6.1.13

Gangguan makan Yang Sering dialami Bayi Yang Lahir Prematur

 Buat Para Ibu yang mempunyai buah hati yang lahir prematur,moga info menarik dari detikhealth berikut bermanfaat yaa :)

Seorang bayi yang lahir sebelum minggu ke 37 kehamilan atau lahir prematur, seringkali mengalami kesulitan makan, karena berbagai alasan. Gangguan makan pada bayi prematur dapat berlangsung selama berbulan-bulan dan sering terkait dengan masalah kesehatan yang lain.

Berikut 5 gangguan makan yang sering dialami oleh bayi yang lahir prematur, seperti dilansir mom.me, Jumat (4/1/2013) antara lain:

1. Lambat dalam mengisap air susu
Bayi yang lahir prematur belum memiliki otot-otot yang kuat untuk menghisap air susu ibu (ASI). Sehingga bayi prematur membutuhkan waktu yang lama untuk minum ASI sampai dirinya merasa kenyang.

Bayi yang lahir prematur juga seringkali kurang mampu mengkoordinasikan otot-ototnya untuk menarik napas ketika sedang menghisap air susu yang dapat membuatnya tersedak atau muntah, kecuali bayi Anda minum susu secara perlahan-lahan.

2. Keengganan membuka mulut
Dokter biasanya memberikan bantuan pernapasan pada bayi prematur dengan memasang selang udara dalam mulut atau hidung bayi. Hal ini dapat membuat bayi merasa tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah makan jangka panjang yang disebut keengganan oral atau keengganan membuka mulut.

Kondisi ini membuat bayi tidak menyukai segala sesuatu yang mendekati wajah atau mulutnya, karena trauma dengan ketidaknyamanan yang pernah dialaminya dulu. Hal ini dapat diatasi dengan cara terapi okupasi dan konsultan laktasi untuk mengajarkan kepada bayi untuk makan dengan cara yang normal.

3. Refluks gastrointestinal
Refluks gastrointestinal terjadi ketika otot sfingter antara kerongkongan dan perut tidak menutup dengan erat, yang merupakan masalah umum pada bayi prematur. Asam dari perut dapat kembali ke kerongkongan dan menyebabkan nyeri yang sering terjadi setelah makan.

Bayi dapat mengasosiasikan makan dengan rasa ketidaknyamanan tersebut dan dapat menolak untuk makan. Refluks juga dapat menyebabkan muntah yang dapat menyebabkan kurangnya gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan.

Bayi prematur yang bermasalah dengan pernapasan juga memiliki risiko yang lebih besar terhadap refluks asam. Kebanyakan bayi dapat mengatasi refluks setelah berusia sekitar 1 tahun. Untuk mengatasi refluks, dokter mungkin menyarankan untuk menempatkan bantal yang rendah di kepala bagian bawahnya untuk menjaga agar kepala bayi sedikit terangkat ketika berbaring.

4. Gangguan pernapasan akibat air susu
Bayi yang tidak dapat mengisap air susu secara efektif atau menelan sambil bernapas, dapat berisiko terhadap gangguan pernapasan seperti pneumonia atau infeksi pernapasan kronis. Selalu perhatikan bayi Anda ketika menyusui, untuk menghindari menekan puting susu ke mulut bayi secara tidak sengaja.

Waspadai jika kulit wajah bayi berubah kehitaman atau biru, tersedak, atau susu keluar dari hidung atau muntah karena hal ini mungkin merupakan tanda-tanda gangguan pernapasan akibat air susu.

5. Masalah pada perut
Sama seperti organ tubuh lainnya yang belum cukup kuat, usus bayi yang lahir prematur juga belum dapat berfungsi secara optimal dan lebih lambat dalam memindahkan makanan. Bayi prematur lebih mungkin mengembangkan sembelit, kembung, mual, dan sakit perut lainnya yang menyebabkan bayi kesulitan untuk makan.

0 komentar:

Post a Comment