16.12.14

Tips menyiapkan ASI sebelum kembali kerja




Perjuangan Suci Detjilya, 27 tahun, memberikan ASI secara eksklusif untuk anak pertamanya begitu luar biasa. Apalagi, pada awal menyusui, Suci harus berjibaku dengan pekerjaan. "Saya stres pas masuk kerja habis cuti melahirkan," ujarnya, pekan lalu. Sempat terlintas memberi susu formula untuk si kecil, ia akhirnya memilih membeli alat pemerah ASI manual.

Pertama kali diperah, ASI yang mengalir hanya 70 mililiter sekali pompa. Namun perlahan jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari, mulai 100 hingga 200 mililiter sekali perah. Jika ASI hanya menetes sedikit, ia bantu dengan pijatan tangan untuk mengosongkan payudaranya. "Pakai breast pump enggak semuanya keluar," ujar Suci.

Jumlah ASI yang keluar tak menentu itu, menurut dokter spesialis anak Melanie Yudiana Iskandar, sangat berhubungan dengan kondisi pikiran si ibu pada saat itu. "Cobalah selalu berpikiran positif dan jangan terlalu banyak berpikir berapa jumlah ASI yang keluar," tutur Melanie. Yang terpenting, kata dia, adalah niat dan usaha.

Apa yang dilakukan Suci dengan mulai memompa ASI sebelum kembali bekerja adalah langkah tepat. Persiapan untuk berpisah dengan bayi juga harus dimulai dengan memberi jarak waktu menyusui. "Satu bulan sebelum masuk, semuanya harus dibiasakan," kata dokter yang praktek di Rumah Sakit Bunda, Jakarta, ini.

Melanie memberi contoh, dari yang biasa menyusui tiap dua jam sekali, perlahan waktunya harus diubah, bisa menjadi tiga atau empat jam sekali. Tujuannya, agar bayi tak terlalu bergantung pada ASI dengan interval waktu yang sempit.
Ibu juga diharapkan mengubah waktu pertemuan dengan bayi. Jika saat masih cuti bisa bertemu setiap saat, ibu harus mulai perlahan menjaga jarak menjelang kembali bekerja, bisa pada pagi atau siang hari. Tujuannya, supaya bayi mulai terbiasa dengan apa yang akan dihadapinya ketika ibunya bekerja.

Ada kalanya bayi menolak meminum ASI perahan ketika ibu mulai bekerja. "Kalau terjadi begini, harus mengulang proses awal menyusui," katanya menyarankan. Ibu membiarkan si bayi berada di dadanya hingga merasakan sentuhan kulit ke kulit. "Habiskan saja waktu berdua dengan bayi," ujar Melanie.
(Sumber : tempo.com)

0 komentar:

Post a Comment