. Tubuh ibu memang memiliki mekanisme unik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janin yang sedang berkembang, tanpa menghentikan dengan drastis produksi ASI yang masih dibutuhkan bayi di bawah setahun.

Berhenti Menyusui. Bila muncul tanda-tanda kelelahan pada tubuh Anda, sebaiknya pertimbangkan untuk menghentikan pemberian ASI. Begitu pula bila Anda merasakan adanya kontraksi pada rahim. Kontraksi ini dipicu oleh gerakan mengisap pada payudara yang menyebabkan timbulnya rangsangan pada kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon oksitosin.

Apabila naluri Anda mengatakan “ada yang salah” dengan kehamilan Anda, segera ke dokter kandungan Anda untuk mendapatkan “jawaban” dan jalan keluar yang terbaik. Sehingga, baik bayi Anda maupun janin di dalam rahim Anda tetap dapat tumbuh dan berkembang optimal.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Menghadapi Balita Yang Suka Bertengkar




 Hai bunda balita anda suka bertengkar? Nah berikut ini tips menghadapi anak balita yang suka bertengkar, semoga bermanfaat...

Sesekali anak bertengkar atau berantem itu perlu sebagai proses belajar keterampilan sosial. Namun bila terlalu sering segera hentikan!

Wajar bila anak 3-4 tahun sering berkelahi. Berawal dari bantah-bantahan, pamer, rebutan mainan kemudian berakhir dengan saling pukul. Beberapa sebab anak usia ini suka bertengkar:
  • Tahap berpikir egosentris, berpikir dari sudut pandangnya. Anak tak paham bahwa anak lain punya cara berpikir yang berbeda dengan dirinya.
  • Bosan.
  • Untuk memperoleh kembali perasaan kuat dan menang, ketika anak mulai merasa tak berdaya.
  • Belum tahu cara tepat untuk menyalurkan agresivitasnya.
Karena bertengkar merupakan bagian dari proses belajar keterampilan sosial, dibutuhkan sikap tepat saat menghadapi anak yang berkelahi:
  • Tunggu, tahan diri untuk intervensi. Mereka tidak harus segera dilerai. Dengarkan, apa inti perkelahian mereka. Berkelahi adalah proses belajar untuk mempertahankan sikap. Biarkan anak-anak mencoba menyelesaikan sendiri persoalan di antara mereka.
  • Turun tangan. Saatnya melakukan intervensi bila anak-anak mulai menggunakan benda atau mainan untuk saling pukul.  Ambil mainan dari tangan mereka, kemudian ajak mereka bicara, mengapa mereka saling pukul. Apapun alasannya, katakan dengan tegas, mereka tidak boleh saling menyakiti.
  • Tak perlu buru-buru disuruh minta maaf. Meminta anak untuk segera berdamai, minta maaf dan bersalaman, bukan cara tepat melerai pertengkaran. Karena konsep benar dan salah masih abstrak untuk mereka. Lebih baik tunjukkan kesalahannya. Misalnya, “Kamu, Devo, tidak boleh merebut mainan, karena Raga sedang pakai.  Raga, kalau kamu direbut mainannya, tidak boleh memukul. Dipukul itu sakit. Bilang saja, ‘aku masih mau main.’’
  • Hindari memihak salah satu anak. Jadilah penengah yang adil. Jangan membela salah satu, apalagi selalu membela anak Anda.  Tunjukkan sikap netral, cari tahu penyebab pertengkaran. Bila ternyata anak Anda yang mulai pertengkaran, jangan segan-segan menegur anak. Ajarkan  kepada mereka cara meminjam mainan dengan sopan. Yaitu tidak dengan merebut bila masih dimainkan oleh temannya.
  • Bantu mencari solusi. Memaksa anak untuk bisa berbagi, bukan satu-satunya cara untuk mendamaikan mereka. Biarkan anak sendiri yang memutuskan. Mungkin mereka ingin bermain sendiri-sendiri. Bila keduanya ingin bermain bola yang sama, bantu anak menciptakan permainan bersama.
  • Memuji bila anak bisa akur. Jangan ragu memberi pujian pada anak yang  mampu bersikap manis setelah berantem.  Anak adalah mahkluk pemaaf. Mereka akan segera melupakan pertengkaran yang belum lama terjadi. Jelaskan, bahwa mereka akan punya banyak teman bila tidak sering berantem.
  • Berikan “me time.” Betul bahwa anak-anak butuh waktu untuk bermain bersama teman sebaya, namun tidak butuh waktu yang lama. Bila anak-anak sudah mulai berantem dan tak ingin bermain bersama lagi, biarkan saja. Beri mereka kesempatan untuk marah dan melampiaskan kemarahannya tanpa satu sama lain menjadi korban. Minta teman anak untuk pulang, jelaskan bahwa mereka butuh istirahat.
  • Hindari bereaksi negatif ketika anak berantem. Tunjukkan sikap bahwa berantem boleh dilakukan asalkan tidak disertai kekerasan.  Sejauh anak-anak berantem dengan beradu argumentasi dan mempertahankan argumentasinya, biarkan saja. Dalam kehidupannya kelak, kemampuan mempertahankan diri dengan berargumentasi lebih dapat diterima daripada adu kekuatan fisik dan melakukan kekerasan.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Langkah-langkah Yang Perlu Dilakukan Jika Balita Sakit Gigi



Hai bunda... balita anda sedang sakit gigi? Nah berikut ini hal-hal yang perlu anda lakukan jika balita anda mengeluh sakit gigi, semoga bermanfaat...

Gigi sehat adalah investasi penting bagi kesehatan anak. Gigi yang lengkap dan sehat akan membuat balita makin lahap menyantap semua makanan. Namun jika giginya berlubang atau gusinya bengkak, kegiatan makan bisa terganggu. Jika balita mengeluhkan sakit gigi, lakukan ini:
  • Ajak anak ke dokter gigi  untuk mengobati dan merawat giginya yang berlubang. Minta pada dokter untuk mengajarkan balita cara menggosok gigi yang benar, menggunakan alat peraga.   
  • Buat sup krim atau bubur jika balita tak mau makan  karena gigi berlubang. Gigi berlubang  sering terjadi di gigi geraham. Padahal gigi geraham berperan penting untuk melumatkan makanan sebelum makanan bisa ditelan. Buatkan makanan yang bisa langsung ditelan agar si kecil tidak kurang asupan gizinya.  Si 2-3 tahun tetap perlu diberikan jenis makanan yang harus dikunyah terlebih dahulu untuk merangsang perkembangan rahangnya.
  • Beri obat penurun panas. Ada kemungkinan usia 2 hingga 3 tahun, gigi geraham si kecil baru mulai tumbuh. Saat ini, ia mungkin akan lebih rewel dari biasanya karena rasa nyeri yang ditimbulkan. Seperti gigi yang pertama kali tumbuh, gigi geraham juga bisa membuat tubuhnya panas dan bengkak pada gusi. Jika panasnya tidak kunjung  turun dengan obat penurun panas yang Anda berikan, Anda bisa menemui dokter anak.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

13.1.15

Tips Membangun Percaya Diri Pada Anak


Hai Bunda... berikut ini tips membangun percaya diri pada anak, semoga bermanfaat...
Percaya diri adalah kunci sukses. Rasa percaya diri yang tinggi terbentuk karena anak punya gambaran tentang diri yang positif, yang dibangun oleh anak melalui pengalaman sehari-hari selama berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya:  
  1. Tidak dibandingkan dengan anak lain, dimaklumi kemampuannya. Anak yang selalu dibanding-bandingkan menerima pesan, “Kamu tidak sebaik anak lain”. Merasa diri tak sebaik anak lain, ia mengembangkan rasa rendah diri, bukan percaya diri.  
  2. Tidak dihukum karena kesalahannya, membuatnya paham bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Anak-anak, tentu saja melakukan banyak kesalahan. Misalnya mainan yang tersebar di mana-mana, bukan alasan untuk menghukumnya, tetapi perlu dilatih tentang arti penting kerapian.
  3. Dibiarkan menyelesaikan tugas sendiri, tidak serta merta dibantu. Tugas seperti makan sendiri, melepas baju sendiri, memakai sepatu dan meletakkan sepatu atau handuk pada tempatnya, membuat anak bangga dapat melakukannya. Rasa percaya dirinya pun terbangun. Kunci penting untuk membangun rasa percaya diri anak adalah memberinya tugas dan kesempatan menyelesaikannya tanpa bantuan.
  4. Dipuji sesuai pencapaian. Semua anak senang dan butuh dipuji. Penghargaan terhadap keberhasilan memang patut dihargai. Bagi anak, pujian adalah tanda ia melakukan sesuatu yang baik. Anak yang tidak pernah mendapat pujian, tak pernah tahu apakah ia melakukan sesuatu yang baik. Menjadi anak baik adalah keingingan setiap anak.
  5. Diberi sebutan yang positif, seperti “anak rajin” atau “anak pintar”. Anak yang mendapat nama yang bagus akan mengembangkan diri sesuai sebutannya.
Bangunlah rasa percaya diri anak dengan strategi yang tepat:
1. Pahami kekuatan dan kelemahan anak. Lakukan pengamatan yang teliti terhadap anak, kemudian buat catatan tentang kekurangan dan kelebihannya. Contoh:
Kekuatan:
•  Mandiri.
•  Bisa main catur dengan langkah tepat.
•  Bisa berenang di kolam dalam.
Kelemahan:
•  Tak bisa menyanyi satu lagu pun.
•  Mulutnya bungkam, bila ditanya tak mau menjawab.
•  Tak mau ikut keriaan di acara 17 Agustusan.
Tonjolkan kelebihan anak, hindari mengungkit kelemahannya. Jangan minta anak pamer sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. Bangun rasa percaya diri anak, ungkapkan kehebatannya, apa yang sudah dapat dicapainya di usianya ini. Penerimaan dan dorongan Anda dapat membentuk rasa percaya diri karena balita merasa punya peluang untuk dipuji.  

2. Tetapkan batasan yang jelas . Tetapkan batasan dan konsekuensi yang jelas, serta keseimbangan antara disiplin yang ketat dan fleksibel.
• Tuntutan yang tidak realistis dan hukuman yang tidak sepadan, membuat anak tak berdaya. Ketakberdayaannya membangun rasa rendah diri.
• Konsisten menerapkan aturan yang harus dijalani oleh anak. Aturan yang tidak konsisten membuat anak bingung dan merasa tak berdaya.
• Saat mendisiplin, orang tua tak berhak menilai, tidak menyerang pribadi anak yang bisa merendahkan harga diri anak. 

3. Dengarkan anak. Tatap mata anak saat ia bicara, dan berikan perhatian pada yang dia sampaikan. Bahasa tubuh Anda terbaca oleh anak, apakah Anda memberi perhatian penuh atau sambil lalu. Perhatian membuat anak merasa dirinya penting. Keberadaannya yang penting ini  membangun rasa percaya diri. Kesibukan Anda membuat Anda sulit fokus pada satu hal, apalagi omongan anak yang bertele-tele. Luangkan waktu untuk mendengarkan anak bicara dan berlatih menanggapi omongan anak secara tepat. Ia butuh rasa aman untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

4. Maklumi kesalahan anak. Relakan bila anak berbuat salah dalam batas tertentu. Anak-anak harus didorong untuk menghadapi risiko atas pilihannya, meski pilihannya keliru. Bila anak melihat kesalahannya sebagai tantangan bagi kemampuannya, ia akan berani menghadapi risiko. Kemampuan mengatasi tugas sulit dan memperbaiki kesalahan adalah tanda, anak Anda merasa nyaman dengan dirinya sendiri, dia akan yakin bahwa ia mampu mengatasi masalah. Anak yang punya rasa percaya diri akan hidup bahagia.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Memberikan Hadiah Pada Anak


Hai bunda... berikut ini tips memberikan hadiah pada anak kita, Semoga bermanfaat... 
Hadiah bisa menjadi salah satu cara dalam mengajarkan anak tentang perbuatan baik. Perilaku yang baik patut mendapat hadiah. Namun, Anda harus tepat dalam memberikan hadiah, agar tujuannya tercapai.

Hadiah bisa diberikan jika  anak melakukan hal-hal seperti:
•  Berbagi mainan dengan teman.
•  Membereskan mainan seusai bermain.
•  Mengucapkan terima kasih ketika diberi bantuan.
•  Meletakkan sepatu dan sandal di tempatnya.
•  Membuang sampah pada tempatnya.
•  Makan sambil duduk di meja makan.
•  Menggosok gigi tanpa disuruh sebelum tidur.
•  Pipis atau poop di kamar mandi.
•  Menghabiskan makanan

Hadiah yang diberikan tidak harus  berupa benda, tapi bisa berupa sikap dan ucapan.
  • Hadiah yang paling baik adalah memuji anak dengan mengatakan, saat itu juga, misalnya,  “Ibu bangga kamu telah mengembalikan mainanmu ke tempatnya, membuat kamarmu rapi.  Itu berarti kamu juga telah membantu Ibu membereskan rumah.” Dengan mengatakan ini anak tidak saja menerima hadiah, melainkan ia juga tahu dampak dari perilaku baiknya itu dan terdorong untuk melakukannya terus.
  • Jelaskan alasan Anda memberi hadiah, misalnya dengan mengatakan, “Karena kamu telah meletakkan sepatu di tempatnya, Ibu akan bacakan dua buku cerita sebelum tidur.”  Alasan yang spesifik akan membantu anak mengetahui bahwa Anda memberikan hadiah untuk perilaku tertentu.
  • Berikan hadiah segera jika Anda berjanji akan memberinya. Misalnya, secangkir coklat hangat, jika ia berbagi mainan dengan temannya. Ini akan membuat percaya bahwa Anda sungguh-sungguh menghargai dan senang pada apa yang dilakukannya.
  • Menyebutkan kebaikan anak di depan orang lain seperti kakek, nenek atau teman-temannya, Anda bisa mengatakan,  “Semalam, Ade, pipis sendiri di kamar mandi, lho. Hebat, kan.” Ucapan itu  akan membuat anak terdorong untuk melakukannya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Si "Labu Kuning" yang Banyak Kandungan Gizinya...



 Hai bunda... suka masak labu kuning buat buah hati kita? Ternyata kandungan gizinya banyak lho. Nah berikut ini kandungan gizi dari labu kuning, semoga bermanfaat ya??
Dengan berat 3-5 kg, labu kuning bisa berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang, tergantung varietasnya. Buah muda berwarna hijau, sedangkan yang lebih tua berwarna kuning pucat. Warna kuning atau oranye daging buahnya pertanda kandungan karotenoidnya sangat tinggi. Karotenoid dalam buah labu sebagian besar berbentuk beta karoten. Apa saja zat gizi dalam labu:

Vitamin A dan beta karoten. Beta karoten adalah pigmen warna kuning-oranye yang jika dicerna di dalam tubuh kita, akan berubah menjadi vitamin A. fungsi vitamin A dan beta karoten antara lain berguna bagai kesehatan mata dan kulit, kekebalan tubuh serta reproduksi. Selain itu, zat gizi ini mempunyai manfaat sebagai antiokasidan sehingga dapat mengutangi risiko terjadinya kanker dan penyakit jantung.

Vitamin C. Salah satu jenis vitamin yang larut dalam air ini, sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh. Vitamin C juga berperan pada fungsi kekebalan tubuh dan sebagai antioksidan.

Zat besi. Zat gizi ini terutam diperlukan dalam pembentukan darah, khususnya hemoglobin (Hb). Makanan yang mengandung zat besi perlu, karena belak zat besi dari ibu saat bayi dilahirkan akan berangsur-angsur habis.

Kalium. Fungsi utama kalium adalah menunjang kelancaran metabolisme tubuh. Hal ini penting dalam menjaga keseimbangan air dfan elektrolit (asam-basa) di dalam sel tubuh.

Kelebihan lain dari labu kuning adalah kandungan seratnya yang tinggi, bermanfaat mengurangi resiko sembelit. Di samping itu, kandungan lemak labu kuning juga rendah sehingga Anda taka perlu takut balita mengalami kegemukan asal dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Agar Buang Air Besar Pada Bayi Menjadi Lancar dan Teratur


 Hai bunda... berikut ini tips agar buang air besar pada bayi anda menjadi lancar dan teratur, semoga bermanfaat...
Buang air besar pada bayi pada dasarnya memang kerap kali berubah-ubah. Untuk bayi yang baru saja lahir, normalnya ia akan buang air besar hingga sebanyak 4 kali setiap harinya. Kondisi seperti ini, umumnya akan berlangsung sampai bayi berusia 7 hari. Sementara untuk anak berusia 2 tahun, termasuk normal jika ia buang air besar (BAB) tiap harinya bisa berlangsung 1 hingga 2 kali. Dan untuk anak usia 4 tahun pola BAB nya sama dengan orang dewasa yakni 1 kali setiap hari.
Jika buang air besar bayi teratur, hal ini adalah tanda bahwa anak anda memiliki sistem tubuh yang sehat. Membuang zat sisa atau kotoran merupakan salah satu kegiatan tubuh paling penting dan sekaligus sebagai pertanda jika sistem pencernaan bayi berfungsi dengan baik.
Namun, jika anda mengamati dengan baik, terkadang seorang bayi tidak melakukan buang air besar dalam satu hari. Apabila hal ini terjadi pada bayi anda, jangan langsung panik, sebab usus besar bayi anda mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri. Terkadang, buang air besar bayi tidak teratur karena disebabkan pertumbuhan mereka mengalami percepatan. Hal ini akan terjadi ketika bayi menginjak usia 2 hingga 4 bulan.

Berikut tips dan trik tertentu untuk membuat BAB bayi menjadi lancar dan teratur

1. Menggerak-gerakan Kaki Bayi Secara Perlahan
Untuk memperlancar buang air besarnya, anda bisa membuat bayi berbaring ditempat tidur dengan nyaman, kemudian pegang kedua pergelangan kakinya secara perlahan. Setelah itu, gerak-gerakan secara perlahan kedua pergelangan kaki bayi seolah sedang mengayuh sepeda, hal ini dilakukan untuk merangsang usus besar bayi sehingga membantu melepaskan gas dan kotoran yang mungkin tersendat dan terjebak dengan cepat.
2. ASI
Salah satu manfaat pemberian ASI pada bayi adalah untuk memperlancar buang air besarnya. ASI mengandung kolostrum yang dapat membantu bayi buang air besar menjadi lebih teratur. Hal yang sama tidak akan terjadi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, untuk itu sedapat mungkin, berikan ASI pada bayi untuk membantu percernaannya berfungsi secara baik.
3. Berikan Pijatan Pada Perut Bayi
Ketika mendapati bayi anda tidak buang air besar seharian, maka berikan pijatan pada perut bayi secara perlahan dengan menggunakan minyak kelapa yang telah dihangatkan. Hal ini akan membantu meringankan perut bayi, sehingga mereka dapat membuang kotoran dengan lebih mudah.
4. Berikan Ramuan Madu yang Dicampur Air Hangat
Selain ASI, anda juga dapat memberikan satu sendok madu alami yang dicampurkan pada satu gelas kecil air hangat kemudian masukan ke dalam botol susu. Selain menggunakan botol susu anda juga bisa memberikannya menggunakan sendok secara langsung. Ramuan madu dan air hangat ini telah menjadi ramuan kuno yang sudah dipakai oleh orang tua sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu dan terbukti ampuh melancarkan buang air besar pada bayi.
5. Rendam Menggunakan Air Hangat
Mandi menggunakan air hangat terbukti dapat menenangkan tubuh, begitupun dengan tubuh bayi. Rendam tubuh bayi dalam air hangat untuk meringankan perut bayi agar dapat membuang kotoran dengan lebih mudah.
Itulah 5 cara yang bisa anda lakukan untuk membuat buang air besar bayi menjadi lancar dan teratur. Para ibu mungkin sudah mengetahui, jika 3 hari setelah bayi lahir, kotoran yang dikeluarkan oleh bayi akan berubah warna dan memiliki tekstur yang berbeda. Warna kotoran yang semula berwarna coklat kehijauan akan berubah menjadi kekuningan. Begitupun dengan teksturnya akan menjadi lebih padat dan kasar. Hanya saja kotoran yang terlalu padat akan menyulitkan bayi untuk dikeluarkan. Untuk itulah, mensiasatinya dengan melakukan tips dan trik diatas akan mampu mengatasi masalah tersebut.

Sumber : Bidanku.com

Ibu Hamil Makan Buah Nangka? Bolehkah???


Hai bunda... sebenarnya boleh tidak makan buah nangka bagi bunda hamil? berikut penjelasannya, moga bermanfaat...

Periode kehamilan menjadi periode emas untuk calon ibu yang mendambakan memiliki keturunan yang sehat. Untuk itulah, tidak heran jika banyak ibu hamil yang begitu menjaga kehamilannya dengan mengkonumsi makanan sehat, menjaga pola hidupnya dan menghindari apa yang dipantangnya.
Banyak kekhawatiran yang menjadi mimpi buruk untuk para ibu hamil, itulah mengapa banyak ibu hamil yang begitu hati-hati dalam memilah dan memilih makanan yang mereka konsumsi. Hanya saja kekhawatiran yang berlebihan pada ibu hamil kerap kali membuat mereka menjadi begitu paranoid, termasuk ketika mengkonsumsi nangka.
Sebab sebagian besar ada yang mengklaim bahwa dengan mengkonsumsi buah nangka perut kita seringkali merasakan tidak enak, apalagi jika dikonsumsi oleh ibu hamil, hal ini akan mungkin membuat ibu hamil mengalami keguguran. Namun ada juga sebagian lain yang menyatakan buah nangka boleh dan aman-aman saja dikonsumsi sewaktu hamil. Lantas apa yang akan terjadi pada ibu hamil, bolehkah ibu hamil mengkonsumsi buah nangka? Kita simak penjelasannya dibawah ini.

Kandungan Gizi (Nutrisi) Pada Buah Nangka

Sebelum kita bahas apakah ibu hamil aman atau tidak mengkonsumsi buah nangka, terlebih dahulu kita akan simak apa saja kandungan gizi yang ada dalam buah nangka. Buah nangka atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Artocarpus heterophyllus adalah tumbuhan buah yang datang dari daratan Asia Tenggara. Buah yang tumbuh di tanah tropis ini dapat dijumpai dalam berbagai jenis hidangan seperti es buah, es nangka, sayur nangka dan sebagainya. Nah, tahukah anda bahwa buah nangka memiliki kandungan nutrisi seperti :
  1. Buah nangka memiliki kandungan vitamin A, C, niasin, tiamin, asam folat dan riboflavin
  2. Buah nangka rendah akan sodium, lemak jenuh dan kolesterol
  3. Buah nangka mengandung gula sederhana seperti sukrosa dan fruktosa
  4. Buah nangka mengandung mineral penting seperti kalium, magnesium, kalsium, zat besi, seng, magan, fosfor, dan selenium
  5. Buah nangka digoongkan sebagai buah yang kaya akna serar dan memenuhi hampir 11% dari kebutuhan serat harian.

Manfaat Buah Nangka

Nah, melihat begitu banyak kandungan gizi yang ada pada buah nangka, tentunya buah ini memiliki manfaat yang banyak pula untuk kesehatan tubuh. Seperti apa manfaatnya?
  1. Mengingat buah nangka adalah buah yang kaya akan kandungan serat, maka jika dikonsumsi buah ini akan dapat membantu mengatasi masalah sembelit dan memperlanjar buang air besar
  2. Kandungan anti-kanker dalam buah nangka akan mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker
  3. Kandungan mineral yang banyak dan begitu tinggi seperti magnesium akan membantu penyerapan kalsium dalam tubuh sehingga bermanfaat untuk kesehatan tulang.

Buah Nangka Untuk Ibu Hamil

Setelah mengetahui kandungan serta manfaat buah nangka yang baik untuk kesehatan, sekarang mari kita lihat apakah buah ini aman atau tidak jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Banyak orang yang beranggapan bahwa buah nangka akan membuat seseorang mengalami keguguran. Namun sebenarnya anggapan tersebut hanyalah mitos belaka dan sampai saat ini belum ditemukan bukti ilmiah yang mendukung teori tersebut. Faktanya buah nangka begitu kaya nutrisi dan manfaat yang dibutuhkan ibu hamil dan janin didalamnya.
Kandungan vitamin A yang ada pad abuah nangka amat penting untuk perkembangan janin terutama membantu pembentukan otgan penglihatan (mata). Selain itu, buah nangka juga kaya akan kandungan B3 yang dapat membantu mengatur hormon, meningkatkan imuntias dan mengontorl tingkat stres pada ibu hamil.

Sumber : Bidanku.com

Beberapa Makanan Yang Dapat Memicu Kecerdasan



 Hai bunda... berikut ini beberapa makanan yang dapat memicu kecerdasan balita, semoga bermanfaat..
Beberapa jenis bahan makanan ini dipercaya bisa menjadi pemicu kecerdasan. Masukkan dalam daftar menu makanan balita Anda. Apa saja?
  1. Ikan salmon mengandung asam lemak omega-3 dan asam eikosapentanoat (EPA) untuk perkembangan otak serta fungsi otak.
  2. Telur kaya kandungan protein. Kuning telur mengandung kolin yang merupakan salah satu senyawa untuk perkembangan otak.
  3. Selai kacang kaya kandungan vitamin E untuk pembentukan antioksidan dan pelindung membran sel saraf. Kacang tanah juga mengandung tiamin yang membantu sel otak dan sel saraf mengubah glukosa menjadi energi
  4. Gandum tidak disosoh (whole grain) sumber glukosa untuk diubah menjadi energi bagi sel-sel tubuh dan sel-sel otak. Kandungan vitamin B di dalam gandum membantu perkembangan sistem saraf anak.
  5. Oat baik untuk menu sarapan si kecil. Kandungan energinya yang tinggi, membantu aktivitas sel-sel tubuh dan sel-sel otak.
  6. Buah-buahan jenis beri (berries), seperti strawberry, blueberry, dan redberry kaya kandungan antioksidan. Selain itu, mengandung vitamin C, dan bijinya mengandung asam lemak omega-3.
  7. Kacang-kacangan, misalnya kacang merah, mengandung protein dan karbohidrat kompleks yang diolah menjadi energi bagi aktivitas sel-sel otak serta tubuh anak. Kacang-kacangan juga tinggi kandungan serat, vitamin, dan mineral.
  8. Sayuran berwarna-warni sangat tinggi kandungan antioksidan, aneka jenis vitamin, dan mineral yang berfungsi menjaga sistem imun agar sel-sel otak kuat dan dapat berkembang serta berfungsi optimal.
  9. Susu dan yoghurt kaya kandungan protein dan vitamin B yang penting untuk perkembangan jaringan otak, kerja enzim dan neurotransmiter (senyawa penghantar rangsang antarsel saraf).
  10. Daging tanpa lemak mengandung zat besi yang membantu kemampuan anak berkonsentrasi. Daging juga mengandung zat seng untuk meningkatkan daya ingat anak.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Cara-cara Dalam Menjaga Kesehatan Balita Agar Tidak Muda Sakit Dimusim Hujan



Hai bunda... musim hujan telah tiba dan biasanya musim hujan memicu beberapa penyakit pada balita. Nah berikut ini tips yang perlu bunda terapkan agar si kecil tidak mudah sakit, semoga bermanfaat... 
Musim hujan sering kali memicu beberapa penyakit pada balita. Kondisi balita yang rentan terkena penyakit salah satunya disebabkan karena suhu dingin dan infeksi mikroorganisme yang dapat melemahkan imunitas balita. Penyakit yang umum dialami balita di musim hujan salah satunya adalah demam dan flu. Mekipun umum dialami oleh balita akan tetapi jangan disepelekan dikarenakan demam dapat menjadi tanda adanya infeksi yang serius apabila tidak mendapat penanganan yang tepat. Pentingnya dalam menjaga kesehatan balita di musim hujan agar tidak mudah sakit dapat anda lakukan dengan berbagai cara di bawah ini :
1.  Terapkan Makan Teratur
Salah satu cara yang mudah akan tetapi seringkali mengalami kesulitan dalam menerapkannya pada balita adalah makan teratur. Dengan membentuk pola makan yang teratur maka dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi meningkat, anda dapat mengajarkan tiga kali makan dalam sehari dengan porsi yang cukup, sehingga makanan yang akan dikonsumsi memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam tubuh. Tingkatkan konsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C, beberapa buah dan sayur seperti jeruk, melon, pepaya sangat disarankan untuk dikonsumsi pada saat musim hujan.
2.  Biasakan Untuk Istirahat Pada Siang Hari
Balita seringkali bergembira ketika hujan mulai turun, bahkan tak heran jika keinginan terbesarnya adalah bergembira, berjingkrak di bawah hujan sehingga penting sekiranya untuk anda membatasi waktu bermain anak-anak, terutama menyisakan waktu ketika siang hari untuk istirahat. Biasakan untuk tidur di siang hari. Manfaat yang di dapatkan ketika tidur siang adalah mampu mencegah balita terlalu lelah dan menunjang pertumbuhannya. Hal paling utama adalah sistem kekebalan tubuh anak menjadi meningkat, sehingga pastikan anak anda memiliki pola tidur yang baik ketika musim hujan.
3.  Lakukan Olahraga yang Menyenangkan
Dalam menjaga kesehatan anak anda sebaiknya melakukan kegiatan aktif yang menyenangkan. Olahraga yang menyenangkan dapat dilakukan di dalam ruangan, mengingat musim hujan tidak memungkinkan anak anda bermain di luar ruangan terlalu lama. Anda dapat melakukan lompat tali, senam dengan gerakan yang menyenangkan atau sekedar menari-nari.
4.  Sering Mencuci Tangan
Hal terpenting dalam menjaga kesehatan di musim hujan adalah dengan menjaga kebersihan tubuh. Perhatikan kebersihan kuku kaki dan tangan yang dapat meningkatkan resiko anak mengalami diare, anak anda untuk membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menyentuh makanan, setelah buang air kecil atau buang air besar dan juga setelah memegang hewan peliharaan. Ajarkan cara yang tepat dengan menggosok ke seluruh permukaan di mulai tangan, kuku kuku dan jari tangan kurang lebih 30 detik.
5.  Minum susu pagi dan malam hari
Anda dapat membiasakan untuk minum susu, dua gelas setiap hari yaitu pada pagi dan malam hari. Kandungan susu yang kaya akan nutrisi terutama protein akan membantu dalam menjaga kesehatan di musim hujan selain itu nutrisi susu juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga menurunkan resiko flu dan demam yang seringkali menyerang di musim hujan.

Sumber : Bidanku.com

12.1.15

Beberapa Bahaya Jika Balita Terlalu Lama Bermain Game Komputer


Hai Bunda... berikut ini bahaya jika anak anda terlalu lama bermain komputer, moga bermanfaat...
 Apakah Anda termasuk orangtua yang memantau durasi anak bermain komputer sehari-hari? Jika hal ini belum Anda lakukan, ada baiknya mulai sekarang Anda lebih perhatikan. Terlalu lama di depan komputera, ini bahayanya!
  1. Mata rabun jauh. Saat mengoperasikan komputer, mata anak terbiasa melihat dekat. Selain itu, radiasi sinar x, ultraviolet, gelombang mikro dan radiasi elektromagnetik frekuensi rendah yang dipaparkan komputer secara terus menerus pada mata, dapat berakibat mata merah dan bergetar.
  2. Postur tubuh melengkung atau bungkuk, dan badan tidak lentur. Karena posisi duduk, layar monitor, kursi dan meja untuk bermain komputer yang tidak baik.
  3. Nafsu makan berkurang, kurang gizi dan gangguan pencernaan. Permainan atau games di komputer membuat anak penasaran dan ingin terus  mencoba dan mencoba lagi untuk mencapai  skor tertinggi, sehingga anak sering menunda atau lupa makan.
  4. Kecanduan game akan menyebabkan anak kelelahan sehingga menggangu konsentrasinya belajar. Aktifitas yang lain seperti menggambar, bermain, olahraga, bahkan bersosialisasi juga akan semakin berkurang.
  5. Tulisan tangan jelek. Kegiatan menulis adalah keterampilan yang rumit, membutuhkan kematangan dan integrasi kognitif, persepsi dan keterampilan gerak. Menggunakan sebagian besar waktu untuk bermain komputer akan mengurangi waktu anak untuk mematangkan keterampilan ini. Hasilnya adalah tulisan yang jelek.
  6. Gangguan keterampilan komunikasi, kurang gaul dan canggung. Butuh sepuluh tahun pertama dalam hidup anak  untuk membangun keterampilan sosial. Termasuk diantaranya komunikasi secara verbal. Keberhasilan seseorang dalam pergaulan ditentukan oleh keterampilannya mengomunikasikan ide, pikiran, dan minatnya terhadap segala sesuatu dan menjalin relasi yang sehat dengan orang lain. Anak-anak yang menggunakan sebagian besar waktunya untuk berhadapan dengan komputer, melewatkan masa penting ini.
  7. Radiasi ke tubuh, gangguan otot dan darah. Sebuah komponen dalam komputer yang disebut cathode-ray tube (CRT) pada layar monitor menghasilkan radiasi tinggi hingga jarak 30 cm. Tingkat radiasi sebesar 3 miligaus (mG) memancar dalam jarak 30 cm dari arah depan, dan 4 mG dari arah samping, dalam jarak yang sama. Paparan yang terlalu lama mengakibatkan pengguna komputer jadi lebih mudah sakit.
  8. Obesitas. Menggunakan sebagian besar waktu di depan komputer untuk bermain dan belajar, sama dengan  menghambat aktifitas fisik yang penting untuk mengubah kalori menjadi energi.
  9. Keterampilan motorik halus terhambat. Sekitar 69 % anak bisa menggunakan mouse komputer tapi hanya 11 % yang bisa mengikat tali sepatunya. Demikian temuan sebuah riset. Artinya sebagian besar anak melewatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan motorik yang penting untuk menolong diri mereka sendiri. Peluang untuk mengembangkan kemandirian tidak dimanfaatkan, akibatnya ketergantungan anak pada orang dewasa akan menjadi lebih lama.
  10. Carpal tunnel syndrome (CTS). Gangguan pada carpal tunnel – saluran antara telapak tangan dengan pergelangan tangan- yang kerap dialami orang yang sering menggunakan  komputer atau bermain video games selama berjam-jam.   
Daya tahan mata balita untuk menghadapi layar monitor sekitar 1 jam. Batas konsentrasi anak bermain dengan komputer game hanya 15 menit. Batasi maksimal 20 menit saja untuk bermain komputer game untuk menghindari bahayanya.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Hobi Corat coret Pada Balita Bagus Buat Perkembangan Intregratifnya




Hai bunda... balita anda suka corat coret? Ternyata itu bagus buat perkembangan kognitif, emosi maupaun motoriknya. Karena pentingnya aktifitas mencoret , dukung anak anda melakukan aktifitas itu. Nah berikut cara untuk mendukung aktifitas balita anda, moga bermanfaat...

Coretan adalah ekspresi pertama kreativitas seorang anak. Para ahli perkembangan berpendapat bahwa kreativitas adalah jembatan utama proses belajar. Kreativitas yang terasah baik sejak kecil, akan memberi anak kemampuan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, baik dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari kelak. Jauh sebelum balita menjadi orang penting karena penemuannya, kita perlu lebih dulu menghargai kreativitas pertamanya, yang berupa coretan, di usia 1 tahun.

Dukung Insting Dasarnya! Dalam buku Young at Art: Teaching Toddles Self-Expression, Problem-Solving Skills and an Appreciation of Art,  yang ditulis Susan Striker, dijelaskan bahwa coretan pertama anak mencerminkan perkembangan kemampuannya. Seperti berjalan, mencoret dikategorikan sebagai insting dasar yang dibawa anak sejak lahir, dan merupakan milestone perkembangan yang wajib ditunggu. Selaras dengan penjelasan tersebut, Alice Sterling Honig, PhD, profesor bidang perkembangan anak dari Syracuse University, New York, dalam jurnal perkembangan anak, Wiley, edisi Maret 2010,  mengatakan bahwa coretan anak menandakan kemajuan integratif yang dialaminya, baik di bidang kognitif, emosi, maupun motorik.
  • Siapkan media untuk coret-coret dan biarkan anak mencoba berbagai jenis media coretan, misalnya, berbagai jenis kertas, karton, tembok, atau papan. Pastikan kebutuhannya cukup terpenuhi. Sediakan kapling khusus di tembok untuk dicoret-coret, dan beli papan tulis yang tulisannya bisa dihapus agar anak bisa puas mencoret.
  • Kenalkan pada berbagai alat tulis. Sediakan alat tulis yang mudah digenggam, misaknya, marker bergagang besar atau krayon  panjang. Warna alat tulis sebaiknya cerah, untuk mengasah indera penglihatan.
  • Ajarkan metode mencoret tanpa alat, misalnya finger painting. Mencoret-coret dengan jari, memberi sensasi berbeda karena anak langsung bersentuhan dengan materi dan media menggambar.
  • Sediakan waktu untuk mencoret bersama anak. Akan semakin menyenangkan jika anak mencoret-coret ditemani orang tuanya. Pendampingan Anda membuatnya merasa aman dan nyaman, sehingga semakin terdorong bereksplorasi.
  • Tidak kelewat panik bila anak mencoret-coret tidak pada tempatnya, misalnya pada dinding, seprai tempat tidur, taplak atau pintu kulkas. Hm, mungkin itu karena balita tidak tahan melihat bidang bersih dan ingin menggoreskan "karyanya" di sana! Segera  bersihkan coretannya dan ingatkan anak sekali lagi untuk tidak mencoret-coret di sembarangan tempat. Dalam periode belajar corat-coret, ada baiknya Anda gunakan cat tembok jenis mudah dibersihkan.
  • Tidak berharap anak memiliki bakat melukis, karena terlalu dini menentukan bakat anak pada usia ini. Jadi, jangan tetapkan target apa pun Pastikan saja bahwa semakin sering anak mencoret, semakin luwes ia untuk menulis kelak.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

3.1.15

Dampak Buruk Jika Bayi Kurang ASI


 Hai bunda... berikut ini dampak jika bayi kekurangan ASI, yuk disimak... moga bermanfaat...
 Kebanyakan ibu yang baru melahirkan khawatir air susu ibu (ASI) mereka tidak mencukupi. Sejumlah dokter di Bradford dan Sheffield, Inggris, mengumpulkan informasi mengenai semua kasus neonatal hypernatraemia parah atau kasus bayi yang kehilangan berat badan dan dehidrasi akibat kurang ASI.

Sam Oddie, seorang dokter di Bradford mengatakan kasus neonatal hypernatraemia biasanya muncul ketika bayi berusia 10 hari. Tanda-tanda awal di antaranya kelesuan dan rewel.

Tetapi beberapa bayi mengalami kondisi memburuk sangat cepat sehingga membutuhkan penanganan rumah sakit. Dalam kasus-kasus yang parah, hal tersebut bisa menyebabkan kejang, kerusakan otak bahkan kematian.

"Cara-cara seperti inisiasi menyusui dini, asisten yang terlatih dan mendukung wanita menyusui, akan membantu dalam kasus ketika menyusui menjadi sulit. Cara tersebut akan mendukung secara umum sekaligus menemukan kasus yang serius," ungkap Dr. Oddie.

Lagipula, lanjut dia, jumlah bayi yang tidak bisa menyusui sangatlah kecil, hanya sekitar satu persen dari ibu melahirkan yang tidak memiliki cukup ASI untuk bayi mereka. Oddie dan rekan-rekannya hanya menemukan tujuh kasus neonatal hypernatraemia untuk setiap 100 ribu kelahiran bayi.

"Jadi solusi kekurangan asi bukanlah susu formula, tetapi dukungan menyusui yang lebih baik dari pihak luar," kata Oddie. Hanya dalam kasus tertentu, seperti bayi yang mengalami bibir sumbing, kata dia, kemungkinan menyusui menjadi masalah.
(Sumber : tempo.co.id)

Awas Hati-hati Jika Balita Mulai Kecanduan Video Game!!



 Hai bunda... apakah anda termasuk anak balita yang suka bemain video game? Nah berikut ini dampak jika balita kecanduan permainan elektronik itu, maka jangan biarkan anak balita anda kecanduan ya bunda? Yuk simak penjelasannya, moga bermanfaat...

Mengatur kapan dan bagaimana bermain video games, dapat melindungi anak dari kecanduan yang berbahaya.

Sekitar 82% anak usia 2-17 tahun di AS adalah pemain-pemain loyal video games. Dari prosentase itu, jumlah pemain dari kalangan usia balita atau anak umur 2-5 tahun mencapai 9,7 juta. Fantastis! Meski data yang dilansir perusahaan riset The PD Group tahun 2009 itu adalah hasil temuan di AS, bukan berarti orangtua di Indonesia tidak perlu memasang "antena". Di Indonesia, video games dalam bentuk nintendo, playstation, gameboy, ds,  dan lain-lain, juga sudah menjadi benda yang akrab dalam keseharian anak. Banyak orangtua membelikan anaknya permainan elektronik itu lantaran memang trend di kalangan anak.

Bikin Penasaran dan Asyik. Tidak seperti acara televisi  yang sifatnya pasif, games  di komputer atau video games bersifat interaktif. Ketika anak memainkan satu jenis permainan yang bermuatan kompetisi, maka ia perlu mengulang permainannya berkali-kali agar bisa mengalahkan lawan, melewati level demi level, dan akhirnya menyelesaikan permainan. Proses mengulang dan mencoba yang terus menerus, yang dilatarbelakangi oleh rasa penasaran, keasyikan bermain dan larut dalam permainan, itulah yang menyebabkan anak kecanduan game.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga seperti American Psychological Association, American Medical Association dan the American Academy of Pediatrics menyebutkan, kecanduan games bisa menimbulkan:   
  • Masalah perilaku: anak jadi kurang bersosialisasi karena ia  lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dengan mesin, bukan manusia. Selain itu, kegagalan menyelesaikan permaian bisa memicu rasa frustasi dalam diri anak.  Jika games yang dimainkan sarat dengan kekerasan, dampaknya adalah memicu agresifitas dan mengikis rasa iba serta kasih sayang anak terhadap manusia, yang efek sederhananya terlihat dari keengganan anak menolong orang lain.
  • Masalah kesehatan:  kurang gerak, menatap layar video games konstan dan lama akan mencetus serangan sakit kepala, nyeri tubuh seperti pada leher, kurang tidur, gangguan penglihatan, dan yang terburuk dari kecanduan games akut adalah menyebabkan kematian.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Tips Mengatasi Bayi Kembung




 Hai bunda.. bayi anda suka kembung? Yuk simak cara mengatasi bayi kembung, moga bermanfaat...
Bayi sering menangis tanpa sebab? Jika bukan karena kolik, mungkin dia kembung. Bayi 4 bulan ke bawah rentan terserang kembung karena organ pencernaanya belum matang, akibatnya gas mudah berkumpul di lambung atau usus, jadilah kembung. Jangan panik, kenali penyebab dan gejalanya serta cari tahu mengatasinya.
Penyebab kembung:
  • Posisi menyusui kurang tepat sehingga udara ikut terhisap.
  • Bayi tidak segera disusui saat lapar sehingga udara masuk perut.
  • Bayi terutama yang tidak tahan laktosa diberi susu formula, sehingga kandungan laktosanya menyebabkan gas terkumpul dalam usus.
  • Bayi usia 6 bulan mendapat makanan tambahan berisiko penumpukan gas di pencernaan semakin besar. Ini karena masa peralihan dari susu ke makanan padat rentan mengakibatkan ganguan pencernaan dan pengaliran makanan.
Gejala Kembung:
  • Menangis terus menerus
  • Menarik-narik kakinya ke arah perut
  • Sering buang angin
  • Perutnya keras setelah makan
Tindakan mengatasi:
  • Letakkan kain hangat di atas perut bayi.
  • Lakukan pemijatan dengan cara mengusap perut bayi ke arah usus besar, lalu turun lagi. Lakukan saat ia sedang santai atau tidak menangis.
  • Tengkurapkan bayi sehingga gas di perut mencari tempat lebih tingi lalu kemudian keluar sebagai buang angin.
  • Sendawakan.
  • Tindakan dokter diperlukan jika cara-cara di atas belum berhasil. Mungkin perlu pemeriksaan pencitraan (radiology) untuk mencari penyebab kembung.
(Sumber : ayahbunda.co.id)

Awas Hati-hati!! Antibiotik Bukan Obat Penyembuh Segala Penyakit...

 
 
 Hai bunda... suka memberikan antibiotik ketika balita anda sakit? Memberikan antibiotik sembarangan ternyata berbahaya karena dapat membuat kuman jadi resisten atau kebal terhadap antibiotik. Yuk bunda simak penjelasannya...

Antibiotik bukan obat penyembuh segala penyakit. Tepatlah mengunakan obat yang mengandung antibiotik. Terlalu sering meminumnya justru membuat bakteri kebal terhadap antibiotik.
   
Melawan bakteri. Antibiotik hanya menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh sendiri oleh kekebalan tubuh.  Itu sebabnya, sebaiknya tidak sembarangan memberi anak antibiotik. Karena pemberian antibiotik yang terus menerus justru membuat kuman jadi resisten atau kebal terhadap ntibiotik. Bakteri yang sudah kebal ini disebut Superbugs. Kalau sudah kebal, semua antibiotik jadi tidak mempan lagi.

Apa jadinya jika balita benar-benar sakit dan memerlukan antibiotik sedangkan antibiotik  sudah tak mempan membunuh si kuman? Balita akan mudah jatuh sakit, sakitnya lebih berat, risiko kematian meningkat, lama rawat inap memanjang, dan biaya pun membengkak. Mari jadi orangtua yang bijak dengan mengenal lebih jauh beberapa penyakit anak, sehingga tidak akan sembarang memberinya antibiotik.

Pilek, umumnya disebabkan oleh infeksi virus, sehingga bisa sembuh tanpa obat, atau tergantung kekebalan tubuh anak yang bersangkutan. Anda bisa membantunya dengan memberi anak  makanan yang lengkap dengan gizi seimbang, dan minta agar dia  banyak istirahat.

Demam, justru merupakan bagian tubuh untuk melawan infeksinya. Ketika anak demam, hal utama yang perlu kita lakukan adalah:
  • Mengamati kondisi dan perilaku si anak. Perilaku anak merupakan ukuran yang sangat baik untuk menentukan ada tidaknya kegawatdaruratan.
  • Memberi cairan lebih sering dari biasanya (meski sedikit-sedikit), agar anak tidak dehidrasi (kekurangan cairan).  
  • Menawarkan makanan, misalnya makanan ringan yang segar dan disukai anak. Jangan cemas ketika anak tak berselera makan; toh yang paling dia butuhkan saat demam adalah cairan (ASI dan lain-lain).
  • Mengetahui kapan harus ke dokter, yakni bayi kurang dari 3 bulan, demam tanpa batuk pilek sudah berlangsung lebih dari 72 jam (3 hari), kejang, sesak napas, kesadaran menurun, atau dehidrasi berat.
Batuk bukan penyakit! Kita sering beranggapan bahwa batuk adalah suatu penyakit, sehingga kita terpaku dan terobsesi meminta obat batuk untuk meredakannya. Padahal, batuk adalah suatu refleks untuk menjaga agar saluran napas kita tetap bersih dari dahak, debu, dan untuk mengusir benda asing (makanan/minuman) jika kita tersedak.
Apa yang harus dilakukan ketika anak batuk?
  • Pikirkan penyebabnya! Kebanyakan batuk pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi virus di saluran napas yang akan sembuh sendiri. Batuk yang berkepanjangan tanpa demam dan anaknya baik-baik saja, umumnya disebabkan oleh alergi.
  • Jaga asupan cairan balita.
  • Hindarkan balita dari zat-zat pemicu batuk, seperti asap rokok.
  • Sebaiknya balita jangan diberikan obat penekan batuk maupun pengencer dahak. Biarkan balita batuk.
Radang tenggorokan, banyak orang tua yang menyangka, ketika anaknya menderita radang tenggorokan, maka ia butuh antibiotik. Yang benar, radang tenggorokan pada anak batita umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Semua orang ketika flu atau selesma,  tenggorokannya pasti meradang; merah dan nyeri. Kondisi ini sebaiknya diatasi dengan mengamati anak, memberinya cairan lebih sering dari biasanya (biasanya minuman yang hangat akan sangat membantu meredakan peradangan), dan jika perlu, berikan obat pereda demam, yaitu parasetamol.

Diare. Diare dengan atau tanpa muntah merupakan suatu refleks untuk membuang segala hal yang tidak ”berkenan” bagi saluran cerna kita, misalnya kuman, virus, racun, atau yang menimbulkan alergi. Jadi, diare dan muntah merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap semua yang tak berkenan bagi lambung dan usus. Kebanyakan diare pada anak disebabkan oleh  infeksi virus. Semakin sering anak diare, semakin sering kita beri asupan cairan (ASI, oralit, cairan lain termasuk sup atau air buah). Jangan berikan obat untuk menghentikan diare dan muntah, karena akan memperlambat proses “pengusiran”. Anak juga jangan dipuasakan, tawari makan. Ingat, diare tak butuh antibiotik! Kalau tinjanya berdarah, periksakan di laboratorium untuk menyingkirkan kemungkinan amuba.
(Sumber : ayahbunda.co.id)